Saturday, August 28, 2010

Hanya Selintasan Fikiran, Sesaat Hadir Kemudian Ia Berlalu Tuk Menghilang...

Pernahkah anda merasa bahwa satu waktu sesuatu tiba-tiba melintas dalam fikiran anda, tapi hanya sekilas, tak sempat anda fikirkan secara mendalam kemudian sesuatu itu pergi dan menguap begitu saja dari ingatan anda. Atau mungkin pada waktu tertentu anda pernah menuliskan tentang sesuatu hal, dan tulisan itu mengalir begitu saja tanpa ada pemifikiran secara mendalam. Tapi anehnya di kemudian hari atau setelah beberapa musim berganti, sesuatu yang dulu pernah terlintas dalam fikiran anda atau pernah dituliskan oleh tangan anda, akhirnya benar-benar menjelma dalam kehidupan nyata anda saat ini. Miracle!!

Mungkin anda pernah membaca sebuah buku yang berjudul ”Law of Attraction”, karangan Michael Losier. Dimana di sana dinyatakan bahwa: ”hukum ketertarikan merupakan segala sesuatu yang difikirkan dengan segenap perhatian, energi dan konsentrasi fikiran, baik hal yang positif maupun negatif, maka ia akan datang dalam kehidupan kita”. Setelah membaca buku itu saya sangat sering melakukan afirmasi positif ke dalam diri saya agar sesuatu yang baik datang menghampiri. Dan tidak dipungkiri beberapa hal positif pun datang menghampiri kehidupan saya. Namun tidak selamanya hal itu terjadi, terkadang ketika saya telah berharap dan selalu memikirkan kebaikan, tetap saja hal yang tidak saya sukai menghampiri. Atau sebaliknya sesuatu yang hanya sekelibat mampir dalam fikiran saya justru itu yg pada akhirnya menyapa hari-hari saya.

Tapi it’s Oke, setidaknya dengan begitu saya tidak terlalu fanatik mempercayai dan meyakini sesuatu yang berasal dari manusia (teori dalam buku itu maksudnya). Karena bagaimanapun saya sebagai muslim memiliki satu keyakinan yang tak terbantahkan lagi bahwa sesuatu itu akan terjadi hanya jika telah mendapatkan ”stempel izin” dari Yang Maha Berkehendak.

Hingga saat ini setidaknya ada beberapa peristiwa (yang masih saya ingat) yang telah terjadi dalam kehidupan saya, dimana hal itu dulu pernah terlintas dalam fikiran saya, mungkin hanya tiga atau lima detik. Dan pernah juga menuliskan sesuatu yang sama sekali tak terfikirkan secara mendalam. Namun ternyata di kemudian hari sesuatu itu terjadi, dan tentu saja ini karena KehendakNYA. Adapun contoh lintasan fikiran itu diantaranya adalah (yang paling saya ingat aja yah):

1. Dulu sewaktu akan mengakhiri masa-masa kuliah, saya bertekad untuk tidak akan bekerja sebagai auditor di akuntan publik, karena kata teman-temanku waktu kerjanya tidak normal, dan pada saat-saat tertentu harus rela mengorbankan kepentingan pribadi dan keluarga demi tuntutan pekerjaan. Tapi entah kenapa saat itu terlintas dalam fikiran saya: ”ah jangan-jangan pekerjaan yang tidak saya suka itu justru yang akan saya geluti ke depannya”. Dan benar saja ternyata hampir empat tahun lamanya saya terdampar di dunia antah berantahnya auditor. Subhanallah..

2. Beberapa tahun yang lalu ketika pulang kampung, saat itu saya sedang menemani ibu saya yang sedang demam, lalu entah kenapa tiba-tiba terlintas dalam fikiran saya: ”ya ALLAH bagaimana jadinya jika ini adalah pertemuan terakhir saya dengan ibu tercinta”. Lalu hampir setahun setelah itu ketika saya masih di Jakarta dan belum lagi sempat bertemu, ternyata Beliau benar-benar pergi meninggalkan saya, meninggalkan semuanya...

3. Suatu hari saya berjalan dengan seseorang dari kota Serang menuju Jakarta, dan dalam perjalanan itu saya tidak banyak bicara dengannya. Namun entah kenapa ketika berada di sampingnya, terlintas tanya dalam fikiran saya: ”mungkin kah ini adalah kebersamaan saya yang terakhir dengan nya...?.”. Dan benar saja beberapa bulan berselang, karena suatu hal saya memutuskan untuk tidak menghubunginya lagi. Dan kebersamaan yg dulu pernah ada berakhir di telan masa.

4. Suatu malam karena urusan pekerjaan, saya harus pulang belakangan dibanding teman-teman yang lain. Saat itu saya hanya berusaha ikhlas, kemudian terlintas dalam fikiran: ”ah siapa tahu dengan pulang telat sendirian ALLAH akan menakdirkan saya bertemu dengan seseorang yang spesial”. Eh tahunya di perjalanan saya benar-benar bertemu tanpa sengaja dengan seseorang itu. Subhanallah...

5. Setahun yang lalu saya pernah menuliskan tentang suatu hal pada salah satu tulisan di blog ini, tepatnya di sini, di situ saya menuliskan tentang kondisi jalan menuju perkebunan kelapa sawit di pedalaman Kalimantan. Saat itu sama sekali tak pernah terfikirkan bahwa suatu saat saya akan melalui bagaimana rasanya berjalan ke tempat itu. Saat itu saya hanya sekedar menuliskan sebuah pengandaian saja. Tapi setahun berlalu dari tulisan itu dibuat, ALLAH benar-benar menakdirkan saya untuk melalui jalan memasuki perkebunan kelapa sawit di pedalaman Kalimantan sana. Subhanallah.

Itu hanya beberapa contoh lintasan fikiran yang mampir di kepala ini, dan tanpa diduga ternyata lintasan fikiran itu hadir menyapa saya di masa-masa selanjutnya. SUBHANALLAH, tentu ini bukanlah hal yang kebetulan belaka. Namun saya benar-benar merasa ajaib aja, sesuatu yang tak pernah kita duga sama sekali menghampiri kita begitu saja. Hidup ini memang penuh kejutan...

Pernahkah anda merasakan hal yang sama??? Lintasan fikiran datang dan pergi bagaikan kilat yang menerangi gulitanya malam, hanya sekelebat. Namun ternyata di kemudian hari hal itu benar-benar nyata di hadapan kita...

==========================================================

*Tulisan ini hadir setelah terinsipirasi tulisan seorang kawan blogger di blognya...


Friday, August 20, 2010

Lubang Di Hati

Ku buka mata dan ku lihat dunia
‘tlah ku terima anugerah cinta NYA
Tak pernah aku menyesali yang ku punya
Tapi ku sadari ada lubang dalam hati

Ku cari sesuatu yang mampu mengisi lubang ini
Ku menanti jawaban apa yang dikatakan oleh hati

Apakah itu kamu apakah itu dia
Selama ini ku cari tanpa henti
Apakah itu cinta apakah itu cita
Yang mampu melengkapi lubang di dalam hati

Ku mengira hanya dialah obatnya
Tapi ku sadari bukan itu yang kucari
Ku teruskan perjalanan panjang yang begitu melelahkan
Dan ku yakin kau tak ingin aku berhenti

Apakah itu kamu apakah itu dia
Selama ini ku cari tanpa henti
Apakah itu cinta apakah itu cita
Yang mampu melengkapi lubang di dalam hati

By: Letto
======================================================

Terkadang bila suasana hati ini sedang melow, saya suka sekali mendengarkan lagu Letto yang satu ini. Jadi terfikir sebenarnya yang mampu mengisi lubang di hati kita itu apa sih?, saya yakin setiap manusia pasti memiliki satu atau beberapa lubang di dalam hatinya. Mungkin lubang itu ternganga dengan sangat lebarnya, atau mungkin hanya satu lubang kecil di sudut hati. Bisa juga lubang itu selalu eksis, atau bisa jadi suatu waktu ia akan menghilang karena telah ada sesuatu yang mampu menutupinya dengan sempurna. Namun tidak tertutup kemungkinan seiring berjalannya waktu dan usia, bisa jadi hati itu akan berlubang kembali, dan begitulah seterusnya hingga suatu saat Sang Pemilik hati akan menghentikan perjalanan dan pengembaraannya di dunia ini.

Penyebab hadirnya lubang di hati itu ada bermacam warna dan bentuknya. Ada kalanya karena cinta bertepuk sebelah tangan, ditinggal oleh orang-orang terkasih, atau bisa juga karena impian yang tak kunjung menjadi kenyataan. Di lain cakrawala, lubang itu bersemayam di hati karena ada yang merasa dirinya tak mampu menjadi orang tua yang baik bagi buah hati, kecewa karena harta tak pernah bersahabat dengan kehidupannya, atau pun bisa jadi karena cahaya NYA belum menaungi jiwa dan dirinya.

Sesuatu yang mampu melengkapi lubang di hati itu pun tentu saja beraneka rupa dan bentuknya. Sama seperti penyebab hadirnya lubang di dalam hati, maka yang bisa melengkapinya pun berasal dari hal yang serupa namun dilihat dari sisi yang berbeda. Ada kala nya sesuatu itu cinta yang berbalas, impian yg menjadi nyata, jabatan, harta yang berkah dan berlimpah, anak-anak soleh, sahabat-sahabat terbaik, atau mungkin karir yang gemilang. Bisa juga seseorang akan merasa sangat sempurna hatinya dan bahagia bila ia telah berada dalam gua kesendiriannya, manakala ia mampu bercengkerama dengan sangat mesra bersama Pemilik hati. Tak peduli bagaimanapun kondisi kehidupannya saat ini ia akan merasa hatinya telah sempurna karena telah dilengkapi oleh hal yang sangat berarti, yaitu kesadaran bahwa Sang Pemilik hati tengah dan selalu memandang dan menjaga nya dengan segenap CINTA...

Apakah lagi yang harus kita cari tuk melengkapi lubang di hati ini bila DIA telah memandang dan menjaga kita dengan sepenuh CINTA?, jawabannya: ”tak ada”. Karena dengan pandangan CINTA NYA, hati ini sudah terlengkapi dengan sangat sempurna. Namun pertanyaannya, hati seperti apakah yang akan dipandang oleh DIA dengan penuh CINTA?, tentu saja bukan sosok hati seperti yang saat ini aku punya...

Namun aku tak mau berhenti berharap, berharap dan berusaha semoga suatu saat hati ini akan merasa sempurna terlengkapi oleh pandangan dan penjagaanNYA dengan segenap CINTA, amiiin...

Tuesday, August 17, 2010

15 MeNiT beRsaMa Andhika...

Suatu sore ketika aku pulang dari kantor dan hendak berjalan menuju kosan, tiba-tiba hujan turun dengan sangat derasnya. Pas pula saat itu aku sedang tidak membawa payung, sehingga akhirnya aku putuskan untuk menyewa ojek payung. Andhika namanya, sang pemilik payung tersebut. Saat ini ia duduk di kelas 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

Mengapa tiba-tiba aku ingin bercerita tentang seorang anak yang bernama Andhika itu?, karena ada beberapa jawaban yang sangat menyentuh hatiku yang terlontar dari mulutnya ketika di tengah percakapan kami aku bertanya padanya: ”Andhika sekolah dimana?”, ”di SMP Muhammdiyah”, jawabnya, ”oh ya???” kataku sedikit kaget. ”Hebat nih anak memilih sekolah agama di tengah-tengah pemikiran sebagian besar anak remaja zaman kini yang pastinya cenderung lebih memilih sekolah umum” kataku dalam hati. Lalu aku iseng melanjutkan pertanyaan:”ngomong-ngomong kenapa memilih Sekolah Muhammadiyah Dhik?”, dan dengan polosnya ia pun menjawab: ”karena diminta oleh ibuku kak, dan aku ingin membahagiakannya selama masih bersama”. ”Subhanallah” ada rasa kagum yang tiba-tiba hadir mengisi ruang hatiku, ”ya ALLAH anak sebelia ini begitu dalamnya memaknai kewajiban berbakti dan membahagiakan orang tua”.

Sejenak ingatan ku melayang kepada sosok Amak yang terdapat dalam cerita Novel ”Negeri 5 Menara”, betapa Amak sangat bersikeras agar Alif bersedia masuk sekolah agama agar kelak ia bisa menjadi seorang ahli agama, yang akan menyampaikan ayat-ayat ALLAH di muka bumi ini. Betapa mulia niat Amak kepada anaknya, Amak sangat prihatin dengan pemikiran sebagian besar remaja atau orang tua yang hanya memutuskan memilih sekolah agama untuk anak mereka karena nilai yang rendah atau tidak mencukupi untuk masuk sekolah umum, bukan karena ingin belajar dan memperdalam ilmu agama.

Dan saat ini saya sedang berhadapan dengan salah satu remaja yang memutuskan masuk sekolah agama karena alasan yang sama, diminta oleh orang tua. Bedanya mungkin, Alif pada awalnya merasa keberatan dengan permintaan amaknya, sementara anak belia yang ada di hadapanku secara sukarela memenuhi permintaan ibunya masuk sekolah agama dengan alasan karena ingin membahagiakan ibunya. Subhanallah...

Memang tidak kita pungkiri bahwa ada beberapa sekolah agama yang kualitasnya masih harus terus ditingkatkan, apalagi kalau saya perhatikan agak jarang terdengar sekolah agama yang menjadi sekolah favorit di suatu daerah. Sebagian besar sekolah favorit didominasi oleh sekolah-sekolah umum baik milik pemerintah maupun swasta. Tapi bukan berarti tidak ada sekolah agama yang kualitas nya bagus, saya fikir masih banyak yang bagus, hanya mungkin kurang terekspos karena orang memang cenderung lebih merasa bangga bersekolah di sekolah umum daripada sekolah agama (mungkin termasuk diri saya sendiri ketika dulu memutuskan memilih masuk sekolah umum dibanding sekolah agama). Dalam hati aku berharap semoga kelak Dhika akan merasakan manfaat tak ternilai yang dia dapatkan dengan masuk ke sekolah agama, sesuai dengan harapan orang tuanya, insyaALLAH...

Kembali ke Andhika, ada satu jawaban lagi yang membuat hatiku terkagum dibuatnya. Saya melanjutkan percakapan dengannya, ”di sekolah, apa pelajaran yang paling kamu sukai Dhik?” selidikku, ”aku paling suka pelajaran bahasa Indonesia kak!!” jawabnya penuh semangat di tengah deras hujan yang tengah mengguyuri payung kami, eh payung Andhika maksud ku hehehe:). ”Terus suka baca novel juga ga?” lanjutku, ”suka sih kak, tapi yah itu juga kalau ada waktu, karena selain sekolah aku juga harus membantu orang tua mencari uang, seperti yang saat ini aku lakukan, jadi tukang ojek payung”, cerita Dhika meluncur seperti derasnya hujan kala itu. Aku terenyuh mendengar penuturannya. Ah Andhika, kamu seorang anak yang hebat!!.

Ayahnya Andhika adalah seorang kuli bangunan, dan ibunya seorang ibu rumah tangga yang terkadang ikut membantu keuangan keluarga dengan cara mencucikan baju tetangga. Andhika punya seorang kakak perempuan yang telah menyelesaikan SMU tetapi belum mendapatkan pekerjaan, sehingga dia mencoba untuk membantu keluarganya dengan cara yang bisa dilakukannya, salah satunya seperti saat itu menjadi tukang ojek payung.

Tak terasa kami telah sampai ke depan pintu pagar kosan ku, dan tiba saatnya aku berpisah dengan Andhika. Rasanya ingin bisa ngobrol lebih lama dengannya, tetapi hujan yang turun semakin deras membuat aku harus segera masuk ke kosan. Ah semoga nanti bila turun hujan lagi aku bisa berjumpa denganmu Andhika.

========================================================
NoTe A:
Dalam peringatan kemerdekaan NKRI ke 65 tahun, masih sangat banyak anak bangsa ini yang bernasib seperti Andhika, dia harus ikut bekerja di usia yang masih sangat belia agar bisa membantu keuangan keluarga. Ia masih belum ”merdeka” sepenuhnya untuk bisa belajar dan bermain demi mengejar dan meraih mimpi dan cita-citanya. Kemerdekaan negeri ini yang sudah menginjak tahun ke 65 ternyata masih menyisakan PR yang tidak sederhana untuk kita semua, salah satunya yaitu membebaskan anak-anak negeri ini dari ”hal-hal” yang belum menjadi tanggung jawabnya. Semoga sejak hari ini dan ke depan kita bisa mengisi dan memberikan ”sesuatu” bagi negeri tercinta dengan beragam cara dan semampu yang bisa kita lakukan, semoga...

NoTe B:
Untuk sosok Andika yang lain, ”Ipin”, seorang adik, sahabat, dan cowok tengil, yang memiliki mimpi dan bercita-cita bisa pergi ke Jepang atau Cina. Aku doakan semoga sampeyan bisa meraih segala mimpi dan cita-citamu yang masih tergantung di langit:). Seperti kata Andrea Hirata: ”Bermimpilah setinggi langit dan Tuhan akan memeluk mimpimu itu”...Ganbatte ne Dika chan!!. *btw kayaknya aku belum berani taruhan denganmu, siapakah diantara kita yg akan lebih dulu sampai ke Jepang:)*. Mulai saat ini aku akan memperbanyak doa semoga saja bisa bertemu dengan ”koibito” yg akan membawaku terbang ke negeri sakura itu *mimpi.com*.

Tuesday, August 03, 2010

OaSe PeNyejuK…


Selalu ada harapan, selalu ada penghibur dan selalu ada sesuatu yang akan membuat hati kita berucap Alhamdulillah dan Syukur. Di tengah kerumitan, di tengah kebuntuan dan pada saat genting dalam perjalanan kehidupan, insyaALLAh selalu ada hal yang akan membuat hati kita tersenyum, percayalah!, karena itu adalah hadiah yang dipersiapkan ALLAH untuk orang-orang yang sabar dan tak lelah berusaha dan senantiasa memohon kepada NYA…

Mungkin suatu saat kita sedang berada di puncak gunung kesulitan, atau tengah terjerembab di lembah kejenuhan dan bahkan mungkin hampir tenggelam dalam palung keputusasaan. Percayalah bahwa ALLAH telah meniupkan oase penyejuk di setiap kondisi itu. Syaratnya hanyalah yakin, berusaha dan meminta serta memohon kepada NYA. Maka perlahan tapi pasti ALLAH akan membukakan satu per satu pintu kemudahan dan pada akhirnya mengantarkan kita pada samudera kebahagiaan...

Oase itu bisa hadir dalam beragam cara dan bentuknya dan bahkan mungkin terkadang terlihat sangat sederhana. Tawa anak-anak yang lucu dan menggemaskan adalah salah satu embun penyejuk yang membasahi gersangnya fikiran dan hati kita, seulas senyuman ikhlas dari seorang saudara laksana air yang menyirami panasnya raga. Sapaan tulus dan belaian lembut dari orang tua, adik, kakak, sahabat, atau seseorang yang istimewa adalah laksana telaga yang akan melarutkan berbagai gundah dan nestapa dalam jiwa. Dan yang teragung adalah ketika kita bisa merasakan pelukan dan belaian lembut ALLAH di setiap hembusan nafas kita, maka itu adalah anugerah terindah yang akan senantiasa menjadikan hidup kita semakin bermakna...

====================================================

*coretan kecil ini ditulis ketika aku berada di puncak kejenuhan dengan kondisi semangat aku yang semakin menurun karena masih beradaptasi dengan lingkungan tempat kerjaku yang baru yang kondisinya jauh berbeda dengan dugaanku sebelumnya. Tapi perlahan-lahan ALLAH mempertemukanku dengan orang-orang yang mampu membuat hati ku tersenyum dan berucap Alhamdulillah...

Friday, July 02, 2010

RuaNg Tanpa BaTaS...


CakRaWaLa selalu mengingatkan kita bahwa di atas bumi ini ada ruang tak terbatas...Di atas prasangka-prasangka subjektif yang cengeng tentang ketidakmampuan seorang manusia, ada ketidakterbatasan yang menjanjikan berbagai kemungkinan, termasuk di dalamnya kemungkinan menjadi lebih baik dan lebih mampu. Syaratnya hanyalah berusaha dan bersandar kepada NYA...

(Miranda Risang Ayu)

======================================================

Setiap orang memiliki cara dan gayanya masing-masing dalam menghadapi kondisi lemah semangat dalam diri. Buat saya sendiri, bila sedang berada dalam keadaan yang paling menyebalkan itu (seperti yang saat sekarang ini saya hadapi) biasanya mencoba membaca kata-kata indah dan bijak, atau dengan membaca novel-novel yang inspiratif dan penuh motivasi atau bisa juga dengan mengingat-ingat kembali saat-saat di mana saya pernah berhasil melawan ”ketidakberdayaan” itu, salah satunya adalah cerita dibalik petikan kata-kata di atas.

Petikan kata-kata yang indah itu yang selalu bisa membuat saya bersemangat kembali ketika sedang mengerjakan skripsi untuk menyelesaikan studi semasa kuliah dulu. Di saat kegagalan atau kesalahan-kesalahan dalam prosesnya menghampiri, maka saya hayati kembali petikan kata-kata itu, dan ALHAMDULILLAH semangat itu bisa kembali hadir...

Semoga saat ini, di kala semangat dalam diri terasa begitu sangat lemah dan rapuh, berharap dengan mengingat kembali ke masa-masa ”perjuangan” semasa kuliah dulu bisa mengalirkan semangat dan membasahi rongga-rongga jiwa yang mungkin tengah mengering. Selain tentunya yang utama adalah dengan memohon perlindungan kepada pemilik hati ini...

Ya ALLAH aku berlindung kepada MU dari segala kegelisahan dan kesedihan, aku berlindung kepada MU dari segala kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada MU dari sifat pengecut dan Bakhil, aku berlindung kepada MU dari lilitan hutang dan kesewenangan orang

Anda sendiri biasanya apa yang anda lakukan ketika sedang berada di titik terbawah semangat anda?, mari berbagi di sini tuk saling menguatkan...

====================================================

Note: Gambar dari Mas Google.

Saturday, June 12, 2010

”TeRbaNg” DiaNtaRa PePoHoNan...


Foto --asli, bukan rekayasa hehehe-- ini adalah bukti bahwa saya pernah ”terbang” diantara pepohonan di perbukitan sekitar Bandung Utara. Waktu itu kantor tempat saya bekerja (yang lama) mengadakan acara outbound yang diadakan rutin setiap tahun. Tahun kemarin pilihan jatuh ke wilayah Bandung Utara, saya lupa euy nama persis tempatnya apa, pokokna mah di Bandung Utara wae lah tempatna :D

Salah satu permainan yang kami ikuti saat itu adalah flying fox. Bagi orang-orang yang sering mengikuti outbound di alam bebas mungkin sudah sangat familiar dengan istilah flying fox ini. Meluncur diantara pepohonan dengan tubuh terikat dan tangan bergantung pada tali yang juga diikatkan ke besi, lalu merasakan nikmatnya ”terbang” diantara pepohonan yang rindang dan udara segar plus sehat tentu saja . Wow sensasinya luarrr biasa!!!, anda berani mencoba???

Satu yang masih sangat membekas di benak saya hingga saat ini adalah: ”bermain” di alam bebas butuh keberanian, dan ternyata tidak semua orang memiliki keberanian itu. Ada yang takut dengan ketinggian, ada yang tak berani dengan arus liar sungai, ada yang merasa tak tahan dengan dingin yang menusuk tulang dan lain sebagainya. Namun buat saya berpetualang di dalam bebas salah satunya memberi pemahaman akan arti sesungguhnya dari sebuah tantangan, bahwa tantangan tak akan pernah bisa kita lalui tanpa ada keberanian untuk mencoba melaluinya. Meski tentu saja resiko itu akan selalu ada. Namun resiko terbesar menurut saya adalah ketika kita kalah bertarung melawan rasa takut yang ada di dalam diri, begitu bukan yah?

Meski mungkin di saat-saat pertama kali untuk mulai melangkahkan kaki, pasti banyak sekali godaan yang mencoba menghalangi kita tuk meneruskan perjuangan menaklukkan tantangan itu. Lihat saja senyum di foto itu, betapa di sana terpancar sejuta kekhawatiran, senyum di atas ketakutan dan kengerian hehehe. Namun ketika kaki telah melangkah, pantang tuk mundur!!, Siaaaapp bergaya dulu, hehehe...

=======================================================================

NoTe: gambar ini diikutsertakan dalam The Amazing Picture di blognya PakDhe Cholik, mudah2an ini bisa masuk kategori :). Maaf ya Pakdhe kalau ini tidak termasuk amazing, tapi buat saya segini ini ya sudah amazing hehehe...

Saturday, June 05, 2010

Suara yang Paling Indah


Seorang tua yang tak berpendidikan tengah mengunjungi sebuah kota besar untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dibesarkan di sebuah dusun di pegunungan yang terpencil, bekerja keras membesarkan anak-anaknya, dan kini sedang menikmati kunjungan perdananya ke rumah anak-anaknya yang modern.

Suatu hari, sewaktu dibawa berkeliling kota, orang tua itu mendengar suara yang menyakitkan telinga. Belum pernah ia mendengar suara yang begitu tidak enak didengar semacam itu di dusunnya yang sunyi. Dia bersikeras mencari sumber bunyi tersebut. Dia mengikuti sumber suara sumbang itu, dan dia tiba di sebuah ruangan di belakang sebuah rumah, dimana seorang anak kecil sedang belajar bermain biola. ”Ngiiiik! Ngooook!” berasal dari nada sumbang biola tersebut. Saat dia mengetahui dari putranya bahwa itulah yang dinamakan ”biola”, dia memutuskan untuk tidak akan pernah mau lagi mendengar suara yan g mengerikan tersebut.

Hari berikutnya, di bagian lain kota orang tua ini mendengar sebuah suara yang seolah membelai-belai telinga tuanya. Belum pernah ia mendengar melodi yang seindah itu di lembah gunungnya, dia mencoba mencari sumber suara tersebut. Ketika sampai ke sumbernya, dia tiba di ruangan depan sebuah rumah, dimana seorang perempuan tua, seorang maestro, sedang memainkan sonata dengan biolanya. Seketika si orang tua ini menyadari kekeliruannya. Suara tidak mengenakkan yang di dengarnya kemarin bukanlah kesalahan dari biola, bukan pula salah sang anak. Itu hanyalah proses belajar seorang anak yang belum bisa memainkan biolanya dengan baik.

Dengan kebijaksanaan polosnya, orang tua berfikir bahwa mungkin demikian pula halnya dengan agama. Sewaktu kita bertemu dengan seseorang yang menggebu-gebu terhadap kepercayaannya, tidaklah benar untuk menyalahkan agamanya. Itu hanya lah proses belajar seorang pemula yang belum bisa memainkan agamanya dengan baik. Sewaktu kita bertemu dengan seorang bijak, seorang maestro agamanya, itu merupakan pertemuan indah yang menginspirasi kita selama bertahun-tahun, apapun kepercayaan mereka.

Namun ini bukanlah akhir dari cerita...

Hari ketiga, di bagian lain kota si orang tua mendengar suara lain yang bahkan melebihi kemerduan dan kejernihan suara sang maestro biola. Menurut anda suara apakah itu??

Melebihi indahnya suara aliran air pegunungan pada musim semi, melebihi indahnya suara angin musim gugur di sebuah hutan, melebihi merdunya suara burung-burung pegunungan yang berkicau setelah hujan lebat. Bahkan melebihi keindahan hening pegunungan sunyi pada suatu malam musim salju. Suara apakah yang telah menggerakkan hati si orang tua melebihi apa pun itu?

Itu suara sebuah orkestra besar yang memainkan sebuah simfoni. Bagi si orang tua, alasan mengapa itulah suara terindah di dunia adalah: pertama, setiap anggota orkestra merupakan maestro alat musiknya masing-masing; dan kedua, mereka telah belajar lebih jauh lagi untuk bisa bermain bersama-sama dalam harmoni.

”Mungkin ini sama dengan agama” fikir si orang tua. ”Marilah kita semua mempelajari hakikat kelembutan agama kita melalui palajaran-pelajaran kehidupan. Marilah kita semua menjadi maestro cinta kasih di dalam agama masing-masing. Lalu, setelah mempelajari agama kita dengan baik, lebih jauh lagi, mari kita belajar untuk bermain, seperti halnya para anggota sebuah orkestra, bersama-sama dengan penganut agama lain dalam sebuah harmoni!”

Itulah suara yang paling indah...

=====================================================

Cerita ini diambil dari salah satu tulisan di dalam Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya yang ditulis oleh Ajahn Brahm. Buku ini adalah salah satu buku yang saya peroleh dari Kyaine.

Friday, May 28, 2010

LaNgiT maSih BiRu...


Kepada kedua mempelai Gadis berucap: ”barakallah..”.
Dalam luka ia mencoba tegar: ”tanpamu langit masih biru, tanpamu bunga pun tak layu..”.


================================================================
Fiksi Mini ini diikutsertakan untuk memeriahkan perhelatan nya mba Wi3nda, semoga belum telat, udah last minute nih kayaknya :D

Wednesday, May 12, 2010

Malaikat Pelindung

Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. Maka ia bertanya kepada Tuhan: ”Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku di sana?”.

Tuhan pun menjawab: ”Diantara semua malakat-Ku, Aku akan memilih seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawat dan mengasihimu”. Si kecil bertanya lagi: ”Tapi di sini, di surga ini, aku tak berbuat apa-apa kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia”. Tuhan pun menjawab: ”Tak apa, malaikatmu itu akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia”. Namun si kecil bertanya lagi: ” Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?”.

Tuhan pun menjawab: ”Malaikatmu itu akan membisikkan kata-kata paling indah, dia akan selalu sabar ada di sampingmu, dan dengan kasihnya dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia”. Si Kecil bertanya lagi: ”Lalu, bagaimana jika aku ingin berbicara pada Mu ya Tuhan?”.

Tuhan kembali menjawab: ”Malaikatmu itu akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdoa”. Lagi-lagi si kecil menyelidik: ”Namun, aku mendengar di sana ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?”.

Tuhan pun menjawab: ”Tenang, malaikatmu akan terus melindungimu, walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu”. Namun si kecil ini malah sedih: ”Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihatmu lagi”. Tuhan menjawab lagi: ”Malaikatmu akan selalu mengajarkanmu keagunganKu, dan dia akan mendidikmu bagaimana agar selalu patuh dan taat pada Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk mengingatKu. Walau begitu, Aku akan selalu ada di sisimu”.

Hening..Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup: ”Ya Tuhaaan, aku akan pergi sekarang. Tolong sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku...”.

Tuhan pun kembali menjawab: ”Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu...”

=================================================================
Tulisan ini saya peroleh dari seorang teman, dan di akhir tulisan itu tertulis sumbernya: ”Situs resmi sang juara dunia balap F-1: http://www.michael-schumacher.com, Sunday, January 27, 2002”. Tetapi ketika saya coba klik lagi alamat itu, saya tidak menemukan tulisan motivasi seperti ini.


Friday, May 07, 2010

BaRiSaN SuNgKai di UjuNg SeNja…


Suatu senja dalam dekapan belantara
Langit cerah berganti kelabu, aku terpaku
Memandang barisan sungkai di hadapanku,
Tengah bergoyang ke kanan, lalu ke kiri
Menari ikuti irama melodi sang bayu…

Sengkuang, Air Upas_Kalbar
13 April 2010.
=========================================================

* Senja itu selepas bekerja aku duduk bermenung seorang diri, memandang dan menikmati indahnya gerakan pohon sungkai yang berbaris di depan kantor. Dalam hati aku bertanya apakah yang telah membawa dan mengantarkanku ke tengah belantara ini?. Sedikitpun aku tak pernah menyangka akan sampai dan menginjakkan kakiku di sini. Terkadang aku merasa telah salah dalam melangkah, namun kemudian aku tersadar, bahwa tak akan pernah sejengkal pun kaki ini bergerak tanpa seizin NYA…

Semuanya berjalan laksana sungai yang sedang mengalir. Irama-NYA yang terus menuntunku, bergerak membawaku ke penghujung senja…

** Suatu hari, seseorang yang telah tinggal selama enam bulan di perkebunan di pedalaman Kalbar tempat saya bekerja berucap kepada saya : “wah ternyata barisan sungkai itu indah ya, saya baru sadar, padahal sudah enam bulan loh saya tinggal di sini”…

Mendengar ucapannya saya jadi terfikir, bahwa memang sering kali kita sangat lambat untuk bisa menangkap “keindahan” yang tersaji di hadapan mata kita. Dan sering kali pula ALLAH membukakan mata batin kita melalui orang lain untuk bisa melihat dan menikmati “keindahan” itu…
==========================================================

* Sungkai dengan nama latin peronema canescens atau sering disebut juga sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus termasuk ke dalam famili verbenaceae. Daerah penyebaran sungkai ini di Indonesia adalah di Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan keseluruhan Kalimantan. Tempat tumbuh di dalam hutan tropis dengan tipe curah hujan A sampai C. Tinggi pohon mencapai 20-30 m. Kegunaan sungkai cocok untuk rangka atap, karena ringan dan cukup kuat. Selain itu juga dipakai untuk tiang rumah dan bangunan jembatan (Sumber: www.dephut.go.id).


Saturday, April 24, 2010

BeRhaTi-HaTi lah SeBeLuM MemBuka PinTu KaMaR…


Bila suatu saat anda sedang bepergian dan menginap di sebuah tempat tinggal yang dihuni bersama-sama seperti mess, yang di dalamnya biasanya terdiri atas kamar-kamar yang bentuk dan ukurannya sama, dan kita tidak diperkenankan untuk memegang kunci kamar tersebut. Maka berhati-hatilah setiap kali anda akan memasuki kamar, karena bila tidak maka bisa jadi suatu waktu anda akan tersesat ke kamar orang lain (read: salah kamar!!!).

Itulah salah satu pengalaman saya ketika kemarin tinggal di mess Perusahaan di Sengkuang Kalbar. Sebagian besar kamar tersebut tidak terkunci ketika penghuninya sedang ke kantor. Jadilah pada suatu siang ketika saya selesai makan dan hendak menuju kamar, dengan PeDe-nya saya membuka kamar bernomor x, padahal kamar saya masih satu pintu lagi. Untungnya saya langsung tersadar bahwa saya telah salah membuka pintu ketika melihat ruang di dalamnya berbeda dengan kamar tidur yang saya tempati. Dan untungnya lagi pada saat itu penghuni kamar itu sedang tidak berada di dalam kamar. “Selameeet” gumam saya dalam hati karena tidak ada orang yg melihat.

Namun tak disangka dan tak diduga hari berikutnya di waktu istirahat siang seorang cowok tiba-tiba membuka pintu kamar yang saya tempati, melihat keganjilan itu saya pun setengah berteriak “mama!!!”, lalu cowok itu pun kaget dan langsung tersadar bahwa saat itu dia telah salah membuka pintu kamar, dan sambil berlalu keluar dengan suara yang sangat menyesal dia meminta maaf padaku. Untungnya lagi pada saat itu saya masih memakai jilbab. Tahukah anda siapa cowok yg telah salah membuka pintu kamar yang saya tempati??, dia adalah penghuni kamar yg kemarin saya sempat tersesat juga, hihihihi jadi ketawa sendiri deh diriku.

Sejak saat itu setiap masuk kamar saya terlebih dahulu memeriksa nomor yang tertulis di pintu kamar, kemudian langung mengunci kamar dari dalam supaya terhindar dari kejadian salah buka pintu kamar!! :D, ono-ono wae…

Bagi anda yang sedang tinggal di mess tidak diperkenankan secara sengaja membuka pintu kamar yang bukan kamar anda, karena itu telitilah sebelum membuka pintu kamar! :P


Tuesday, April 06, 2010

KaNgeN SuaRa PaNggiLaN iTu...

Pagi ini adalah subuh ke dua aku jalani di pedalaman Kalimantan Barat. Ada satu hal yang aku sangat merasa kehilangan selama dua subuh yang telah aku lalui, juga pada saat-saat lain ketika akan memasuki waktu shalat...

Satu hal yang sangat aku kangeni itu di sini adalah suara adzan. Selama aku memasuki pedalaman Kalimantan Barat ini tepatnya di desa Sengkuang, Kecamatan Air Upas, kabupaten Ketapang Kalbar aku sudah tak pernah lagi mendengar suara adzan secara langsung. Ya jelas saja di sini aku tinggal di areal perkebunan kelapa sawit di tengah-tengah hutan, tak ada mushala apalagi masjid. Hal itu bisa dimaklumi karena penduduk muslim di sini sangat jarang.

Suara adzan itu ternyata benar-benar ngangeni ya. Biasanya di subuh hari suara adzan lah yang membangunkanku dari peraduan, siang hari suara itu pula yang mengingatkanku dari kesibukan dunia, hingga malam menjelang suara adzan itu memberikan pelajaran kepadaku bahwa begitu cepatnya waktu berlalu, siang beranjak pergi dan disusul dengan kehadiran layar malam penuh misteri.

Berbahagia dan bersyukurlah bila saat ini diantara kita masih bisa setiap waktu ketika akan shalat mendengar merdu dan indahnya suara panggilan itu, dan itu adalah sebuah anugerah yang ALLAH berikan kepada kita sebab tidak semua orang bisa merasakan nikmat itu setiap saat seperti aku saat ini. Dan menurutku salah satu cara kita mensyukurinya yaitu dengan segera memenuhi panggilan itu ketika ia telah memanggil. Semoga kita semua bisa mensyukurinya, amiin...

===========================================================
NoTes:
Tulisan ini dipublish di tengah-tengah lemotnya koneksi, ya maklum saja tempat yang aku kunjungi ini berada dalam dekapan hutan belantara. Oya mau pamer dulu sedikit, perjalanan aku ke Sengkuang ini selain ditemani AQ-nul Karim dan kertas kerja, juga ada sebuah buku yang sengaja aku bawa tuk menemani yaitu sebuah Buku NH Dini ”La BaRka”. Buku itu berasal dari salah seorang blogger tangguh di zaman ini yaitu Pak guskar dengan padeblogan nya yang selalu ramai dengan tulisan2 yang bermutu. Terima kasih sangat Pak Gus, bukunya langsung jalan-jalan ke Kalbar nih:).

Oya aku juga minta maaf, di sini aku kesulitan untuk ngeblog dan BW ke tempat kawan2, maklum deadline ketat dan koneksi lemot hehehe...Mohon doa nya ya temans...makasih sudah berkenan tuk mampir ke blog ku yg sederhana ini...


Saturday, April 03, 2010

SeMoGa MaSiH Ada WakTu TeRsiSa...


Suatu pagi di akhir pekan, seorang gadis sebutlah Risa berencana akan memasak. Seperti biasa setiap akhir minggu ketika tidak ada kegiatan lain, maka Risa selalu menyempatkan diri untuk masak di kosannya. Selain untuk mengobati kebosanan lidahnya terhadap ”rasa” masakan warung juga untuk melatih kelihaian tangannya dalam meracik berbagai bumbu hingga menjadi suatu masakan yang ”enak” untuk dinikmati (baca:enak untuk lidah Risa tentu saja), maklum saat ini Risa masih dalam tahap belajar memasak, sehingga masih banyak hal yang harus terus dipelajari.

Pagi itu Risa memutuskan untuk masak sayur bening campur-campur yang isinya tauge, bayam dan wortel. Bayam, wortel dan bumbu-bumbu telah selesai dipotong-potong dan dicuci, selanjutnya yang tersisa adalah tauge. Tauge yang dibeli Risa ternyata memiliki akar yang cukup panjang dan sedikit bertanah, bukan tauge yang telah dibersihkan dan siap langsung dimasak, sehingga mau tidak mau terlebih dahulu Risa harus membuang akar-akar tauge tersebut agar bersih dan lebih enak dipandang. Lalu mulailah Risa membersihkan tauge itu dengan cara memotong bagian akar dari batang tauge yang imut-imut dan putih itu. Dan tentu saja hal itu harus dilakukan satu per satu, karena memang tidak bisa dibersihkan sekaligus. Baru sepuluh batang tauge yang dibersihkan Risa sudah mulai bosan, sementara masih ada setengah plastik lagi, hikkzszs.

Melihat masih begitu banyak jumlah tauge yang tersisa, Risa berfikir untuk tidak jadi mengikutsertakan tauge ke dalam sayur beningnya, ”apa lebih baik aku buang saja tauge ini yah?” fikir Risa sambil terus memandangi tauge-tauge itu karena di kosan Risa tidak ada lemari pendingin untuk menyimpan sayur dan lain-lainnya. Mau dilanjutkan bisa-bisa habis satu jam hanya untuk membuang akar-akar tauge ini, sementara Risa masih harus mengerjakan pekerjaan lainnya. Dalam hati Risa bergumam ”ternyata memasak itu butuh ketekunan dan kesabaran, yah seperti yang saat ini aku kerjakan”. Lama Risa berfikir bagaimana caranya agar dia bersemangat melanjutkan memotong akar-akar tauge tersebut agar bisa segera selesai.

Dalam perenungan itu Risa teringat akan satu cerita di suatu negeri tentang seorang nenek yang selalu tekun memunguti setiap helai daun yang telah jatuh dan berserakan di depan halaman sebuah masjid. Pekerjaan itu ia lakoni setiap hari dengan penuh ketekunan dan kesabaran. Suatu hari ada seseorang yang bertanya kepada sang nenek: ”mengapa nenek begitu rajinnya memunguti helai demi helai dedaunan itu tanpa rasa lelah dan bosan sedikitpun?”, lalu nenek itu pun menjawab: ”karena dari setiap helai daun yang aku pungut aku iringi dengan mengucapkan istighfar sehingga tak terasa semua dedaunan itu telah habis aku bersihkan”.

Teringat cerita itu, kemudian Risa memutuskan untuk melanjutkan membersihkan akar-akar tauge sambil mengiringi pada setiap akar tauge yang dipotong dengan ucapan ”astaghfirullah”. ”Daripada fikiranku melayang kemana-mana lebih baik aku ucapkan istighfar dari setiap batang tauge yang aku bersihkan” fikir Risa saat itu. Dan tidak sampai setengah jam kemudian ternyata tinggal lima batang tauge yang terdapat di dalam plastik, dan dengan mengucap alhamdulillah akhirnya batang tauge terakhir pun terselesaikan dengan sempurna. Lalu dengan perasaan tenteram dan senang Risa pun bergegas melanjutkan untuk menyelesaikan memasak sayur bening miliknya.

Alangkah indah ya jika setiap nafas kehidupan kita selalu diiringi dengan mengingat-NYA, melalui media apapun jika kita mau maka insyaALLAH kita bisa. Tak perlu menunggu tua, tak perlu menunggu sakit, karena toh kita tak pernah tahu kapan sang waktu dunia akan tertutup untuk diri kita. Di atas semua itu manusia memang sering kali lupa, karenanya saling mengingatkan adalah hal yang paling bijaksana. Semoga masih ada waktu tersisa untuk kita, amiin.


Wednesday, March 24, 2010

Untaian Doa itu akan KembaLi pada Kita...

Apa yang sahabat lakukan ketika misalnya sedang dalam perjalanan melihat seorang bapak tua yang tertatih-tatih menarik gerobak sampah, atau melihat nenek-nenek sedang duduk menunggui dagangan serabinya yang mungkin semuanya sudah dingin karena belum juga ada yang laku.

Atau di lain waktu mungkin sahabat juga melihat seorang bapak setengah baya dengan badannya yg kurus kering di tepian jalan raya tengah bekerja memecah batu-batu yang besarnya hampir sama dengan ukuran badannya, atau dengan tidak sengaja mungkin sahabat juga melihat beberapa orang anak yg sedang tidur di pinggiran jalan tanpa selimut apalagi bantal. Ketika melihat semua realita hidup itu apa yang sahabat lakukan?, sementara pada saat itu sahabat sama sekali tak bisa hadir untuk menghampiri mereka.

Ketika itu mungkin sahabat sedang berada jauh dari mereka, berada di dalam bis misalnya, atau sedang boncengan naik motor atau sedang berada di kendaraan mewah ber-AC dan full music. Apa yang bisa kita lakukan dalam kondisi seperti itu??. Menurut hematku hiasilah setiap sudut ruang hati kita dengan untaian doa kebaikan untuk saudara kita, semoga doa-doa yang kita panjatkan akan menjadi bagian dari sedekah untuk mereka jika hati kita ikhlas melakukannya. Ingat kan sahabat? bahwa setiap doa dan ucapan yang kita keluarkan maka akan kembali kepada diri yang bersangkutan. Jadi pada hakikatnya ketika kita memanjatkan doa kebaikan untuk saudara kita maka pada saat itu pula sebenarnya kita sedang mendoakan diri kita sendiri...

Mari kita perbanyak doa untuk saudara dan sahabat kita dimana pun mereka berada baik yang kita kenal maupun tidak. Semoga ALLAH senantiasa menautkan hati-hati kita dengan satu untaian kata yaitu DOA. Aku berdoa semoga semua saudara dan sahabatku selalu berada dalam penjagaan dan perlindungan ALLAH hingga nanti kita kembali kepada-NYA, amiin...


Saturday, March 20, 2010

2 x 30 Menit yang Berarti...

Tulisan ini hadir di tengah-tengah kemunduran yang teramat sangat akan semangat saya dalam belajar menulis. Entah apa yang sedang menggerogoti jiwa ini sehingga semangat menulis bisa terjatuh pada titik terendah. Situasi ini berawal ketika beberapa bulan yang lalu hampir seluruh waktu hidup saya dialokasikan untuk pekerjaan. Pagi, siang, malam, bahkan ketika hari Sabtu dan Minggu pun selalu saya berikan waktu sepenuhnya untuk menyelesaikan pekerjaan kantor yang terus bertambah, sehingga (dengan terpaksa) terabaikanlah hal-hal lain di luar pekerjaan salah satunya ya belajar menulis!. Kesibukan yang sangat dalam pekerjaan tentu saja berkaitan dengan siklus tahunan auditor yang mulai memasuki peak season di kantor sejak bulan Oktober, menjelang tutup buku.

Pada saat itu mungkin saya harus bisa toleran terhadap situasi kehidupan yang menghampiri saya, mau dikata apa, kalau pekerjaan tidak selesai bisa celaka 13 saya!, jadi mau atau tidak mau semua hal di luar pekerjaan harus rela ngantri hingga waktu yang belum bisa ditentukan (pada saat itu) hehehe. Hampir dua bulan lebih lamanya kegiatan belajar menulis terabaikan sehingga ternyata keterampilan dalam mengikat ide (baca: menulis) yang baru saja mulai bertunas perlahan layu dan mengering, hikszz.

Saat ini, setelah saya mengambil sebuah keputusan yang cukup ”berani” terkait dengan masalah pekerjaan sekitar hampir dua bulan yang lalu, saya memiliki waktu luang yang lebih dari cukup, namun entah mengapa semangat menulis justru semakin terjun bebas secara vertikal. Seringkali menulis dan menulis hanya sebatas niat dan rencana dengan realisasinya BIG NULL !!!. Kemudian saya pun membiarkan diri bermain-main dengan kemalasan yang begitu asyiknya mengelilingi saya. Saat itu saya berfikir dipaksa pun tetap tidak akan maksimal hasilnya, dan jadilah selama hampir dua bulan itu saya hanya bisa ”benar-benar” update blog sebanyak tiga kali, bayangkan kawan hanya tiga kali!!?, sebuah pencapaian yang mengecewakan tentu saja buat saya.

Lalu kemarin BW mengantarkan saya pada satu blog seorang kawan yang juga ternyata sedang mengalami permasalahan yang hampir sama dengan saya yaitu jarang update blog, dan salah satu yang membuat saya tergugah adalah pada kata-kata dia yang ini: ”Well.. see, cukup dengan waktu ga sampai 10 menit saya bisa publish tulisan ini..hehe”. Hebatt!!, kemudian saya menyimpulkan bahwa sebenarnya tekad untuk bisa mendisiplinkan diri secara konsisten dalam mengalokasikan waktu untuk menulis yang paling dibutuhkan untuk orang-orang seperti saya. Akhiri segala niat dan rencana dengan tindakan!, sekarang dan sekarang! Hehehe, sepertinya itulah kata-kata yang paling pas untuk saya saat ini, entah nanti ;).

”Well.. see, cukup dengan waktu 2x30 menit saya bisa publish tulisan ini..hehe", hehe lagi...:D

=======================================================


Note 1: Tulisan ini bukan apa-apa dan bahkan sangat biasa, hanya sebagai pembuktian untuk diri saya pribadi bahwa (insyaALLAH) saya bisa jika saya mau dan mau!, jika saya disiplin dan disiplin!!, dan malas itu harus dilawan dan dienyahkan kawan!!!, tak perlu dipelihara apalagi disayang ;).

Note 2: Mohon doanya, salah seorang sahabat kita Mba YangPutri sedang sakit, insyaALLAH katanya besok atau senin sudah akan pulang dari Rumah Sakit.

Friday, March 12, 2010

NgiDaM...


Beberapa hari belakangan ini entah kenapa aku teringat dan terbayang-bayang terus pada salah satu lalap-an favorit aku sejak kecil dulu hingga saat ini, yaitu jenis lalap-an yang berwarna ijo! persis sama pula dengan warna kesukaanku, ijo!!, hidup ijo!!! :D. Lalap-an yang aku maksud itu adalah ”pucuk daun jambu monyet”, hayoo siapa yang tahu dan pernah makan lalapan itu???, acungkan jari nyaaaa!!:D. Aku tebak dari 5 yang membaca mungkin cuma satu atau dua orang yang pernah memakan lalap-an daun jambu monyet itu. Hal ini memang karena keberadaan jenis tumbuhan yang menghasilkan lalap-an itu tidak mudah ditemui di sembarang tempat, tanaman ini hanya bisa tumbuh pada daerah panas dan cenderung berpasir.

Ketika aku kecil dulu, di pekarangan rumahku bagian belakang (orang kampung kami menyebutnya dengan sebutan ”palak”) tumbuh sebatang pohon jambu mete / jambu monyet, dan karena keseringan bermain di bawah sekaligus di atas pohonnya, makanya aku jadi akrab dengan pucuk daun yang berwarna ijo dan menggoda itu;). Nah jadilah sejak itu aku sangat menggemari pucuk daunnya, saking sukanya tak peduli apa pun lauknya ketika aku makan jika ditemani dengan lalapan pucuk daun yang satu ini maka selera makan aku akan bertambah dua kali lipat, dahsyat rek!!!, di samping memang karena aku tipe orang yg sangat suka berbagai jenis lalap-an juga siiy. Dan setiap aku pulang kampung pasti tidak akan pernah melewatkan jenis lalapan yang satu itu, namun sayangnya semakin ke sini tuh pohon semakin sulit untuk ditemukan, hikzzzsss.

Suatu waktu ketika aku pulang kampung dan saat itu sedang SANGAT INGIN SEKALI makan lalapan pucuk daun jambu monyet, namun pohon itu begitu sulitnya ditemukan, sampai-sampai aku berucap di dalam hati: ”jika ada seseorang yang bisa memberitahu aku dimana letak keberadaan pohon jambu monyet yang memiliki pucuk yang rimbun sehingga memudahkan bagi aku mengambil pucuk daunnya untuk lalapan, maka kalau dia cowok single akan aku jadikan suami (dengan catatan: kalau dia sesuai dengan kriteria aku dan jika dia juga suka sama aku tentunya hehehehe), dan kalau dia cewek maka akan aku jadikan adik/kakak/tante/ibu/nenek”.

Dan anehnya setelah berniat seperti itu tak ada satu orang pun yang menyampaikan informasi dimana keberadaan pohon jambu monyet tersebut, ya iyalah kan aku hanya woro-woronya di dalam hati xixixixi, tidak diumumkan ke khalayak ramai hehehe ada ada aja. Alhamdulillah akhirnya pohon tersebut berhasil ditemukan oleh kakakku yang perempuan di pekarangan salah seorang yang tak boleh disebutkan namanya, duh kayak PANSUS aja!, nah berarti niatku yang tadi sudah batal dunk:D. Hingga saat ini setiap aku pulang kampung aku selalu meminta pucuk daun jambu monyet ke rumah orang itu, kenapa meminta? karena kalau aku ingin membeli pun pasti yang punya tidak mau menerima karena memang mereka tidak memperjualbelikan pucuknya.

Naah beberapa waktu belakangan ini aku tengah diserang ”keinginan yang sangat” atau NgiDaM untuk menyantap lalap-an pucuk daun jambu monyet itu. Aku cari ke swalayan gak nemu, coba cari di pasar tradisional juga gak bersua, tanya ke abang-abang tukang sayur yang lewat di depan kosan, dia bilang jarang sekali ada, dan kalau pun ada kebanyakan sudah layu dan hitam warnanya, hiks huaaaaaaaa, tinggallah aku harus menahan perasaan NgiDaM ini seorang diri *hehehe lebay deh...

Anda sendiri apakah suka lalap-an?, apa jenis lalapan favorit anda, apakah sama dengan aku?. Mari kita saling betukar lalap-an, eh salah bertukar cerita tentang lalapan maksudnya :p


Gambar diambil dari sini

Monday, March 01, 2010

Sepuluh Sifat Baik


Alhamdulillah, pada hari Kamis tanggal 25 Februari kemarin saya menerima kiriman buku dari Surabaya, dari seorang Pakdhe yang sangat baik hati;), siapa lagi kalau bukan Pakdhe Cholik. Terima kasih ya Pakdhe, bukunya sudah saya terima dan sebagian besar isinya sudah saya lahap;).

Lalu bagaimana ceritanya buku itu bisa sampai ke tangan saya?. Jadi ceritanya begini, pada tanggal 19 Feb 2010 Pakdhe mengundang saya untuk berpartisipasi dalam acara Tumpengan Milad dalam rangka menyambut Hari Ultah Budhe yang jatuh pada tanggal 20 Februari 2010. Kemudian saat itu juga saya pun langsung menuju ke TKP dan mencoba berpartisipasi semampu saya, eh tak disangka dan tak diduga alhamdulillah ternyata besoknya Pakdhe memberitahu kalau saya termasuk salah satu yang beruntung pada postingan Tali Asih Milad, dan mendapatkan sebuah buku yang berjudul seperti gambar di atas: Berjuta Berkah Karena Sedekah.

Nah karena saya belum berani menulis resensi sebuah buku (belum PD!), maka saya mencoba merangkum saja salah satu bacaan yang ada di dalam buku tersebut, yaitu yang terdapat pada halaman 119 yang berjudul: ”Sepuluh Sifat Baik”. mudah-mudahan ada manfaat yang bisa diambil dari resume singkat ini.

Ada sepuluh sifat baik. Jika sifat baik ini dilakukan seorang hamba, ia akan mencapai derajat orang-orang shalihin dan memperoleh kemuliaan di dunia dan akhirat, yaitu:
1). memperbanyak sedekah;
2). banyak membaca AlQuran. Rasulullah SAW bersabda mengenai keutamaan membaca AlQuran: ”Bacalah AlQuran karena ia akan datang sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat” (HR Muslim);
3). berkumpul bersama orang-orang yang selalu mengingat akhirat, sehingga kita tidak berharap secara berlebihan kepada dunia;
4). memperbanyak silaturrahim. Rasulullah SAW bersabda tentang keutamaan silaturrahim tersebut: ”Barangsiapa yang senang jika rizkinya diluaskan dan ditangguhkan ajalnya, hendaklah ia bertaqwa kepada ALLAH dan menyambung tali silaturrahim” (HR Muslim);
5). menjenguk orang sakit. Rasululah SAW bersabda: ”Barangsiapa menjenguk orang sakit, berarti ia senantiasa berada dalam kebun surga sampai kembali pulang” (HR Muslim);
6). sedikit bergaul dengan orang-orang kaya yang selalu sibuk dengan kekayaan dan lupa dengan akhirat;
7). banyak memikirkan dimanakah tempatnya setelah meninggal besok;
8). banyak mengingat mati dan sedikit berangan-angan. Rasulullah SAW bersabda: ”Orang cerdas adalah yang selalu mengoreksi dan mempersiapkan diri dengan banyak amalan untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang bodoh yaitu yang selalu mengikuti hawa nafsu dan banyak berangan-angan”. (HR Ahmad);
9). banyak diam dan sedikit berbicara;
10).tawadhu’ (rendah hati), memakai pakaian yang sederhana, mencintai fakir miskin dan bergaul dengan mereka, mendekati anak yatim dan mengusap rambut mereka (Tanbiihul Ghaafilin, 252).

Demikian itulah Sepuluh Sifat Baik yang jika kita amalkan maka insyaALLAH akan mendatangkan kemuliaan di dunia dan di akhirat kelak, amiin.
Melalui tulisan ini sekali lagi saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Pakdhe dan Budhe. Semoga keberkahan dan kemuliaan selalu menaungi kehidupan Beliau berdua dan keluarga, amiin.


NB: Maaf ya Pakdhe dan kawan2, baru bisa berbagi ilmu dari buku yang aku dapat hari ini, entah kenapa belakangan ini semangat ngeblog aku sedang menurun hiks hiks hiks:(:(...


Monday, February 15, 2010

Profesionalisme Seniman Jalanan

Jika kita naik bis atau metromini ataupun kopaja di daerah ibu kota Jakarta atau di kota-kota besar lainnya di berbagai tempat di negara kita, maka kita akan menemukan sebuah pemandangan yang sudah sangat biasa yaitu kehadiran para seniman yang berpindah dari satu bis ke bis lainnya, mereka menyebut diri mereka dengan sebutan seniman jalanan.

Mungkin diantara kita ada yang merasa terganggu dengan kehadiran mereka di dalam bis, khususnya bagi para penumpang bis di ibu kota yang sudah sangat biasa disuguhi dengan sikap dan tingkah polah mereka yang terkadang tidak sopan dan kasar. Tentu saja sikap kasar tersebut menyebabkan sebagian penumpang bersikap antipati terhadap kehadiran mereka, dan parahnya hal tersebut menyebabkan kita terkadang menyamaratakan para seniman jalanan itu.

Padahal kalau diperhatikan secara seksama dan dipandang dari kacamata profesi seni, saya melihat ada sebagian dari para seniman jalanan itu yang bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan seninya. Bagi para pengamen misalnya, selain memiliki bakat seni dalam bernyanyi, suara yang bagus, penampilan mereka juga didukung dengan alat-alat musik yang beragam (bukan hanya gitar) sehingga hal tersebut bisa memberikan penampilan yang menarik ketika mereka ”manggung” di dalam bis, akhirnya penumpang pun bisa menikmati dan merasa terhibur dengan penampilan mereka.

Namun sayangnya saya sangat jarang menemukan para seniman jalanan khususnya pengamen yang bisa menghibur seperti itu di ibu kota Jakarta. Seniman jalanan yang bersikap profesional seperti itu dulu banyak saya temui di kota Bandung, salah satunya di daerah sekitar terminal Leuwi Panjang. Saya teringat ketika dulu masih kuliah pada saat pulang kampung atau hendak menuju kota Bandung dengan bis, saat-saat bertemu dengan para seniman jalanan itu adalah salah satu momen yang paling saya tunggu –tunggu ketika melewati terminal. Apalagi jika lagu yang mereka bawakan adalah lagu-lagunya Ebiet G Ade, bisa request deh hehehe..

Ternyata bukan hanya saya yang menantikan pertemuan dengan para seniman jalanan seperti itu, teman saya pun ternyata sangat menunggu-nunggu dan menikmati penampilan mereka. Dan sebagai bentuk apresiasi kami terhadap penampilan mereka yang menghibur, maka kami akan memberi dua kali lipat dari rata-rata yang sering kami beri ketika bertemu pengamen biasa. Saya fikir itu adalah salah satu bentuk apresiasi terhadap usaha sungguh-sungguh dari mereka. Kami menyebut usaha mereka itu dengan sebutan profesionalisme seniman jalanan. Dan kami tidak merasa bahwa apa yang kami berikan itu merupakan satu bentuk sedekah, tetapi kami menganggap itu adalah sesuatu yang layak mereka terima sebagai imbalan atas jasa yang telah mereka berikan berupa hiburan musik jalanan.

Menurut saya seniman jalanan yang profesional merupakan orang-orang yang harus diberi kesempatan untuk bisa mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Saat ini mungkin (saya tidak tahu tepatnya) telah ada wadah-wadah yang sengaja dibuat untuk menjaring para seniman jalanan yang berbakat, tetapi jumlahnya masih sangat terbatas.

Terlepas dari pro kontra Peraturan Daerah DKI Jakarta tentang Ketertiban Umum Tahun 2007 terkait dengan larangan atas kegaiatan pengemis, pengamen dkk nya, saya berharap semoga para seniman jalanan bisa terus mengasah dan mengembangkan bakat yang mereka miliki melalui wadah-wadah yang memang sengaja diperuntukkan untuk mereka. Betapa banyak para musisi yang saat ini telah meraih sukses dahulunya berasal dari jalanan, permasalahannya hanya terletak pada peluang dan kesempatan. Semoga ke depan Pemerintah semakin memperhatikan nasib para seniman jalanan.


Monday, February 08, 2010

Aku Kembaliii...!

Assalamualaikum....Apa kabar sahabat semua???, semoga selalu dalam keadaan sehat dan dalam lindungan ALLAH Swt, amiin. Alhamdulillah akhirnya saya bisa bertemu lagi dengan sahabat semua dalam dunia tanpa raga ini hehehe...Setelah sekitar hampir 2 bulan lamanya saya mengabaikan dunia yang satu ini, karena aktivitas di dunia nyata benar-benar telah menguras habis tenaga dan fikiran saya sehingga keinginan untuk mengunjungi sahabat sekalian di dunia maya harus ditunda dulu...

Terima kasih untuk perhatian sahabat semua yang masih berkenan hadir walaupun tanpa sambutan dari sang pemilik blog. Hmm, artinya saya punya banyak PR BW nih:). Tak sabar rasanya ingin segera mengunjungi satu-satu rumah sahabat semua, tapi ya bagaimanapun harus dicicil deh sepertinya, mengingat sekian banyak rumah yang harus dikunjungi...

Oke sahabat! kita mulai kegiatan BW dari saat ini, tunggu kedatanganku di rumahmu yaaa :).



LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin