Jika kita naik bis atau metromini ataupun kopaja di daerah ibu kota Jakarta atau di kota-kota besar lainnya di berbagai tempat di negara kita, maka kita akan menemukan sebuah pemandangan yang sudah sangat biasa yaitu kehadiran para seniman yang berpindah dari satu bis ke bis lainnya, mereka menyebut diri mereka dengan sebutan seniman jalanan.
Mungkin diantara kita ada yang merasa terganggu dengan kehadiran mereka di dalam bis, khususnya bagi para penumpang bis di ibu kota yang sudah sangat biasa disuguhi dengan sikap dan tingkah polah mereka yang terkadang tidak sopan dan kasar. Tentu saja sikap kasar tersebut menyebabkan sebagian penumpang bersikap antipati terhadap kehadiran mereka, dan parahnya hal tersebut menyebabkan kita terkadang menyamaratakan para seniman jalanan itu.
Padahal kalau diperhatikan secara seksama dan dipandang dari kacamata profesi seni, saya melihat ada sebagian dari para seniman jalanan itu yang bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan seninya. Bagi para pengamen misalnya, selain memiliki bakat seni dalam bernyanyi, suara yang bagus, penampilan mereka juga didukung dengan alat-alat musik yang beragam (bukan hanya gitar) sehingga hal tersebut bisa memberikan penampilan yang menarik ketika mereka ”manggung” di dalam bis, akhirnya penumpang pun bisa menikmati dan merasa terhibur dengan penampilan mereka.
Namun sayangnya saya sangat jarang menemukan para seniman jalanan khususnya pengamen yang bisa menghibur seperti itu di ibu kota Jakarta. Seniman jalanan yang bersikap profesional seperti itu dulu banyak saya temui di kota Bandung, salah satunya di daerah sekitar terminal Leuwi Panjang. Saya teringat ketika dulu masih kuliah pada saat pulang kampung atau hendak menuju kota Bandung dengan bis, saat-saat bertemu dengan para seniman jalanan itu adalah salah satu momen yang paling saya tunggu –tunggu ketika melewati terminal. Apalagi jika lagu yang mereka bawakan adalah lagu-lagunya Ebiet G Ade, bisa request deh hehehe..
Ternyata bukan hanya saya yang menantikan pertemuan dengan para seniman jalanan seperti itu, teman saya pun ternyata sangat menunggu-nunggu dan menikmati penampilan mereka. Dan sebagai bentuk apresiasi kami terhadap penampilan mereka yang menghibur, maka kami akan memberi dua kali lipat dari rata-rata yang sering kami beri ketika bertemu pengamen biasa. Saya fikir itu adalah salah satu bentuk apresiasi terhadap usaha sungguh-sungguh dari mereka. Kami menyebut usaha mereka itu dengan sebutan profesionalisme seniman jalanan. Dan kami tidak merasa bahwa apa yang kami berikan itu merupakan satu bentuk sedekah, tetapi kami menganggap itu adalah sesuatu yang layak mereka terima sebagai imbalan atas jasa yang telah mereka berikan berupa hiburan musik jalanan.
Menurut saya seniman jalanan yang profesional merupakan orang-orang yang harus diberi kesempatan untuk bisa mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Saat ini mungkin (saya tidak tahu tepatnya) telah ada wadah-wadah yang sengaja dibuat untuk menjaring para seniman jalanan yang berbakat, tetapi jumlahnya masih sangat terbatas.
Terlepas dari pro kontra Peraturan Daerah DKI Jakarta tentang Ketertiban Umum Tahun 2007 terkait dengan larangan atas kegaiatan pengemis, pengamen dkk nya, saya berharap semoga para seniman jalanan bisa terus mengasah dan mengembangkan bakat yang mereka miliki melalui wadah-wadah yang memang sengaja diperuntukkan untuk mereka. Betapa banyak para musisi yang saat ini telah meraih sukses dahulunya berasal dari jalanan, permasalahannya hanya terletak pada peluang dan kesempatan. Semoga ke depan Pemerintah semakin memperhatikan nasib para seniman jalanan.
Salut buat pengamen jalanan yang memang profesional.
ReplyDeleteBuat yang ngasal, apalagi menimbulkan keresahan apalagi suka nodong... males deh...
Khusus buat yang profesional, diimbau bisa ikut ajang adu bakat. Siapa tau bisa sukses spt Aries jadi jawara Indo Idol.
@adelays
ReplyDeleteiya betul sekali mas, kita yang mendengarkan mereka juga jadinya appreciate banget...
Wah betul banget tuh, seharusnya para seniman jalanan bisa ikut dalam ajang2 seni seperti Indo Idol, pokoknya harus percaya diri lah! btw kira2 seniman jalanan ada yang baca tulisan ini gak yah hehehe...
salut, ternyata orng yg terpinggirkan punya bakat dan keahlian yg tak bisa dianggap remeh, mudah2an bisa berlanjut menjadi orng besar.. :mrgreen:
ReplyDeletesebutan seniman jalanan bagi saya itu salah satu nama paten seorang seniman. saya membedakannya dng pengamen yg asal jrang-jreng atau sekedar bertepuk tangan utk mendapatkan rupiah.
ReplyDeletesaya tidak sayang mengeluarkan uang lebih utk seniman jalanan ini. lagu yg disajikan bisa membuat saya ikutan berdendang dan kaki saya bergoyang :)
mampir dulu dah komentnya nanti, met malam
ReplyDeletesemoga Mba...orang jalanan, tapi rejeki kantoran. mantap.
ReplyDelete@muhammad zakariah
ReplyDeleteiya zak, meskipun orang pinggiran tapi kalau mereka punya bakat dan berusaha mengasah dan mengembangkan bakat tersebut, aku fikir banyak yang bisa sukses kok, InsyaALLAH.
@Kyaine
Sepakat Pak, rasanya kalau tidak memberi lebih justru merasa bersalah, padahal kita telah menikmati hiburan dari mereka. Buktinya Pak Gus sendiri ampe goyang2 kaki hehehe...
@kawanlama95
met pagi...
@Badruz
InsyaALLAH semoga mas Badruz...
Sepertinya di kotaku belum ada yang beginian nih :)
ReplyDeleteSesungguhnya tidak sedikit seniman jalanan yang lebih mumpuni dalam bidangnya ketimbang mereka yang kini telah berstatus sebagai artis ibu kota.
ReplyDelete@kakaakin
ReplyDeletehmm, iya mungkin kalau di daerah pangamen pun masih jarang ya mba...:)
@M Mursyid PW
Iya, kalau kita coba lihat lebih dalam masih ada beberapa orang yang hanya memanfaatkan popularitas yang dimiliki, dan tidak disertai dengan kemampuan yang seharusnya mereka miliki.
Dan mungkin kalau di negeri kita hal seperti ini tidak hanya di bidang seni ya Pak, tapi di bidang yang lain pun hampir sama.
bertahun lalu bundo menikmati sajian dari pemusik jalanan dalam bis Jatinangor-Dipati Ukur. Sering juga request lagu selamat ulang tahun klo ada yg lagi ultah karena penumpangnya kita-kita juga mahasiswa yang pake karcis langganan.
ReplyDeleteKalo yang hanya genjrang genjreng atau modal tepok tangan doang sih saya nggak bakalan kasih uang. Kalo memang suaranya berkualitas dan nyanyi sungguh-sungguh, ya nggak masalah memberi uang pada mereka.
ReplyDelete@nakjaDimande
ReplyDeleteiya yah Bund, jadi inget Jatinangor nih hehehe...Tidak heran bila sekarang kita lihat banyak para pemusik sukses yang berasal dari kota Bandung, mungkin memang orang Bandung bakat seninya besar sekali ya, dan di sana juga banyak wadah untuk menyalurkan bakat mereka. Salut deh...Jadi kapan nih Bund kembali menikmati sajian hiburan dari pemusik jalanan di Bis Jatinangor-Dipati Ukur hehehe
@isnuansa
iya sama mba, saya pun terkadang seperti itu...
heheh iya sebenrnya saya tidak merasa keganggu juga tapi ada preman yang berkedok seniman jalanan itu yg membuat saya sebel
ReplyDeleteblogwalking berkunjung dan ditunggu kunjungan baliknya makasihh :D
@freesms
ReplyDeletewah yoi bener tuh, tidak sedikit jg para preman yg berkedok seniman jalanan. hmm, kalo yg seperti itu sih saya cuekin aja...
ho..ho..emang rejeki mudah mengalir untuk orang-orang yg kreatif
ReplyDeletesalam kenal juja...
ReplyDeletemakasih udah mau berkunjung di blog saia.
:D
saya suka dengan seniman jalanan...
biasanya kalau naik bus klu gak ada uang receh aku kasih rokok.
hâhähä..(sâmBil GoyanG² PinGGuL)
kebanyakan yang ngamennya serius emang di bus-bus antar kota... kalau yang di pinggir jalan atau warung2 kurang mantep... tapi di daerah jaksel ada pengamen lengkap dengan alat band nya... mantap...
ReplyDeleteMemang sebagian diantaranya ada yang memiliki bakat dan yang baik tetapi terhalang kesempatan untuk maju yang tidak ada.
ReplyDeleteAda juga yang alakadarnya.
waktu dibus kota
ReplyDeletemereka membacakan puisi
tentang kritik
tentang hidup
tentang perut yang lapar
tapi entah mengapa
hampir semua penumpang
hanya sibuk melihat jam
sambil mengutuk supir dan kemacetan....
profesionalisme di berbagai bidang memang diperlukan. putusan hukum tak menghalang. sebab Iwan Fals juga dulu berasal dari bagian ini. tapi ia profesional... so...
Rita... Plis kerjain PR dariku ya...
ReplyDeleteKalo berkenan, silakan intip disini http://try2bcoolnsmart.wordpress.com/2010/02/18/ikut-ikutan-ngerjain-pr/
Thanks :)
@oyen
ReplyDeleteBetul sekali, orang kreatif rizkinya kreatif juga datangnya :)
@fai_cong
wah kesenangan dunk mereka dikasih rokok:)
@sauskecap
hmm, di Jakarta Selatan?? saya belum pernah ketemu tuh mba..Mudah2an kapan2 saya ketemu mereka...
@Aldy
iya, kesempatan itu yang sulit mereka dapatkan...Padahal kemampuan mereka tidak kalah kok dengan yg sudah tenar sekalipun.
@hak1m
Iya, musisi sesukses dan setenar Iwan Fals dulu asalnya dari jalanan ternyata...
@kakaakin
Mba, nanti dulu ya, dua hari ini sepertinya belum bisa. InsyaALLAH nanti kalau udah longgar aku kerjain PR nya asalkan tidak sulit aja hehe..
kalau di bandung ke jln,veteran itu paling asik denger seniman jalanan yg tidak hanya suaranya namun musiknya juga bagus.
ReplyDeletebunda dan teman2 sering request lagu , dan suara serta musik mereka benar2 bisa dinikmati.
salam.
nahh... jadi ingat adik-adik yang di sanggar alang-alang... bermula dari menjadi seniman jalanan, ada di antara mereka yang jadi idola cilik RCTI ^^
ReplyDeletetalentanya muantebbb jaya..
begitu juga kalu pas saya naik kereta ekonomi... wuiihh... gak main-main tuh alat musik yang diboyong komplit... bukan sekadar ecek2...
saya salut sama mereka...
haha coba deh dari jalur blok m ke jalur pondok labu di sana banyak seniman jalanan yang berbakat tuh, hehe..
ReplyDeletewah jadi inget temen2 pengamen di daerah tanjung barat pasar minggu. semoga kalian sukses selalu...
ReplyDeletesalam
Memang ada pengamen yang bermartabat dan pengamen yang tak bermartabat. Itu kelihatan dari alat dan suaranya.
ReplyDeleteAda yang hanya tepuk2 doank.
Selamat pagi nduk.
Saya datang lagi untuk mengokoh-kuatkan tali silaturahmi sambil menyerap ilmu yang bermanfaat. Teriring doa semoga kesehatan,kesejahteraan,kesuksesan dan kebahagiaan senantiasa tercurahkan kepada anda .
Semoga anda hari ini lebih baik dari kemarin.Amin
Saya juga mengundang sahabat untuk mengikuti acara TUMPENG MILAD di BlogCamp
Terima kasih.
Salam hangat dari Surabaya
setuju...
ReplyDeletekita berdayakan mereka yang memang menghargai profesi :D
Hebatt...Salut pada postingannnya. Salam kenal ya.. Kalau boleh tukeran link dan kutunggu kunjungan balik. OK mat berkarya lagi...
ReplyDeletebila seorang seniman jalanan menghargai profesinya maka ia akan berusah sebaik-baiknya dan kesan itu sudah terbangun di sebagian masyarakat dan kita perlu berikan apresiasi dalam bentuk uang tentunya dan jangan2 ragu - ragu berikan yang terbaik ya misal 50 ribu 100 ribu ( wah sangup ga ya) ataupun 1000 rupiah dengan sebuah pujian untuk mereka.
ReplyDeletedan tentu saja ada sisi yang tak tertampak di kalangan mereka, apakah mereka mempunyai komunitas yang terorganisir, atau sekedar hanya iseng saja dengan kawan2 mereka.
banyak hal tentunya yang belum kita telusuri secara dalam, entah di bandung aku belom pernah menelusuri seniman jalanan yang dibandung. namun di jakarta , ada diantara komunitas mereka yang mendapat apresiasi dari masyarakat di pakai untuk hal2 yang negatif dan juga terkadang kalangan mereka wadah seniman jalanan untuk mempublikasikan( baca propaganda) hal2 yang perlu disebarkan lewat masyarakat di bis2 , kereta mereka melakukan soft propaganda kepada masyarakat terkadang kitapun menikmati propaganda tersebut. ini hanya sekelumit dari beberapa komunitas mereka, tidak megeneralisir
Selamat pagi sahabatku
ReplyDeleteSaya datang lagi untuk mengokoh-kuatkan tali silaturahmi sambil menyerap ilmu yang bermanfaat. Teriring doa semoga kesehatan,kesejahteraan,kesuksesan dan kebahagiaan senantiasa tercurahkan kepada anda .Semoga pula hari ini lebih baik dari kemarin.Amin
Saya juga menyampaikan kabar gembira bahwa sahabat mendapatkan tali asih berupa sebuah buku dalam acara Tumpeng Milad.
Silahkan di cek BlogCamp pada artikel berjudul Tali Asih Milad.
Terima kasih.
Salam hangat dari Surabaya
@Bundadontworry
ReplyDeleteiya, enaknya gitu Bund kita bisa request, jadi kita benar-benar bisa menikmati lagunya...
@nisa
iya, itu adalah salah satu contoh seniman jalanan yang profesional dan pandai memanfaatkan kesempatan yang ada ya Nis...
@Reza Fauzi
Hmm, di jalur blok M ya? aku jarang ke daerah situ Za...InsyaALLAH kapan2 kalau ke sana semoga bertemu mereka...
@ofaragilboy
Hmm, semoga mereka dalam keadaan baik dan sukses selalu ya...
@BlogCamp
Terima kasih Pakdhe atas infonya, dan kemarin aku sudah ikutan. Alhamdulillah ternyata hari ini aku termasuk salah satu yang mendapatkan tali asih Milad dari Pakdhe. Terima kasih ya Pakdhe:)
@dian
setuju Bu...
@UMS Edukasi RSBI
Terima kasih, semoga ada "sesuatu" yang bisa diambil dari tulisan sederhana ini. Salam kenal juga ya, dan terima kasih atas kunjungan sahabat. Boleh atuh, ayo kita tukeran link..
@kawanlama95
Ya kita beri yang terbaik sesuai dengan kemampuan kantong kita tentu saja kak...
Dan terkadang kita sulit untuk mengetahui apakah mereka adalah bagian dari sebuah komunitas atau tidak. Yang terpenting sih selama mereka bersikap sopan dan profesional maka siapapun akan menaruh respek kok terhadap mereka...
klo ada yg ngamen terus lagunya enak, suara nya bagus dan bersemangat, saya tak kkan sungkan memberinya uang
ReplyDeletebetul mbak, pengamen seniman itu emang jarang, tapi ditunggu2. saya juga pernah bertemu di jogja pengamen yang benar2 seniman :)
ReplyDeleteTabea... Salam kenal. Nice blog. Thanks,-
ReplyDeleteterimakasih dah singgah di blog kami...
ReplyDeletesalam kenal dari Pekanbaru :D
tidak mustahil seniman jalanan itu nanti akan sukses dunia seni yang digelutinya, jika dia benar-benar gigih dan profesional
ReplyDeletejadi inget duLu jaman kuLiah..
ReplyDeletekaLau mudik pasti ketemu pengamen di bis kota..
saya sampai hafaL lagu2 mereka...
Mudahmudahan Seniman jalanan ada yang mbaca mbak..
ReplyDeletedan terinspirasi.
Ditunggu updateannya mbak
Setuju mba..Penampilan dan perfomance juga harus diperhatikan. Ga asal kecrek dan genjreng...lalu nyanyi sesuka hati. Setelahnya menyodorkan bungkusan permen untuk diisi uang oleh para pendengar.
ReplyDeleteBerkunjung lagi Mba Rita.
ReplyDeleteDengerin para pemusik jalanan yang profesional emang serasa mendengarkan pemusik kelas wahid. seperti pemusik yang udah terkenbal lainnya. Kesempatan itu seharusnya datang dengan kejujuran.
Pembelaan ini mungkin karena pengalaman. hehehe...
aku berkunjung dalam keadaan apapun jua, dalam semangat profesioanlisme blogger, selamat siang semogfa tetap bersemangat dalam menjalani hari2nya.
ReplyDeleteKalo pengamen jalanan yg profesional emang enak didengar, tp yg ngawur, walah? G ketulungan deh.
ReplyDeleteTapi kadang-kadang jadi ga enak kalau ketemu pengamen yang bagus... pas lagi ga bawa duid mereka ngamennya bagus... mau ngaasih ga bisa... ga ngasih rasanya ga memberi penghargaan yang layak...
ReplyDeletesaya justru kalo lagi naek angkot.. pengen sekali ada pengamen yang mau naek dan menyanyi
ReplyDeletesaya sangat suka dengan suasana yang bikin suasana jadi adem.
apalagi kalau pas agak malem2.. ada pengamen yang menyanyi lagu2 cintanya Ungu, ST12, Dewa... dst
wah saya pasti bakalan ndengerin dengan penuh penghayatan.. hahaa..
aniwe... kangen juga naek angkot. kangen ama pengamen2 itu
aku pernah ketemu dengan pengamen perempuan yang masih muda,cantik dan kelihatannya dia benerbener ngamen untuk apresiasi seninya
ReplyDeletesalut banget
dan aku suka suaranya
siang gini kalo naek bis enak nya dengerin pengamen sambil dengerin lagu2 yang indah . di tol citeureup sebelum berangkat biasanya seeh ada pengamen yang profisional mau dengerin ga . mangkanya ke cibinong
ReplyDeleteMampir ya Mbak....
ReplyDeleteMampir boleh khan mbak.. sekalian numpang baca aja.
ReplyDelete