Hari ini saya iseng-iseng baca ulang satu buku yang dulu pernah saya beli pada saat masih kuliah yaitu sebuah buku tentang Keakhwatan (Wanita), sebuah serial yang isinya merupakan rangkuman dari materi-materi seputar wanita. Dan salah satu bab yang saya baca adalah terkait dengan sebuah generasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai Rabbani/Ketuhanan. Menjunjung tinggi di sini tentu saja dalam tataran aplikasi, bukan Omdo (Omong Doang) atau NATO (No Action Talk Only).
Saya membayangkan betapa indahnya ya jika sebuah keluarga, warga RT/RW, penduduk kampung, dan sampai pada tataran warga negara dan dunia memiliki prinsip hidup yang kuat. Seperti karang di lautan, tak tergoyahkan oleh hempasan ombak dan badai sekalipun, bahkan karang-karang tersebut justru akan berdiri semakin kokoh. Sebuah generasi yang mengaplikasikan dengan begitu kuat nilai-nilai Ketuhanan dalam perilaku mereka pada kehidupan sehari-hari. Tak mudah tergoyahkan begitu saja oleh dahsyatnya godaan dan rayuan yang datang. Mungkin dunia ini laksana sebuah surga yah, dan surga dunia tentunya, kerana surga akhirat itu kan hanya akan kita temui ketika dunia ini telah berakhir. Dan mudah-mudahan kita semua diizinkan oleh ALLAH untuk berjumpa di Jannah NYA kelak,amiin.
Sebuah Generasi Rabbani tentu saja tidak akan terbentuk dengan sendirinya, dibutuhkan sebuah titik awal dan proses panjang yang kita tak pernah tahu di titik mana proses itu akan membuahkan sebuah hasil yang kita impi-impikan. Tapi layaknya sebuah kehidupan, yang terpenting kan sebenarnya bukan hasil, tetapi proses itu sendiri. Sejauh mana kita bersungguh-sungguh menjalani dan menikmati sebuah proses, maka di situlah akan kita temukan keindahan berjalan di atas dunia *ceileee sok iye banget sih*. Kata buku-buku yang saya baca sih yah begitu itu;)...
Nah dari buku yang pernah saya baca juga, bahwa sebuah Generasi Rabbani diawali dengan penyiapan calon bapak dan ibu yang juga menjunjung tinggi nilai-nilai Rabbani, yaitu manusia-manusia yang memiliki prinsip hidup. Mereka memasuki gerbang keluarga dengan niat dan cara yang benar, agar nanti bisa melahirkan sebuah generasi yang benar pula (ini kata buku yah, bukan kata saya:)).
Yah mungkin akan menjadi sebuah utopi belaka ketika kita berbicara tentang Generasi Rabbani, tetapi di dalam diri dan keluarga kita sendiri masih acak-kadut kondisinya (berantakan maksud saya). Minimal kita memulai dari diri sendiri dulu lah, menengok kembali tindak-tanduk kita dalam keseharian, apakah sudah sesuai dengan tuntunan NYA atau masih jauh panggang dari api?. Dan mari kita bertanya pada satu bagian dari diri kita yang tak akan pernah bisa bohong, HATI NURANI. Karena sejatinya setiap dosa dan keburukan yang kita lakukan akan bisa terdeteksi oleh diri kita, yaitu ketika hati ini merasa gelisah dan tidak nyaman dengan perbuatan tersebut, maka bisa dipastikan itu sudah bersebrangan dengan Tuntunan NYA. Wallahu A’lam.
=========================================================
NB:
Tulisan ini (dan juga tentunya semua tulisan yang telah dan insyaALLAH akan dipublish) bukanlah sebuah cerminan bahwa saya adalah orang yang telah mampu menjalani proses perbaikan diri dengan baik. Sebaliknya ini adalah bagian dari cara saya untuk memotivasi agar terus bersemangat meningkatkan kualitas diri. Karena saya sangat menyadari perilaku saya dalam keseharian masih sangat jauh dari yg digariskan oleh NYA. Memang benar-benar butuh perjuangan dan pengorbanan untuk bisa menjadi pribadi yang baik. Dan diantara perjuangan dan pengorbanan itu adalah mencari ilmu, mengaplikasikannya, bersabar dalam keimanan, serta memegang teguh prinsip hidup. Dan mari kita bersama-sama saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.
Dan maafkan yah sahabat tampaknya postingan ini sangat tidak terstruktur dengan baik, antara judul dan isi tidak terlalu nyambung (judulnya terlalu muluk, sementara uraiannya sangat biasa. Mohon maklum yah, masih terus dalam taraf belajar menulis niiy).
Assalamu'alaikum mbak... gimana kabarnya ^_^?
ReplyDeleteiya, dan saya juga kan terus bersemangat belajar mbak... :)
mohon nisa sering2 diingatkan..
@ilalang
ReplyDeleteWlkmsalam Nisa, alhamdulillah aku baik.
Semoga begitu jg dg Nisa ya...Iya sama2 kita saling mengingatkan yah:)
Mudah2an kita senantiasa dipeliharakan Tuhan dalam lingkungan yang Rabbani, keluarga yang Rabbani, dan membentuk generasi yang Rabbani. Amin...
ReplyDeletekeluarga yang rabbani, keluarga yang menjungjung tingi nilai2 ketuhanan, seandainya saja ini semua itu sudah terjalin dg baik maka, korupsi dan hal maksiat lainnya akan enyah dari muka bumi ini, andai saja banyak org yg meniru lngkh Junaedi albaghdadi, atau rabbiah aladawiah, atau mungkin Zunun almisri, niscaya kesemrawutan akhlak dunia ini tidak akan penah ada
ReplyDeletesalam
sukses utk perbaikannya mbak...saya juga sedang melakukan itu :D
ReplyDeletebtw, maaf OOT, numpang promosi : http://sbpc.e2tc.org
generasi rabbani harus terbentuk dari keluarga yang sakinah dan penuh dengan ukhuwah
ReplyDelete@Khery Sudeska
ReplyDeleteamiin, semoga ya Bang...
@masKus
Iya, meski sejatinya kebathilan memang tidak akan pernah lenyap seluruhnya dari dunia ini, tetapi setidaknya bukan menjadi hal yang dominan seperti saat ini ya mas..
@nurrahman
Amiin, insyaALLAH Rif, mari sama-sama kita berlomba untuk memperbaiki diri...
Monggo silakan atuh dipromosiin :)
@mamah aline
Betul mah, kesuksesan pembinaan dari dalam keluarga lah yang akan bisa membentuk generasi yang berakhlak...
nah sekarang tinggal pilihan orang tua yang dititipi anak.....
ReplyDeleteapa yang akan mereka pilih? realita selama ini bnyak anak-anak yang "sakit" karena faktor kurangnya perhatian orang tua untuk anaknya.
semoga kelak saya bisa menciptakan generasi rabbani dalam keluarga kecil saya, dan saat ini saya bersyukur hidup bersama keluarga besar yang insya Allah akan berusaha untuk tetap menjadi keluarga yang rabbani meskipun harus terus ditingkatkan lagi..
ReplyDeleteMari mencipta generani Rabbani. Tentunya dimulai dari diri masing-masing.
ReplyDelete@alfarolamablawa
ReplyDeleteBetul sekali, sebenarnya pilihan itu ada ditangan kita semua.Apakah kita memilih menjadi orang yang masabodoh terhadap perkembangan akhlak anak atau sebaliknya...
@nia
amiin, semoga mba...Semakin hari perbaikan yang kita lakukan harus terus bisa meningkat menjadi lebih baik...
@alamendah
Semoga kita semua bisa terus berusaha memperbaiki diri secara konsisten...
Generasi Rabbani.. memang sangat indah jika itu terwujud. kita memang harus selalu melangkah lebih baik dari hari ke hari. termasuk hal perbaikan diri.
ReplyDeleteSemangat nulis ya, Dek.. :) sesungguhnya tulisan kita dapat menjadi input positif bagi kita sendiri. bahkan bermanfaat bagi pembacanya. saling berbagi informasi positif dan memotivasi juga sebuah kebajikan. :)
Salam sayang selalu
Generasi Rabbani.. memang sangat indah jika itu terwujud. kita memang harus selalu melangkah lebih baik dari hari ke hari. termasuk hal perbaikan diri.
ReplyDeleteSemangat nulis ya, Dek.. :) sesungguhnya tulisan kita dapat menjadi input positif bagi kita sendiri. bahkan bermanfaat bagi pembacanya. saling berbagi informasi positif dan memotivasi juga sebuah kebajikan. :)
Salam sayang selalu
Generasi Rabbani.. memang sangat indah jika itu terwujud. kita memang harus selalu melangkah lebih baik dari hari ke hari. termasuk hal perbaikan diri.
ReplyDeleteSemangat nulis ya, Dek.. :) sesungguhnya tulisan kita dapat menjadi input positif bagi kita sendiri. bahkan bermanfaat bagi pembacanya. saling berbagi informasi positif dan memotivasi juga sebuah kebajikan. :)
Salam sayang selalu
@UmmuKamilah
ReplyDeleteBetul mba, sangat indah bila itu bisa terwujud...
InsyaALLAH masih semangat terus mba, cuma terkadang saya kurang terampil dalam membagi waktu antara ngeblog dengan kerjaan:), Makasih supportnya, salam sayang juga:)
harapannya bagus Ta.. itu idealnya, selama kita punya harapan kesana hal tersebut bukan suatu yang mustahil.Namun toh qta ga bisa lepas dari kenyataan kan?? hehe .. seindah2nya mimpi, masih lebih baik kenyataan ..
ReplyDeleteJangan jauhkan dari kenyataan, selama kita berusaha menghadirkan generasi Rabbani, itu adalah bagian dari generasi Rabbani..
2010 adalah tantangannya!! : )
@teguhjunanto
ReplyDelete"Seindah-indahnya mimpi, masih lebih baik kenyataan", sepakat Joe!!. bermimpi boleh, tetapi kaki tetap harus berpijak di bumi kenyataan.
Dan proses pembentukan generasi Rabbani itu pun memang sudah dimulai pada saat kita telah berniat dan berusaha untuk menuju ke sana...
InsyaALLAH DIA melihat sekecil apapun usaha yang kita lakukan...
persiapan mental dan ilmu memang di persiapkan sejak dini. yuk persiapin yuk, aduh ini seperti menampar diri sendiri. merunduk dan merenung
ReplyDeleteAssalamu'alaikum,
ReplyDeleteJumpa perdana nih Mbak...dan salam kenal
Ijinkan orang awam menulis di kolom komentar !
Seandainya saya menemukan generasi seperti ini, ingin rasanya bawa seluruh keluargaku kesana...
Tapi memang sulit menemukannya, bahkan mungkin tidak ada. Tapi yakinlah NILAI PAHALA seorang hamba yang tinggal di lingkungan baik (generasi Rabbani) dengan yang tinggal di lingkungan carut-marut tentunya akan berbeda. Konsisten dalam kebaikan di lingkungan yang baik, tentunya berbeda dengan konsisten dalam kebaikan di lingkungan yang buruk. Disitulah ketentuan Allah yang Maha Adil berlaku. Allahu 'Alam bi Showab.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung, Amin.
Wassalam,
MAKNA HIDUP
Saya suka dengan bagian "Hati Nurani", sebuah bagian yang kita akan selalu jujur dengannya. Karena saya juga punya(sedang memupuk) keyakinan bahwa Dzat Allah itu dekat dengan hati kita, Dzat Allat itu lebih dekat dari urat nadi kita.
ReplyDeleteSeperti kata Stephen R Covey, "Ada ruang antara stimulus dan respon". Dimana disitulah diri kita memilih sebuah tindakan yang akan kita lakukan, kalau tindakan kita berdasarkan Hati Nurani, Insya Allah tindakan itu benar. Karena Dzat Allah itu dekat dengan hati kita.
Untuk mendengarkan Hati Nurani, perlu sebuah kemampuan untuk membedakan antara perasaan, nafsu, prasangka dan Hati Nurani.
Mudah-mudahan motivasi yang mbak Rita Susanti cari dengan menuliskannya dalam sebuah blog akan mbak Rita dapatkan.
Mungkin gererasi Rabbani hanya bisa diwujudkan dengan adanya komitmen bersama untuk menciptakan system (yang kemudian menjadi budaya) dan mekanisme kontrol yang baik dalam sebuah kehidupan bersama. Kontrol mengandung makna penerapan hukuman dan hadiah bagi yang melanggar dan yang menegakkan. Kalau hanya menekankan penggemblengan ahklak, terus terang saya kurang yakin.
ReplyDeleteupaya untuk menciptakan generasi rabbani pada level keluarga banyak sekali godaan dan hambatan. bapak ibu yg tidak penuh 24 jam mendampingi/mengawasi anak2nya merupakan faktor utama hambatan itu. betapa hebatnya sebuah keluarga, yg misalnya saja bisa shalat berjamaah 3 dr 5 waktu shalat, ayah atau ibunya mengajari anak2nya baca quran, dsb.
ReplyDeleteMbak Rita...
ReplyDeleteBuku KeAkhwatan, ya, mbak....?
Generasi Robbani.... :)
saya juga pernah baca buku itu.. generasi Rabbani..
ReplyDeletewalau aku tahu... buku itu memang bagus untuk menempa ruhiyah..
tapi aku tetap saja malas-malasan mengamalkannya..
dah lama juga... 7 tahun yang lalu ...
waktu masih jadi ikhwan.. hehe
RAIHLAH “JATI DIRI MANUSIA”.. untuk
ReplyDeleteMENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
ReplyDeleteI Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
Rita Susanti
ReplyDeletei love u pooooooolllll
betul mbak.. semuanya harus dimulai dari diri sendiri.. dan butuh proses yang harus dinikmati..
ReplyDeleteAssalamu'alaikum mbak nilai-nilai Rabban bila semua insan dibumi ini mejujung tigi nilai-nilai Rabban semakin ringan tersa langkah ini tuk megapai kehidupan yang sepurna dan kesemrawutan akhlak dunia ini tidak akan penah ada
ReplyDeletesalam super haha
ReplyDeleteSelamat tahun baru 2010.
ReplyDeleteSalam hangat dari Pekalongan.
Tulisan yang bagus Rita, Bundo suka.
ReplyDeleteIbaratnya sebuah bangunan yang megah, Generasi Rabbani adalah cita-cita yang harus kita rintis, walaupun kita hanya bisa menyumbang sebutir pasir untuk itu, Insya Allah tetap berarti
Pembinaan sebuah generasi Rabbani berawal dari pembentukan keluarga. Hanya sekarang hal tersebut tidak menjadi pertimbangan yang utama. Mereka memilih pasangan hidupnya sesuai dengan seleranya saja. Nilai-nilai ketuhanan sudah tidak begitu penting bagi mereka.
ReplyDeleteKemudioan pendidilan agama ketika mereka punya anak pun tidak begitu diperdulikan.
Terima kasih Rita, sebuah tulisan yang mengingatkan kita semua.
Salam.
Harus di mulai dari diri sendiri dulu, kita nggak bisa memaksakan kesempurnaan menurut pandangan kita kepada orang lain. Apalagi seperti sesuatu yang agak susah untuk diwujudkan.
ReplyDeleteSalam.
selamat tahun baru 2010 ya, mbak rita.........
ReplyDeletesemoga di tahun ini kita dpt mjd pribadi yg lebih baik dari sebelumnya.... :)
happy new year sistaa
ReplyDeletesemuanya memang harus dimulai dari diri kita dengan memberi tauladan kepada org lain..artikelnya bagus
ReplyDeleteblue mau termasuk generasi Robanni.
ReplyDeletesalam hangat dari blue
semoga u sehat selalu y
selamat malem de, pengen baca postingan baru lagi neeh. ditunggu ya
ReplyDeleteah ya.. baru tersadarkan, diri kita sendiri memang memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan diri sebaik2nya untuk 'menciptakan' generasi rabbani ya..
ReplyDeletehmm... bisakah? insya Allah ya sist..?
updaeet updeeet.. gw udah apdeeet neeh
ReplyDeleteAssalamu'alaikum Kak Rita, apa kbr?
ReplyDeleteMg baik ya, aku berdoa smg kak Rita menjd generasi rabbani dan mampu menciptakan generasi rabbani. Aminn..
semangat semangat
ReplyDeletesalam hangat dari blue
Wah angan-angan yang indah mbak. Tentunya saya juga mesti berharap generasi rabbani itu tercipta...
ReplyDeleteMangstaaabbbss
ReplyDeleteSelamat Tahun Baru 2010
ReplyDeleteHati Hati ARUS PERCEPATAN menimpa Nusantara
Sahabat semuanya tahun 2009 sudah di belakang kita..
DEMI MASA..
DEMI WAKTU..
WAL ASRI..
semuanya sudah kita lalui bersama sama..
Canda tawa riang Gembira Tangis suka duka nan pilu telah berlalu..
semua telah kembali ke alam LAMUNAN TUHAN..
Tahun 2010 akan datang Menyongsong kita semuanya..
Tahun 2010 akan segera kita jalani setapak demi setapak..
Semua itu masih menjadi RAHASIA TUHAN..
Sesungguhnya Masa yang akan Datang Masih Berada dalam Sirr nya TUHAN..
Bahkan Sirr/ubun ubun manusia selalu berada dalam Genggaman Tangan Tuhan
Sesungguhnya Hidup Manusia berada dalam Genggaman Tangan Tuhan..
Sahabat.. mari kita diam sejenak melamun di alam lamunan Tuhan..
Membuka kembali perjalanan Tahun 2009 yang baru kita lalui bersama sama..
Diam dalam tafakur perenungan diri yang dalam..
Bukankah waktu yang lalu adalah guru untuk ESOK lebih baik
Bukankah kita harus mengambil hikmah perjalanan kemarin demi perbaikan
Sahabat Jangan Sia Siakan Waktu sebelum waktu berbalik melindas kita
Mari kita benahi diri kita masing masing dan belajar serta terus belajar
Menemukan Tujuan Hidup Manusia dalam Kesadaran Sepenuhnya
Walau kemungkinan tahun 2010 akan berjalan dengan berat..
Keadaan mungkin semakin tiada menentu dan semakin sulit saja
Fenomena alam dan gejolaknya semakin kerap bertambah melanda
Tapi biarlah semua itu menjadi pelajaran untuk ber SEGERA
Segera melangkah membenahi diri.. diri lahir dan diri bathin..
Membenahi Perjalanan Lahiriah dan Perjalanan Bathiniah yang terabaikan
Ingat sahabatku semuanya sekali lagi bahwa dirimu meliputi lahir dan bathin
Jika tiba Saat dan Waktunya maka diri lahir akan kembali kepada tanah
Tetapi sekali lagi INGAT !!! karena diri Bathin akan bangkit melanjutkan perjalanan
Diri Bathin akan menuai hasil apa yang selama ini kita tanam dan perjuangkan
Menangis DARAHpun percuma saja jika kau lalai selama di sini
Sahabat mulailah berfikir untuk menata kehidupan bathin kita masing masing
Sebab ketahuilah kehidupan bathin adalah sebuah perjalanan spiritual panjang
Diri Lahiriah melambangkan nilai manusia di hadapan manusia lainnya..
Sedangkan Diri Bathiniah melambangkan Nilai Manusia dihadapan Tuhan..
yayaya.. Sesungguhnya NILAI MANUSIA dihadapan ALLAH ada di sini..
Sahabat biarlah tahun 2010 menjadi tahun kebangkitan bagi kita semua
Tahun 2010 menjadi Momentum Bangkitnya Kesadaran dalam Diri
Mari Sahabatku semuanya gapailah esok lebih baik dan lebih baik lagi
Sekali lagi MELANGKAHLAH SEGERA.. jangan SIA SIA kan waktumu..
Sebelum TERLAMBAT
Selamat Tahun Baru 2010
:lol: :lol: :lol: :lol: :lol:
ReplyDeleteRAIHLAH “JATI DIRI MANUSIA”.. untuk
MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
buku keakhwatan memang menarik (ini bukan karena saya akhwat, karena adik, karena adiknya temen, dan karena adiknya orang). topik bahasan yang menarik bagi yang sedang mencari motivasi memang bagian tersebut, yang dipaparkan cantik oleh ustadz cah, problemnya sebenarnya pada penemuan jati diri. menurut saiyah (yang tentunya mungkin perlu refleksi lain) jati diri itu dapat ditemukan kalau sudah memiliki arahan yang tegas, lugas, apa adanya dan all out dari dalam diri untuk melakukan perbaikan continue (Continues and Never ending Improvement -ala Anthony Robbin, Kaizen -ala jepang-, istiqomah -ala islam-) semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang memilih jalan mendaki lagi terjal ini amin.... o ya bukunya Jeffry Lang dah baca belum? bagus loh...
ReplyDeleteMbak Rita,
ReplyDeleteDengan pemaparan berupa generasi Rabbani yang mbak tulis, berarti dari sekarang setiap individu mesti memulai sejak sedini mungkin menjadi pribadi yang positif terhadap nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
Yang mau menjadi bapak / seorang ibu, harus mempersiapkan secara positif dirinya dalam menyongsong anaknya sebagai awal agar anak-anaknya terbentuk menjadi keluarga rabbani.
Btul kan ?
kenapa kok gak updateee???
ReplyDeletewhat happen!
@elmoudy
ReplyDeletelagi bener2 padat Bang kegiatan di dunia nyata:)
InsyaALLAh nanti kalau sudah agak lowong diupdate deh...
hmmmm..............generasi rabbani, semoga kita bisa menjadi bagian darinya, walau hanya sekedar butiran kecil yg ikut mengokohkan.
ReplyDeletesalam.
Tetap optimis aja untuk membangun generasi Robbani dimulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, dst. Optimis itu memberi kekuatan.
ReplyDeleteLike this... :)
p cabar kawan
ReplyDeletesemangatnya mana y
salam hangat dari blue
malam mBaaaaak kok belum muncul hehehe
ReplyDeletemari melangkah menjadi generasi rabani
ReplyDeleteFotonya lucu dan imut....
ReplyDeleteputrinya Mba yaw....
Semoga hari ini lebih baik dari kemarin sayang.
ReplyDeleteSalam hangat dari Surabaya
de masih sibuk banget ya, sampe lom ada postingan lagi. ya gpp dunia nyata memang sangat melelahkan ya. Sabar dan ikhlas ya. jaga kesehatan ya
ReplyDeleteMemberikan bobot di muka bumi dengan kalimat Laillahailallah, kurasa itu tujuan utama generasi robbani, ya kan mba?
ReplyDeletePada saat Rasulullah akan menjadi nabi dan Rasul beliu bermimpi dahulu.. mau tau selengkapnya?? baca di http://adarossyat.blogspot.com/2010/01/ayat-pertama-yang-turun.html
ReplyDeletesemangat semnagat y
ReplyDeletesalam hangat dari blue
Assalamualaikum Rita..
ReplyDeleteapa kabar.., kok nggak pernah update lagi ???
Asslmm..mbak Rita.. maaf Lama tak mampir ksini ya.. wah, generasi Rabbani..kata2 itu jg sering skali diperdengarkn saat masa2 indah kuliah..smoga qt smua bs mewujudkn generasi Rabbani amin..
ReplyDeleteoii... updeeet..
ReplyDeletekemana aja seh mbaak..
kabarnya gmn ?
salam kenal aza mbak
ReplyDeletewassalam
maa semangatnya kawanku
ReplyDeletep cabar
salam hangat dari blue
Rita Susanti... kemanakah dirimu?
ReplyDeleteUlasannya cukup menarik, salam kenal dari putra Blambangan, Hidup adalah Proses Belajar dan Berjuang Tanpa Batas, betul kan mbak? Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esuk lebih baik dari hari ini.
ReplyDelete@Putra Blambangan
ReplyDeleteSalam kenal juga mas, terima kasih sudah berkunjung...Amiin, semoga esok lebih baik dari hari ini ya...