Saturday, August 28, 2010

Hanya Selintasan Fikiran, Sesaat Hadir Kemudian Ia Berlalu Tuk Menghilang...

Pernahkah anda merasa bahwa satu waktu sesuatu tiba-tiba melintas dalam fikiran anda, tapi hanya sekilas, tak sempat anda fikirkan secara mendalam kemudian sesuatu itu pergi dan menguap begitu saja dari ingatan anda. Atau mungkin pada waktu tertentu anda pernah menuliskan tentang sesuatu hal, dan tulisan itu mengalir begitu saja tanpa ada pemifikiran secara mendalam. Tapi anehnya di kemudian hari atau setelah beberapa musim berganti, sesuatu yang dulu pernah terlintas dalam fikiran anda atau pernah dituliskan oleh tangan anda, akhirnya benar-benar menjelma dalam kehidupan nyata anda saat ini. Miracle!!

Mungkin anda pernah membaca sebuah buku yang berjudul ”Law of Attraction”, karangan Michael Losier. Dimana di sana dinyatakan bahwa: ”hukum ketertarikan merupakan segala sesuatu yang difikirkan dengan segenap perhatian, energi dan konsentrasi fikiran, baik hal yang positif maupun negatif, maka ia akan datang dalam kehidupan kita”. Setelah membaca buku itu saya sangat sering melakukan afirmasi positif ke dalam diri saya agar sesuatu yang baik datang menghampiri. Dan tidak dipungkiri beberapa hal positif pun datang menghampiri kehidupan saya. Namun tidak selamanya hal itu terjadi, terkadang ketika saya telah berharap dan selalu memikirkan kebaikan, tetap saja hal yang tidak saya sukai menghampiri. Atau sebaliknya sesuatu yang hanya sekelibat mampir dalam fikiran saya justru itu yg pada akhirnya menyapa hari-hari saya.

Tapi it’s Oke, setidaknya dengan begitu saya tidak terlalu fanatik mempercayai dan meyakini sesuatu yang berasal dari manusia (teori dalam buku itu maksudnya). Karena bagaimanapun saya sebagai muslim memiliki satu keyakinan yang tak terbantahkan lagi bahwa sesuatu itu akan terjadi hanya jika telah mendapatkan ”stempel izin” dari Yang Maha Berkehendak.

Hingga saat ini setidaknya ada beberapa peristiwa (yang masih saya ingat) yang telah terjadi dalam kehidupan saya, dimana hal itu dulu pernah terlintas dalam fikiran saya, mungkin hanya tiga atau lima detik. Dan pernah juga menuliskan sesuatu yang sama sekali tak terfikirkan secara mendalam. Namun ternyata di kemudian hari sesuatu itu terjadi, dan tentu saja ini karena KehendakNYA. Adapun contoh lintasan fikiran itu diantaranya adalah (yang paling saya ingat aja yah):

1. Dulu sewaktu akan mengakhiri masa-masa kuliah, saya bertekad untuk tidak akan bekerja sebagai auditor di akuntan publik, karena kata teman-temanku waktu kerjanya tidak normal, dan pada saat-saat tertentu harus rela mengorbankan kepentingan pribadi dan keluarga demi tuntutan pekerjaan. Tapi entah kenapa saat itu terlintas dalam fikiran saya: ”ah jangan-jangan pekerjaan yang tidak saya suka itu justru yang akan saya geluti ke depannya”. Dan benar saja ternyata hampir empat tahun lamanya saya terdampar di dunia antah berantahnya auditor. Subhanallah..

2. Beberapa tahun yang lalu ketika pulang kampung, saat itu saya sedang menemani ibu saya yang sedang demam, lalu entah kenapa tiba-tiba terlintas dalam fikiran saya: ”ya ALLAH bagaimana jadinya jika ini adalah pertemuan terakhir saya dengan ibu tercinta”. Lalu hampir setahun setelah itu ketika saya masih di Jakarta dan belum lagi sempat bertemu, ternyata Beliau benar-benar pergi meninggalkan saya, meninggalkan semuanya...

3. Suatu hari saya berjalan dengan seseorang dari kota Serang menuju Jakarta, dan dalam perjalanan itu saya tidak banyak bicara dengannya. Namun entah kenapa ketika berada di sampingnya, terlintas tanya dalam fikiran saya: ”mungkin kah ini adalah kebersamaan saya yang terakhir dengan nya...?.”. Dan benar saja beberapa bulan berselang, karena suatu hal saya memutuskan untuk tidak menghubunginya lagi. Dan kebersamaan yg dulu pernah ada berakhir di telan masa.

4. Suatu malam karena urusan pekerjaan, saya harus pulang belakangan dibanding teman-teman yang lain. Saat itu saya hanya berusaha ikhlas, kemudian terlintas dalam fikiran: ”ah siapa tahu dengan pulang telat sendirian ALLAH akan menakdirkan saya bertemu dengan seseorang yang spesial”. Eh tahunya di perjalanan saya benar-benar bertemu tanpa sengaja dengan seseorang itu. Subhanallah...

5. Setahun yang lalu saya pernah menuliskan tentang suatu hal pada salah satu tulisan di blog ini, tepatnya di sini, di situ saya menuliskan tentang kondisi jalan menuju perkebunan kelapa sawit di pedalaman Kalimantan. Saat itu sama sekali tak pernah terfikirkan bahwa suatu saat saya akan melalui bagaimana rasanya berjalan ke tempat itu. Saat itu saya hanya sekedar menuliskan sebuah pengandaian saja. Tapi setahun berlalu dari tulisan itu dibuat, ALLAH benar-benar menakdirkan saya untuk melalui jalan memasuki perkebunan kelapa sawit di pedalaman Kalimantan sana. Subhanallah.

Itu hanya beberapa contoh lintasan fikiran yang mampir di kepala ini, dan tanpa diduga ternyata lintasan fikiran itu hadir menyapa saya di masa-masa selanjutnya. SUBHANALLAH, tentu ini bukanlah hal yang kebetulan belaka. Namun saya benar-benar merasa ajaib aja, sesuatu yang tak pernah kita duga sama sekali menghampiri kita begitu saja. Hidup ini memang penuh kejutan...

Pernahkah anda merasakan hal yang sama??? Lintasan fikiran datang dan pergi bagaikan kilat yang menerangi gulitanya malam, hanya sekelebat. Namun ternyata di kemudian hari hal itu benar-benar nyata di hadapan kita...

==========================================================

*Tulisan ini hadir setelah terinsipirasi tulisan seorang kawan blogger di blognya...


Friday, August 20, 2010

Lubang Di Hati

Ku buka mata dan ku lihat dunia
‘tlah ku terima anugerah cinta NYA
Tak pernah aku menyesali yang ku punya
Tapi ku sadari ada lubang dalam hati

Ku cari sesuatu yang mampu mengisi lubang ini
Ku menanti jawaban apa yang dikatakan oleh hati

Apakah itu kamu apakah itu dia
Selama ini ku cari tanpa henti
Apakah itu cinta apakah itu cita
Yang mampu melengkapi lubang di dalam hati

Ku mengira hanya dialah obatnya
Tapi ku sadari bukan itu yang kucari
Ku teruskan perjalanan panjang yang begitu melelahkan
Dan ku yakin kau tak ingin aku berhenti

Apakah itu kamu apakah itu dia
Selama ini ku cari tanpa henti
Apakah itu cinta apakah itu cita
Yang mampu melengkapi lubang di dalam hati

By: Letto
======================================================

Terkadang bila suasana hati ini sedang melow, saya suka sekali mendengarkan lagu Letto yang satu ini. Jadi terfikir sebenarnya yang mampu mengisi lubang di hati kita itu apa sih?, saya yakin setiap manusia pasti memiliki satu atau beberapa lubang di dalam hatinya. Mungkin lubang itu ternganga dengan sangat lebarnya, atau mungkin hanya satu lubang kecil di sudut hati. Bisa juga lubang itu selalu eksis, atau bisa jadi suatu waktu ia akan menghilang karena telah ada sesuatu yang mampu menutupinya dengan sempurna. Namun tidak tertutup kemungkinan seiring berjalannya waktu dan usia, bisa jadi hati itu akan berlubang kembali, dan begitulah seterusnya hingga suatu saat Sang Pemilik hati akan menghentikan perjalanan dan pengembaraannya di dunia ini.

Penyebab hadirnya lubang di hati itu ada bermacam warna dan bentuknya. Ada kalanya karena cinta bertepuk sebelah tangan, ditinggal oleh orang-orang terkasih, atau bisa juga karena impian yang tak kunjung menjadi kenyataan. Di lain cakrawala, lubang itu bersemayam di hati karena ada yang merasa dirinya tak mampu menjadi orang tua yang baik bagi buah hati, kecewa karena harta tak pernah bersahabat dengan kehidupannya, atau pun bisa jadi karena cahaya NYA belum menaungi jiwa dan dirinya.

Sesuatu yang mampu melengkapi lubang di hati itu pun tentu saja beraneka rupa dan bentuknya. Sama seperti penyebab hadirnya lubang di dalam hati, maka yang bisa melengkapinya pun berasal dari hal yang serupa namun dilihat dari sisi yang berbeda. Ada kala nya sesuatu itu cinta yang berbalas, impian yg menjadi nyata, jabatan, harta yang berkah dan berlimpah, anak-anak soleh, sahabat-sahabat terbaik, atau mungkin karir yang gemilang. Bisa juga seseorang akan merasa sangat sempurna hatinya dan bahagia bila ia telah berada dalam gua kesendiriannya, manakala ia mampu bercengkerama dengan sangat mesra bersama Pemilik hati. Tak peduli bagaimanapun kondisi kehidupannya saat ini ia akan merasa hatinya telah sempurna karena telah dilengkapi oleh hal yang sangat berarti, yaitu kesadaran bahwa Sang Pemilik hati tengah dan selalu memandang dan menjaga nya dengan segenap CINTA...

Apakah lagi yang harus kita cari tuk melengkapi lubang di hati ini bila DIA telah memandang dan menjaga kita dengan sepenuh CINTA?, jawabannya: ”tak ada”. Karena dengan pandangan CINTA NYA, hati ini sudah terlengkapi dengan sangat sempurna. Namun pertanyaannya, hati seperti apakah yang akan dipandang oleh DIA dengan penuh CINTA?, tentu saja bukan sosok hati seperti yang saat ini aku punya...

Namun aku tak mau berhenti berharap, berharap dan berusaha semoga suatu saat hati ini akan merasa sempurna terlengkapi oleh pandangan dan penjagaanNYA dengan segenap CINTA, amiiin...

Tuesday, August 17, 2010

15 MeNiT beRsaMa Andhika...

Suatu sore ketika aku pulang dari kantor dan hendak berjalan menuju kosan, tiba-tiba hujan turun dengan sangat derasnya. Pas pula saat itu aku sedang tidak membawa payung, sehingga akhirnya aku putuskan untuk menyewa ojek payung. Andhika namanya, sang pemilik payung tersebut. Saat ini ia duduk di kelas 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

Mengapa tiba-tiba aku ingin bercerita tentang seorang anak yang bernama Andhika itu?, karena ada beberapa jawaban yang sangat menyentuh hatiku yang terlontar dari mulutnya ketika di tengah percakapan kami aku bertanya padanya: ”Andhika sekolah dimana?”, ”di SMP Muhammdiyah”, jawabnya, ”oh ya???” kataku sedikit kaget. ”Hebat nih anak memilih sekolah agama di tengah-tengah pemikiran sebagian besar anak remaja zaman kini yang pastinya cenderung lebih memilih sekolah umum” kataku dalam hati. Lalu aku iseng melanjutkan pertanyaan:”ngomong-ngomong kenapa memilih Sekolah Muhammadiyah Dhik?”, dan dengan polosnya ia pun menjawab: ”karena diminta oleh ibuku kak, dan aku ingin membahagiakannya selama masih bersama”. ”Subhanallah” ada rasa kagum yang tiba-tiba hadir mengisi ruang hatiku, ”ya ALLAH anak sebelia ini begitu dalamnya memaknai kewajiban berbakti dan membahagiakan orang tua”.

Sejenak ingatan ku melayang kepada sosok Amak yang terdapat dalam cerita Novel ”Negeri 5 Menara”, betapa Amak sangat bersikeras agar Alif bersedia masuk sekolah agama agar kelak ia bisa menjadi seorang ahli agama, yang akan menyampaikan ayat-ayat ALLAH di muka bumi ini. Betapa mulia niat Amak kepada anaknya, Amak sangat prihatin dengan pemikiran sebagian besar remaja atau orang tua yang hanya memutuskan memilih sekolah agama untuk anak mereka karena nilai yang rendah atau tidak mencukupi untuk masuk sekolah umum, bukan karena ingin belajar dan memperdalam ilmu agama.

Dan saat ini saya sedang berhadapan dengan salah satu remaja yang memutuskan masuk sekolah agama karena alasan yang sama, diminta oleh orang tua. Bedanya mungkin, Alif pada awalnya merasa keberatan dengan permintaan amaknya, sementara anak belia yang ada di hadapanku secara sukarela memenuhi permintaan ibunya masuk sekolah agama dengan alasan karena ingin membahagiakan ibunya. Subhanallah...

Memang tidak kita pungkiri bahwa ada beberapa sekolah agama yang kualitasnya masih harus terus ditingkatkan, apalagi kalau saya perhatikan agak jarang terdengar sekolah agama yang menjadi sekolah favorit di suatu daerah. Sebagian besar sekolah favorit didominasi oleh sekolah-sekolah umum baik milik pemerintah maupun swasta. Tapi bukan berarti tidak ada sekolah agama yang kualitas nya bagus, saya fikir masih banyak yang bagus, hanya mungkin kurang terekspos karena orang memang cenderung lebih merasa bangga bersekolah di sekolah umum daripada sekolah agama (mungkin termasuk diri saya sendiri ketika dulu memutuskan memilih masuk sekolah umum dibanding sekolah agama). Dalam hati aku berharap semoga kelak Dhika akan merasakan manfaat tak ternilai yang dia dapatkan dengan masuk ke sekolah agama, sesuai dengan harapan orang tuanya, insyaALLAH...

Kembali ke Andhika, ada satu jawaban lagi yang membuat hatiku terkagum dibuatnya. Saya melanjutkan percakapan dengannya, ”di sekolah, apa pelajaran yang paling kamu sukai Dhik?” selidikku, ”aku paling suka pelajaran bahasa Indonesia kak!!” jawabnya penuh semangat di tengah deras hujan yang tengah mengguyuri payung kami, eh payung Andhika maksud ku hehehe:). ”Terus suka baca novel juga ga?” lanjutku, ”suka sih kak, tapi yah itu juga kalau ada waktu, karena selain sekolah aku juga harus membantu orang tua mencari uang, seperti yang saat ini aku lakukan, jadi tukang ojek payung”, cerita Dhika meluncur seperti derasnya hujan kala itu. Aku terenyuh mendengar penuturannya. Ah Andhika, kamu seorang anak yang hebat!!.

Ayahnya Andhika adalah seorang kuli bangunan, dan ibunya seorang ibu rumah tangga yang terkadang ikut membantu keuangan keluarga dengan cara mencucikan baju tetangga. Andhika punya seorang kakak perempuan yang telah menyelesaikan SMU tetapi belum mendapatkan pekerjaan, sehingga dia mencoba untuk membantu keluarganya dengan cara yang bisa dilakukannya, salah satunya seperti saat itu menjadi tukang ojek payung.

Tak terasa kami telah sampai ke depan pintu pagar kosan ku, dan tiba saatnya aku berpisah dengan Andhika. Rasanya ingin bisa ngobrol lebih lama dengannya, tetapi hujan yang turun semakin deras membuat aku harus segera masuk ke kosan. Ah semoga nanti bila turun hujan lagi aku bisa berjumpa denganmu Andhika.

========================================================
NoTe A:
Dalam peringatan kemerdekaan NKRI ke 65 tahun, masih sangat banyak anak bangsa ini yang bernasib seperti Andhika, dia harus ikut bekerja di usia yang masih sangat belia agar bisa membantu keuangan keluarga. Ia masih belum ”merdeka” sepenuhnya untuk bisa belajar dan bermain demi mengejar dan meraih mimpi dan cita-citanya. Kemerdekaan negeri ini yang sudah menginjak tahun ke 65 ternyata masih menyisakan PR yang tidak sederhana untuk kita semua, salah satunya yaitu membebaskan anak-anak negeri ini dari ”hal-hal” yang belum menjadi tanggung jawabnya. Semoga sejak hari ini dan ke depan kita bisa mengisi dan memberikan ”sesuatu” bagi negeri tercinta dengan beragam cara dan semampu yang bisa kita lakukan, semoga...

NoTe B:
Untuk sosok Andika yang lain, ”Ipin”, seorang adik, sahabat, dan cowok tengil, yang memiliki mimpi dan bercita-cita bisa pergi ke Jepang atau Cina. Aku doakan semoga sampeyan bisa meraih segala mimpi dan cita-citamu yang masih tergantung di langit:). Seperti kata Andrea Hirata: ”Bermimpilah setinggi langit dan Tuhan akan memeluk mimpimu itu”...Ganbatte ne Dika chan!!. *btw kayaknya aku belum berani taruhan denganmu, siapakah diantara kita yg akan lebih dulu sampai ke Jepang:)*. Mulai saat ini aku akan memperbanyak doa semoga saja bisa bertemu dengan ”koibito” yg akan membawaku terbang ke negeri sakura itu *mimpi.com*.

Tuesday, August 03, 2010

OaSe PeNyejuK…


Selalu ada harapan, selalu ada penghibur dan selalu ada sesuatu yang akan membuat hati kita berucap Alhamdulillah dan Syukur. Di tengah kerumitan, di tengah kebuntuan dan pada saat genting dalam perjalanan kehidupan, insyaALLAh selalu ada hal yang akan membuat hati kita tersenyum, percayalah!, karena itu adalah hadiah yang dipersiapkan ALLAH untuk orang-orang yang sabar dan tak lelah berusaha dan senantiasa memohon kepada NYA…

Mungkin suatu saat kita sedang berada di puncak gunung kesulitan, atau tengah terjerembab di lembah kejenuhan dan bahkan mungkin hampir tenggelam dalam palung keputusasaan. Percayalah bahwa ALLAH telah meniupkan oase penyejuk di setiap kondisi itu. Syaratnya hanyalah yakin, berusaha dan meminta serta memohon kepada NYA. Maka perlahan tapi pasti ALLAH akan membukakan satu per satu pintu kemudahan dan pada akhirnya mengantarkan kita pada samudera kebahagiaan...

Oase itu bisa hadir dalam beragam cara dan bentuknya dan bahkan mungkin terkadang terlihat sangat sederhana. Tawa anak-anak yang lucu dan menggemaskan adalah salah satu embun penyejuk yang membasahi gersangnya fikiran dan hati kita, seulas senyuman ikhlas dari seorang saudara laksana air yang menyirami panasnya raga. Sapaan tulus dan belaian lembut dari orang tua, adik, kakak, sahabat, atau seseorang yang istimewa adalah laksana telaga yang akan melarutkan berbagai gundah dan nestapa dalam jiwa. Dan yang teragung adalah ketika kita bisa merasakan pelukan dan belaian lembut ALLAH di setiap hembusan nafas kita, maka itu adalah anugerah terindah yang akan senantiasa menjadikan hidup kita semakin bermakna...

====================================================

*coretan kecil ini ditulis ketika aku berada di puncak kejenuhan dengan kondisi semangat aku yang semakin menurun karena masih beradaptasi dengan lingkungan tempat kerjaku yang baru yang kondisinya jauh berbeda dengan dugaanku sebelumnya. Tapi perlahan-lahan ALLAH mempertemukanku dengan orang-orang yang mampu membuat hati ku tersenyum dan berucap Alhamdulillah...

Friday, July 02, 2010

RuaNg Tanpa BaTaS...


CakRaWaLa selalu mengingatkan kita bahwa di atas bumi ini ada ruang tak terbatas...Di atas prasangka-prasangka subjektif yang cengeng tentang ketidakmampuan seorang manusia, ada ketidakterbatasan yang menjanjikan berbagai kemungkinan, termasuk di dalamnya kemungkinan menjadi lebih baik dan lebih mampu. Syaratnya hanyalah berusaha dan bersandar kepada NYA...

(Miranda Risang Ayu)

======================================================

Setiap orang memiliki cara dan gayanya masing-masing dalam menghadapi kondisi lemah semangat dalam diri. Buat saya sendiri, bila sedang berada dalam keadaan yang paling menyebalkan itu (seperti yang saat sekarang ini saya hadapi) biasanya mencoba membaca kata-kata indah dan bijak, atau dengan membaca novel-novel yang inspiratif dan penuh motivasi atau bisa juga dengan mengingat-ingat kembali saat-saat di mana saya pernah berhasil melawan ”ketidakberdayaan” itu, salah satunya adalah cerita dibalik petikan kata-kata di atas.

Petikan kata-kata yang indah itu yang selalu bisa membuat saya bersemangat kembali ketika sedang mengerjakan skripsi untuk menyelesaikan studi semasa kuliah dulu. Di saat kegagalan atau kesalahan-kesalahan dalam prosesnya menghampiri, maka saya hayati kembali petikan kata-kata itu, dan ALHAMDULILLAH semangat itu bisa kembali hadir...

Semoga saat ini, di kala semangat dalam diri terasa begitu sangat lemah dan rapuh, berharap dengan mengingat kembali ke masa-masa ”perjuangan” semasa kuliah dulu bisa mengalirkan semangat dan membasahi rongga-rongga jiwa yang mungkin tengah mengering. Selain tentunya yang utama adalah dengan memohon perlindungan kepada pemilik hati ini...

Ya ALLAH aku berlindung kepada MU dari segala kegelisahan dan kesedihan, aku berlindung kepada MU dari segala kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada MU dari sifat pengecut dan Bakhil, aku berlindung kepada MU dari lilitan hutang dan kesewenangan orang

Anda sendiri biasanya apa yang anda lakukan ketika sedang berada di titik terbawah semangat anda?, mari berbagi di sini tuk saling menguatkan...

====================================================

Note: Gambar dari Mas Google.

Saturday, June 12, 2010

”TeRbaNg” DiaNtaRa PePoHoNan...


Foto --asli, bukan rekayasa hehehe-- ini adalah bukti bahwa saya pernah ”terbang” diantara pepohonan di perbukitan sekitar Bandung Utara. Waktu itu kantor tempat saya bekerja (yang lama) mengadakan acara outbound yang diadakan rutin setiap tahun. Tahun kemarin pilihan jatuh ke wilayah Bandung Utara, saya lupa euy nama persis tempatnya apa, pokokna mah di Bandung Utara wae lah tempatna :D

Salah satu permainan yang kami ikuti saat itu adalah flying fox. Bagi orang-orang yang sering mengikuti outbound di alam bebas mungkin sudah sangat familiar dengan istilah flying fox ini. Meluncur diantara pepohonan dengan tubuh terikat dan tangan bergantung pada tali yang juga diikatkan ke besi, lalu merasakan nikmatnya ”terbang” diantara pepohonan yang rindang dan udara segar plus sehat tentu saja . Wow sensasinya luarrr biasa!!!, anda berani mencoba???

Satu yang masih sangat membekas di benak saya hingga saat ini adalah: ”bermain” di alam bebas butuh keberanian, dan ternyata tidak semua orang memiliki keberanian itu. Ada yang takut dengan ketinggian, ada yang tak berani dengan arus liar sungai, ada yang merasa tak tahan dengan dingin yang menusuk tulang dan lain sebagainya. Namun buat saya berpetualang di dalam bebas salah satunya memberi pemahaman akan arti sesungguhnya dari sebuah tantangan, bahwa tantangan tak akan pernah bisa kita lalui tanpa ada keberanian untuk mencoba melaluinya. Meski tentu saja resiko itu akan selalu ada. Namun resiko terbesar menurut saya adalah ketika kita kalah bertarung melawan rasa takut yang ada di dalam diri, begitu bukan yah?

Meski mungkin di saat-saat pertama kali untuk mulai melangkahkan kaki, pasti banyak sekali godaan yang mencoba menghalangi kita tuk meneruskan perjuangan menaklukkan tantangan itu. Lihat saja senyum di foto itu, betapa di sana terpancar sejuta kekhawatiran, senyum di atas ketakutan dan kengerian hehehe. Namun ketika kaki telah melangkah, pantang tuk mundur!!, Siaaaapp bergaya dulu, hehehe...

=======================================================================

NoTe: gambar ini diikutsertakan dalam The Amazing Picture di blognya PakDhe Cholik, mudah2an ini bisa masuk kategori :). Maaf ya Pakdhe kalau ini tidak termasuk amazing, tapi buat saya segini ini ya sudah amazing hehehe...

Saturday, June 05, 2010

Suara yang Paling Indah


Seorang tua yang tak berpendidikan tengah mengunjungi sebuah kota besar untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dibesarkan di sebuah dusun di pegunungan yang terpencil, bekerja keras membesarkan anak-anaknya, dan kini sedang menikmati kunjungan perdananya ke rumah anak-anaknya yang modern.

Suatu hari, sewaktu dibawa berkeliling kota, orang tua itu mendengar suara yang menyakitkan telinga. Belum pernah ia mendengar suara yang begitu tidak enak didengar semacam itu di dusunnya yang sunyi. Dia bersikeras mencari sumber bunyi tersebut. Dia mengikuti sumber suara sumbang itu, dan dia tiba di sebuah ruangan di belakang sebuah rumah, dimana seorang anak kecil sedang belajar bermain biola. ”Ngiiiik! Ngooook!” berasal dari nada sumbang biola tersebut. Saat dia mengetahui dari putranya bahwa itulah yang dinamakan ”biola”, dia memutuskan untuk tidak akan pernah mau lagi mendengar suara yan g mengerikan tersebut.

Hari berikutnya, di bagian lain kota orang tua ini mendengar sebuah suara yang seolah membelai-belai telinga tuanya. Belum pernah ia mendengar melodi yang seindah itu di lembah gunungnya, dia mencoba mencari sumber suara tersebut. Ketika sampai ke sumbernya, dia tiba di ruangan depan sebuah rumah, dimana seorang perempuan tua, seorang maestro, sedang memainkan sonata dengan biolanya. Seketika si orang tua ini menyadari kekeliruannya. Suara tidak mengenakkan yang di dengarnya kemarin bukanlah kesalahan dari biola, bukan pula salah sang anak. Itu hanyalah proses belajar seorang anak yang belum bisa memainkan biolanya dengan baik.

Dengan kebijaksanaan polosnya, orang tua berfikir bahwa mungkin demikian pula halnya dengan agama. Sewaktu kita bertemu dengan seseorang yang menggebu-gebu terhadap kepercayaannya, tidaklah benar untuk menyalahkan agamanya. Itu hanya lah proses belajar seorang pemula yang belum bisa memainkan agamanya dengan baik. Sewaktu kita bertemu dengan seorang bijak, seorang maestro agamanya, itu merupakan pertemuan indah yang menginspirasi kita selama bertahun-tahun, apapun kepercayaan mereka.

Namun ini bukanlah akhir dari cerita...

Hari ketiga, di bagian lain kota si orang tua mendengar suara lain yang bahkan melebihi kemerduan dan kejernihan suara sang maestro biola. Menurut anda suara apakah itu??

Melebihi indahnya suara aliran air pegunungan pada musim semi, melebihi indahnya suara angin musim gugur di sebuah hutan, melebihi merdunya suara burung-burung pegunungan yang berkicau setelah hujan lebat. Bahkan melebihi keindahan hening pegunungan sunyi pada suatu malam musim salju. Suara apakah yang telah menggerakkan hati si orang tua melebihi apa pun itu?

Itu suara sebuah orkestra besar yang memainkan sebuah simfoni. Bagi si orang tua, alasan mengapa itulah suara terindah di dunia adalah: pertama, setiap anggota orkestra merupakan maestro alat musiknya masing-masing; dan kedua, mereka telah belajar lebih jauh lagi untuk bisa bermain bersama-sama dalam harmoni.

”Mungkin ini sama dengan agama” fikir si orang tua. ”Marilah kita semua mempelajari hakikat kelembutan agama kita melalui palajaran-pelajaran kehidupan. Marilah kita semua menjadi maestro cinta kasih di dalam agama masing-masing. Lalu, setelah mempelajari agama kita dengan baik, lebih jauh lagi, mari kita belajar untuk bermain, seperti halnya para anggota sebuah orkestra, bersama-sama dengan penganut agama lain dalam sebuah harmoni!”

Itulah suara yang paling indah...

=====================================================

Cerita ini diambil dari salah satu tulisan di dalam Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya yang ditulis oleh Ajahn Brahm. Buku ini adalah salah satu buku yang saya peroleh dari Kyaine.

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin