Di atas butir-butir waktu kita pernah berjalan
Mendahului sang mentari bangkit dari peraduan
Menyusuri jalan dan lorong-lorong harapan
Berjalan kita menuju ladang penghidupan
Dengan daya ragamu kau gemburkan sawah kita
Akan kita semai benih-benih harapan di atasnya
Untuk masa depan dan kehidupan yang nyata
Jawabanmu ketika ku tanya untuk apa ini semua
Ditengah terik panas yang membakar raga
Kita berlindung di semak-semak pohon rumbia
Kita buka bekal nasi dengan lauk seadanya
Dan lenyaplah lapar dahaga dari tubuh kita
Setelah lepaskan penat, bermunajat kepada NYA
Kembali kau berjalan dengan semangat membara
Mengolah sawah tak kenal lelah dan putus asa
Demi anak-anakmu tuk bisa tersenyum dan tertawa
Senja sebelum mentari meninggalkan hari
Kita berhenti dan sudahi perjuangan di hari ini
di antara iringan burung-burung yang bernyanyi
Pulang kita mengiringi hari yang ‘kan berganti
Ibu, tengah aku susuri jejak-jejak langkah kita
Kau akan selalu hidup di setiap nafas dan rasa
Karena darahmu telah berpadu dalam ragaku
Memberikan kekuatan tuk terus melangkah maju
Di atas tanah jalan setapak yang pernah kita lalui
Telah kupetik hikmah dan pelajaran yang sangat berarti
Dari seorang IBU, sosok pahlawan yang pernah aku miliki
Perjuangan dan pengorbananmu kelak ‘kan menjadi saksi
Meski saat ini kau tak lagi hadir temani diri
Namun telah tertoreh kuat kenangan dihati
Yang akan selalu hidup dan menyala selamanya
Menerangi langkah pada butiran waktu yang tersisa
============================================
Puisi ini persembahan untuk Bunda tercinta
meski beliau sudah tak mungkin bisa membacanya,
Namun doa-doaku untuk nya tak akan pernah putus
selama hayat masih dikandung raga...
Puisi ini juga aku ikut sertakan pada Karnaval
"Minum Teh Bersama Ibu" di blog http://guskar.com,
dalam rangka menyambut hari ibu
pada 22 Des mendatang...
Semga bermanfaat bagi siapapun yang berkenan tuk membacanya...
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletesesungguhnya ibu tak pernah pergi meninggalkan Rita, kenangannya akan terus merekat kuat..
ReplyDeleteIbu adalah titisan, utusan dan wujud nyata Rahman dan Rahim Tuhan terhadap kita mbak.....
ReplyDeleteBila rita mengambil hikmah dan pelajaran dari sosok seorang ibu, dari hadit yang kubaca dan sesuai dengan postinganku , Insya Allah ini termasuk dari ciri-ciri kebahagian yang di beri Allah.
ReplyDeletehttp://kawanlama95.wordpress.com/2009/12/12/kebahagian-yang-hilang/
terima kasih mengingatkan ibuku yang sedang pulkam
sendiri sepi
Bila rita mengambil hikmah dan pelajaran dari sosok seorang ibu, dari hadit yang kubaca dan sesuai dengan postinganku , Insya Allah ini termasuk dari ciri-ciri kebahagian yang di beri Allah.
ReplyDeletehttp://kawanlama95.wordpress.com/2009/12/12/kebahagian-yang-hilang/
terima kasih mengingatkan ibuku yang sedang pulkam
sendiri sepi
Bila rita mengambil hikmah dan pelajaran dari sosok seorang ibu, dari hadit yang kubaca dan sesuai dengan postinganku , Insya Allah ini termasuk dari ciri-ciri kebahagian yang di beri Allah.
ReplyDeletehttp://kawanlama95.wordpress.com/2009/12/12/kebahagian-yang-hilang/
terima kasih mengingatkan ibuku yang sedang pulkam
sendiri sepi
hmmmmm buagus bangt puisinya Mbak Rita, saya malah ndak bisa menulis puiSi, hehee...
ReplyDeletedoa2mu akan membahagiakan ibumu, Rit.
ReplyDeleteterima kash loh ya, sdh ikut meramaikan acara karnaval blog :)
aku hanya ingin berkomentar : "I love my Mom"
ReplyDeleteAlhamdulillah,
ReplyDeletemeski b elum dapat berbakti dengan sebaik mungkin tetapi saya diberi kesempatan untuk menemani hari2 ibu saya. Di sini, di kampung halaman.
Hadir lagi mbak .... mari berdoa untuk ibu kita masing-masing.... Sambungkan lagi tali kasih dan silaturahim wlopun ibu kita mungkin sudah tiada sekali pun.
ReplyDeleteI miss my mom...
ReplyDeleteWalau pun beliau hanya berjarak 1/2 jam perjalanan... :)
Assalamu'alaikum wr.wb.
ReplyDeleteJadi kangggen pingin pulkam kak rita..
ReplyDeleteSemoga beruntung kak rita ya...salam
ReplyDeletewalau tak lagi bersama dan menemani kita, tanpa sadar ibu telah menyatu dalam bentuk kepribadian dan karakter kita sebagai anak, mba Rita...
ReplyDeleteAku tak pernah tahu seperti apa Ibuku.
ReplyDeleteCatatan Menjelang Karnaval Blog MTBI
ReplyDeletePertama, saya wajib mengucapkan terima kasih kepada teman-teman narablog yang telah mengirimkan artikel untuk meramaikan acara Karnaval Blog : Minum Teh Bersama Ibu. Artikel yang masuk cukup banyak, yaitu 50 naskah. Artikel yang dikirimkan ada yang berupa, Esai, Fiksi, Puisi, atau Ringan Interesan. Semua bagus, dan itu telah membuat saya kesulitan mana yang akan ditampilkan dalam karnaval nanti.
http://guskar.com/2009/12/13/catatan-menjelang-karnaval-blog-mtbi/
Karena puisi ini dipersembahkan untuk hari Ibu, maka aq sekalian ucapin selamat Hari Ibu.
ReplyDeleteSebuah puisi yang menyentuh hati terutama pada saat aq tau bhw ibumu sudah tak dapat lagi membaca puisi indah Rita.
Luar biasa, Rita. Kalau soal ibu, saya tak bisa komen banyak, selalu saja teringat almarhumah ibu. Makanya, saya tak ikut helatan ini.
ReplyDeleteBut, semoga menang Rita :)
cinta tak bersyarat buat emak :D
ReplyDeletesemoga ia selalu damai di sisiNya
ReplyDeleteamin
salam kenal mba rita
wah, aku udah lama gak mampir nih, mbak...
ReplyDeletepuisinya mbak rita ttg ibu ini bagus lowh....
semoga ibunda mbak rita tenang di sisi-Nya...
dan semoga puisi ini bisa menang lomba ya, mbak... :)
Puisinya sangat indah dan menyentuh, Dek. Mba mbacanya dengan mata berkaca. mmm, mulianya seorang ibu, ibu memang sosok yg teramat indah, dan kau demikian piawai menuangkannya kata demi kata.. semoga menang ya, Dek :) amin
ReplyDelete_____________________
Dek, kulihat namamu tercantum di award-nya Ibu Siti Fatimah Ahmad http://websitifatimah.wordpress.com/2009/12/07/ultah-pertama-laman-menulis-gaya-sendiri-32000-terima-kasih/
Kamu ada di kelompok nama yg berawalan huruf R.Dah tau belum, sayang? :)
Wah..ok juga nih puisinya mbak Rita..pasti menang deh. Semoga.
ReplyDeleteikutan lomba juga ne rit...??
ReplyDeletemoga moga menang yaa
wow.. mba rita.. puisinya indah. seriusan.. moga sukses di lombanya pakde dan guskar yaaaaaaa.... :)
ReplyDelete*kangen mba rita.. :)
huaaaaa..... jalan-jalan ahhh....
ReplyDeletembak rita... salam kenal yup... visit back donk
bunda selalu merindukan ibu setiap hari.
ReplyDeletesebenarnya ibu nggak pernah meninggalkan Mbak Rita, kasih dan doanya selalu ada bersama2 tiap detik.
Semoga sukses di acara '' minum teh'' nya Guskar ya Mbak.
salam.
Kita semaikan benih2 harapan diatasnya ... pakai bumbu *cinta gak ya??
ReplyDeletetak satu pun kata2 yang bisa diucapkan untuk melukiskan perjuangan seorang ibu..
ReplyDeletesalamt hari ibu
Assalamu'alaikum. Berkunjung lagi menikmati indahnya goresan sahabat. Salam
ReplyDeleteAssalamu'alaikum. Berkunjung lagi menikmati indahnya goresan sahabat. Salam
ReplyDeletewuaaa jadi kangen emak di rumah nan jauh disana :)
ReplyDeleteButiran waktu yang tersisa..
ReplyDeletemenjadi refleksi akan segala yang berlalu
Saat sosok ibu itu... menginspirasi hidup
dan menjadi satu alasan kenapa hidup itu perlu
walau kita tak pernah mengerti kenapa kita harus terlahir dari rahimnya
tapi yang pasti.. melalui ibu, langit mulai tampak
dan bumi pun tampak nyatanya..
dan segala keindahan mulai mengalir..
Selamat siang kak rita...
ReplyDeleteSalam Takzim
ReplyDeleteSelamat Tahun Baru 1431H
Semoga malam muhasabah nanti dapat menyimpan perbuatan amal dan meninggalkan perbuatan dosa
Salam Takzim Batavusqu
Selamat tahun baru 1431 H ya Sist...
ReplyDeletesekalian mau ngasih kado, silakan ditengok di tempatku ya... :)
masih berjejek-jeka nih mba.. :D
ReplyDeletebtw, mau ngajak utk ikutan tasyakuran blog dila di http://dhila13.wordpress.com/2009/12/17/tasbih-bukan-kontes-biasa-sticky/ yang beruntung nanti akan dapat sebuah novel sebagai bingkisan.. dateng yaa… :)
saluuttt ama puisi2 kaya' gini.. hmmm... lanjutkan mba' Rita.. ^_^
ReplyDeletep cabar kawan
ReplyDeletesalam hangat selalu
Ternyata aku lebih beruntung dari Mba karena simbokku masih ada...Kita sama-sama berpartisipasi mba dalam karnaval itu
ReplyDeleteWah, pusiinya asyik banget, Mbak...
ReplyDelete(sorry, baru berkunjung cz baru baca kommennya. Saya biasa dipanggil Baha...terbaha-baha gtu. hihihi)
Salam akrab, Mbak...
Salam Takzim
ReplyDeleteSelamat Pagi bu Rita
Semoga minggu ini ibu tetap berada dalam keranda kebahagiaan bersama keluarga
Salam Takzim Batavusqu
*terharu, mbak.. :'(
ReplyDelete