Itu adalah sepenggal kata dari seorang teman ketika tadi pagi kami sempat chat via YM, setelah saya bertanya padanya apa yang berbeda dari dirinya sekarang ketika dia telah memiliki seorang ”pangeran” dalam hidupnya. Temanku itu baru melangsungkan pernikahan sekitar seminggu yang lalu. Kemudian dengan lancarnya mengalirlah cerita dari dia tentang segala hal yang dirasa, yang pada intinya bahwa menikah menjadikan hatinya menjadi lebih tenang dan tenteram, meskipun yang namanya riak-riak kecil itu akan selalu ada, apalagi pada masa awal-awal pernikahan katanya.
Dan di tengah-tengah cerita itu ujung-ujungnya dia mengeluarkan kata-kata yang cukup provokatif menurut saya, ya seperti judul di atas itulah. Lalu saya jawab: ”bukannya aku tidak ingin segera menikah mba, tapi masalahnya sama siapa???”, jawabku menimpali kata-katanya. ”Kemarin ketika aku pulang ke Riau, ada siih yang serius ingin melamar, tapi aku gak bisa melangkah bila belum ada keyakinan dalam hati” lanjutku dengan penuh keseriusan. Dan mba itu pun kemudian menjawab yang pada intinya adalah bahwa kesiapan dan keyakinan hati itu sebenarnya adalah sebuah proses, kita tidak akan bisa langsung merasakan bahwa kita yakin secara penuh terhadap sebuah keputusan atau pilihan. Nah sekarang kamu mau tidak menjalani dengan sabar proses itu sampai kamu bisa merasakan bahwa hatimu berada pada tingkat keyakinan yang penuh untuk melangkah. ”Jadi jalani aja dulu prosesnya” tambah temanku itu dengan tidak kalah seriusnya.
Ah aku tak tahu apakah memang benar seperti itu dalam kenyataannya atau tidak, karena aku adalah tipe orang yang benar-benar tidak bisa berjalan ketika masih ada ganjalan di dalam hati, sekecil apapun itu. Sehingga terkesan sekali kalau aku ini tipe orang yang sangat konservatif dalam mengambil sebuah keputusan, ”alon-alon asal kelakon” kalau kata orang Jowo sih *semoga istilah bahasa Jawanya tidak salah*.
Jangankan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius seperti pernikahan, bahkan ketika ada yang sekedar ingin ”berkenalan” pun, kalau kesan pertama di hatiku tidak sreg dan yakin, maka aku akan memilih untuk menghindar daripada nanti malah menyakiti hati seseorang tersebut. Meski sebenarnya pada tahap awal tersebut aku pun belum bisa memastikan bahwa dia tidak baik buatku. Tapi karena aku adalah tipe orang yang sangat percaya pada kata hati, sehingga bila hati belum bilang ”Ya!”, maka aku pun belum akan berani untuk melangkah. Dan itulah aku. Tentunya pasti ada sisi positif dan negatif dari sikap yang seperti itu, namun yang pasti buat aku melangkah dalam kondisi hati mantap dan yakin itu adalah sebuah kemestian, karena pernah beberapa kali aku mencoba paksakan untuk melangkah dalam keraguan, dan hasilnya sangat mengecewakan!.
Kembali pada kata-kata provokatif temanku itu, aku jadi teringat pada seorang teman yang pernah bilang: ”menikah membuat hidup kita menjadi lebih terarah dan teratur mba”, katanya suatu hari. Memang benar seperti itu adanya mungkin, karena toh aku sendiri belum merasakannya secara langsung. Namun dari yang aku lihat pada sikap adikku yang baru menikah beberapa bulan yang lalu, aku benar-benar melihat perubahan itu pada dirinya. Dulu ketika masih bujang, setiap malam pasti selalu keluar rumah dan pulang ketika sudah larut dan paginya sudah menghilang lagi entah kemana. Namun kemarin ketika aku pulang kampung, dan melihat dia setiap malam kok selalu ada di rumah yah, dan kalau pun pergi itu pasti bersama istrinya. Hmmm, bener-bener bikin iri aja tuh anak hehehe...
Tapi aku sangat percaya kalau menikah itu bisa membuat hati menjadi lebih tenteram, karena ALLAH sendiri kan yang mengatakan bahwa Dia menciptakan manusia itu berpasang-pasangan untuk saling memberikan rasa tenteram di hati masing-masing. Dan saat ini hidupku memang seperti sedang berjalan di tempat, sering merasa sepi dan jenuh. Bahkan sering juga terserang penyakit disorientasi hidup. Hmm, apa mungkin karena belum menikah yaa?, maybe yes! maybe No! :).
Ayo bapak-bapak, ibu-ibu yang sudah menikah, berbagilah dengan kami-kami yang masih sendiri tentang bagaimana perubahan yang terjadi pada diri kalian ketika telah menikah, agar kami tercerahkan dan bisa segera menyusul kalian, meski sekarang sebenarnya belum jelas juga sih mau menikah dengan siapa hehehehe...Tapi yang pasti kalau kata Bundo NakjaDimande ”saat ini dia sedang berjalan ke arahmu Rit”, InsyaALLAH...*sambil nebak-nebak siapa yah kira-kira yang sekarang sedang berjalan ke arah ku, habis yang ditunggu-tunggu tak jua kunjung datang:)*.
wakh memang bener buanget....nikah cepat akan tentram dan mempunyai makna ibadah yang sangat tinggi
ReplyDelete@JR
ReplyDeleteNah sebenarnya itu tuh yang paling mendasar: "mempunyai makna ibadah yang sangat tinggi". trims mas sudah ikut menambahkan.
Aku datang kak rita.
ReplyDeleteAku datang kak rita.
ReplyDeleteLho komenku lgsg dua..buruan kak nikah! hehe, ngikut temennya kak rita..
ReplyDeleteAda award di rumah kak, mungkin bisa sedikit menentramkan. Salam
ReplyDelete@Dasir
ReplyDeleteHehehe, iya buruan nikah Sir!, biar hatimu tenteram hehehe...
dia sungguh sedang berjalan ke arahmu Rita..!
ReplyDeletesaan bundo dalam taaruf, kita buang semua prasangka.. Allah akan kirim petunjuk bagi kita, melalui cara-caraNYa.
selamat menunggu kekasih Rita..
buruan nikahi gue
ReplyDelete:D
Rita tinggal membuka pintu hati saja, krn ia datangnya bisa dengan sangat tiba-tiba.
ReplyDeleteKamu tahu alamat rumahku kan? jangan lupa kirim undangan pernikahanmu nanti.
Kok cerita ini aku banget ya... :)
ReplyDeleteWelcome to the club... :mrgreen:
Begitulah, Sist... Kata orang-orang kita terlalu pemilih, tidak membuka hati, dll...
Padahal, saat aku mulai membuka diri menerima seseorang yang ingin melamarku...eehh, tiba2 dia mengurungkan niatnya... :(
So...skarang mari kita bersama2 menunggu "seseorang yang sedang berjalan menuju ke arah kita..."
memang persiapan yang akan memperkuat niat. dan kemudian ketika niat telah mencapai penuh insyaAllah engkau akan menemukan pangeran yang terbaik dan tertepat untukmu...
ReplyDeletejadi keep going ajah...
:)
@nakjaDimande
ReplyDeleteHmm bener banget!, "saat taaruf harusnya kita bisa membuang semua prasangka", cuma susah banget yah Bund membuang semua prasangka dan ekspektasi yang berlebihan, hiks:(...Tapi aku memang sedang berusaha memposisikan hati bisa netral kepada siapapun Bund, kata temenku sih agar kita lebih mudah memilai sejauh mana kita bs cocok dg seseorang tersebut...
@si Rusa Bawean
ayo buruan nikahi gue hehehe...*ada ada aja!*
@guskar
Iya yah, berarti bener tuh kata temenku Pak, kalau mau lebih mudah menerima seseorang, bukalah hati selebar-lebarnya, dan selalu posisikan hati itu dalam keadaan netral kepada siapapun *cuma susaaaah banget!*. Cuma masalahnya aku justru tipe orang yg ketika telah terkait pada satu hati, agak sulit pindah ke yang lain hihihi...
@Kakaakin
Hmm, aku udah lama kali sist gabung ke club ini hehehehe...Iya bener banget tuh!, banyak yg bilang kalo aku tuh pemilih, padahal aku justru jarang banget milih, karena sekian tahun hatiku hanya terfokus pada satu hati, jadi ujung2nya yah begini deh, terlalu banyak waktu yg terbuang, hiks...Siiip!! mari kita maksimalkan ikhtiar agar yang ditunggu segera datang, ganbatte!!!
@hak1m
amiiin ya Rabb...semoga pangeran itu udah deket,jadi gak pake lama nunggunya hehehe...
*kok kayaknya udah mupeng banget yah, padahal gak gitu2 amat sih heheh*
semoga mba rita bisa cepat menyusul temannya yg sudah memiliki pangeran itu yaaa.... ih, aku juga pingin tau. wkwkwwkk... amiin. :)
ReplyDeletebener mbak.. buruan.. jangan ditunda.. apalagi cewek umur sekitar 24-28 itu harus [menurut saya] nikah lho mbak.. mungkin ada blogger yang mau mencomblagi [atau bahkan melamar]..siapa tahu jodoh..
ReplyDelete@fadhilatul muharam
ReplyDeleteamiin..., dan semoga Dhila juga segera dipertemukan dengan sang pangeran impian yah:)
@thepenks
ayo ayo siapa blogger yang mau jadi mak comblang hehehe...who knows! siapa tahu jodoh:), btw jodoh dengan siapa nih mas hehehe?:)
Menurut saya sekarang cuma tinggal soal niatnya mbak Rita, kalau memang sudah berniat melangkah ke sana InsyaAllah nanti akan ditunjukkan jalan olehNya, jadi bukan hanya masalah sreg atau tidak sreg yang tidak berkesudahan..hehe.
ReplyDeletemampir mbak. . salam knal. .
ReplyDelete@nakjaDimande: Mande emang bener2 selalu bijak. Jangan lupa selalu doakan Rita, Mande. Doa orang bijak seperti Mande insya Allah makbul :)
ReplyDeletesaya juga pengen buruan, tapi mungkin masih dikasih kesempatan utk nyari nafkah dulu, hehe
ReplyDelete@tukangphoto
ReplyDeleteduh mas tukangphoto bener banget, berarti saya harus luruskan kembali niat, dan tidak terlalu fokus pada sreg atau tidak sreg nya hati yah:), semoga saya bisa. terima kasih mas
@technosurvivor
salam kenal kembali mas. terima kasih kunjungannya.
@Khery Sudeska
Sepakat Bang, Bundo memang selalu bijak memberikan wejangan pada anak2nya:).
@nurrahman
Iya, gak salah kalau mau nyari nafkah dulu. Tapi ingat, kan nyari nafkah setelah nikah bukannya lebih berkah yah *hehehe sok iye deh aku*
semoga mbak Rita mendapatkan jodoh yang terbaik yang telah dipersiapkan Allah untuk mendampingi dunia dan akhirat.
ReplyDeletesekarang atau nanti yang jelas Allah sudah menjadikan manusia untuk hidup berpasang²an ...
yakinlah itu
nikah.. membuat hati tenang... sebagian.
ReplyDeletesisanya adalah proses melalui badai paska pernikahan.
dan ternyata, menikah itu pintu gerbang bermulanya cerita kehidupan yang lebih dalam. semakin dalam, hati memang akan tenteram, tapi semakin dalam pula, hati akan tumbuh dalam tekanan yang tak terkira.
ketika aku dipertemukan dengan AA, doaku : " Ya ALLAh, jika menurut-Mu ia yang terbaik untukku maka dekatkanlah ia denganku. Tapi jika menurut-Mu ia buruk untukku , tolong jauhkan ia dariku."
ReplyDeleteSemoga Rita bisa segera menemukan laki-laki pilihan Allah itu
Sama mba, bukannya gak mau, tapi sama siapa coba?
ReplyDeleteKalo ajah nikah itu bisa sendiri, dari dulu saya nikah :D
@nia
ReplyDeleteamiin,terima kasih mba...Semoga Kesabaranlah yang kan selalu menemani...
@elmoudy
Hmm, katanya sih rasa tenteram itu satu sisi dari pernikahan, dan badai adalah sisi yang lainnya. Tinggal bagaimana kita menyikapi ketika badai itu datang...Karena bahagia dan derita kan memang bagai dua sisi sungai yang akan selalu hadir sepanjang sungai itu masih ada...
@Desri Susilawani
Doa yang indah mba...amiin ya Rabb..
@kaka
hehehe, yaelah kalau sendiri sih bukan nikah atuh mba namanya, dan bersyukur nikah itu gak bisa sendiri, melainkan harus ada pasangannya heehehe...*ada ada aja nih mba:)*
Yup saya setuju sekali sama Mbaknya, kesiapan dan keyakinan hati adalah sebuah proses
ReplyDeleteKata "bosku" kesiapan itu diukur dari seberapa bisa menunjukkan kepantasan kita di depan orang-orang terdekat kita seperti orang tua dan keluarga.
ReplyDeleteKata "sahabatku" menikah itu bukan hanya menyatukan dua insan manusia, tetapi menyatukan dua keluarga, maka kita sebaiknya jauh2 hari sudah mempersiapkan diri. Untuk bisa sampai akad menikah butuh proses. Nah dia ngusulin cepat2 majuin proposal...he he he tetapi aku belum juga, targetku 2011 (kayak judul film aja)
mungkin ini problem yang sama bagi yang belum nikah ya...termasuk saya :D
ReplyDeletebukan ngak mau yaa tp belum waktunya aja ketemu :D
makanya doain blue dong biar ketemu jodoh
ReplyDeletesalam hangat selalu
blue selalu mensup[ortmu kawan
Menikahlah bila umurmu sudah mencukupi. Siap tidak siap, menikah itu menjadi kewajiban. Tinggal nyari sama siapanya hehehe...
ReplyDeleteHhmm...Ada betulnya juga sich Mbak..
ReplyDeleteCOba dech nyari calon yang orangnya merupakan lulusan Al Azhar ..(keinget sama KCB nich)
:)
Cepat atau lambat, sang Pangeranmu Insyaallah akan segera muncul kok Mbak...
Jangan sampai cepat2 namun dapat yang tidak tepat.. ;)
Salam semangat selalu
Berkkunjung mendoakan sahabat biar cepeet ketemu jodoh terbaiknya..salam
ReplyDeletekalau menurut saya sih sreg itu memang harus ada. cuman masalahnya gimana mbak rita bisa sreg kalau hatinya masih difokusin ke hati yang entah dimana..
ReplyDeletekalo memang nggak bisa dilanjut kenapa gak dilupakan aja? dan mulai jelajahi hati yang lain.
selamat menjelajah! :-)
Tentu saja menikah membuat hati lebih tentram serta lebih kuat menghadapi kehidupan. Berdua tentu lebih kuat daripada sendiri.
ReplyDeleteBerdoa, minta Allah diberi "jodoh sejati". Saya doakan dapat jodoh yang sejati bukan jodoh-jodohan. Amin.
Selamat berjuang.
berjabat dengan yusuf kalla
ReplyDeletebertemu dengan sang blogger
bercengkrama bersama sang penulis
bertatap bersama sang akuntan sukses
dan
meminum air terjun di malino
bermain bersama ombak di pantai bira Bulukumba
meminum kopi di sinjai yang indah
tertawa sedih melihat sapi di jeneponto
seyum indah bermandi bahagia
memancar dari lubuk hati yang terdalam
ketika jiwa ini kembali keperaduan kembali sunyi
sepi sendiri menanti asa yang tak tertebak
menunggu malam-malam yang dingin
ketika jiwa mengharu rasa
terseok mencari ketentraman di hati dan raga
dalam perjalanan kata dan nyata
membungkus jiwa ini
dan aku menanti atau bergerak menuju ketentraman ini?
hanya Allahlah yang tahu
sayang diriku gaptek bos bos
ReplyDeleteKok blm update, Rita :)
ReplyDeleteMenikah = Niat + dateng kerumah ortu + akad nikah
ReplyDeleteMenikah = Perkenalan + peyelidikan + pertukaran pemikiran + berfikir ulang + di terima
menikah = mau + sama-sama mau + cocok + jadi
Tentram = saling mencintai, menerima kekuarangan masing-masing, saling mempercayai, dan membagi perasaan
++++++++++++++++++++++++++++++++++++==
Cukup sulit berkomentar untuk topik ini karena yang di minta koment adalah bapak-bapak yang sudah menikah.
Bila hati sudah terpaut maka sulit untuk merubah keinginan. Aku hanya berdoa kepada Allah semoga rita mendapat Jodoh yang cocok amien
mencari kecocokan saat ini seperti membeli membeli barang di warung namun barang itu sudah habis.
Bagiku cocok itu adalah menjawab sms
*loh kok aku nga nyambung*
Bukannya yang terakhir itu emang sengaja kan gak disambungin?:), gomen...hmm membuat orang menunggu itu ternyata menyenangkan hehehe...*Kabuuuurrrr*
ReplyDeleteKeknya Rita niy terlalu menganut salah satu elemen dalam accounting frame work ... CONSERVATISM hahaha... becanda deng Ta..
ReplyDeleteSaran gw, mari kita gunakan "Matching cost against revenue".. hahah .. maksutnya kalo qta mo calon yg baik, perbaiki dulu diri kita.. kalo kita mo yg soleh perbaiki dulu tingkat kesolehan qt..
ini berlaku ntuk gw juga ko : )
Sory niy aga accounting, keknya ni lebih nyambung hahah
Sip, beneer banget Joe! perbaiki dulu diri sendiri baru berharap mendapatkan seseorang yg baik pula. Dasar nih bapak yg satu ini, kayaknya dah cinta banget yah ama accounting:)
ReplyDeletemudah sekali Mbak Rita, bukalah saja hatimu pd siapapun, maka Allah swt yg akan mengatur semuanya, menikah punya nilai ibadah yg tinggi sekali, yg bisa menjadikan kita seorang ibu, dimana surga itu ada dibawah telapak kakinya, mulia sekali khan, Mbak.
ReplyDeleteSalam.
hmm, iya saya sepakat. Buruan Nikah!, tenteran hati ini, mantap raga ini, he..
ReplyDeletentar menyesal lho, karena teman2ku juga banyak yang bilang, Aku Menyesal...kenapa nggak dari dulu nikahnya" ...ha..ha..
kenapa yah orang suka berbasa basi dengan pertanyaan itu. mengganggu banget tau gak sih
ReplyDelete*curcol*
@zulhaq
ReplyDeleteaku bisa merasakan kekesalan hatimu dengan pertanyaan mereka itu Zia *curcol juga*