Friday, May 07, 2010
BaRiSaN SuNgKai di UjuNg SeNja…
Suatu senja dalam dekapan belantara
Langit cerah berganti kelabu, aku terpaku
Memandang barisan sungkai di hadapanku,
Tengah bergoyang ke kanan, lalu ke kiri
Menari ikuti irama melodi sang bayu…
Sengkuang, Air Upas_Kalbar
13 April 2010.
=========================================================
* Senja itu selepas bekerja aku duduk bermenung seorang diri, memandang dan menikmati indahnya gerakan pohon sungkai yang berbaris di depan kantor. Dalam hati aku bertanya apakah yang telah membawa dan mengantarkanku ke tengah belantara ini?. Sedikitpun aku tak pernah menyangka akan sampai dan menginjakkan kakiku di sini. Terkadang aku merasa telah salah dalam melangkah, namun kemudian aku tersadar, bahwa tak akan pernah sejengkal pun kaki ini bergerak tanpa seizin NYA…
Semuanya berjalan laksana sungai yang sedang mengalir. Irama-NYA yang terus menuntunku, bergerak membawaku ke penghujung senja…
** Suatu hari, seseorang yang telah tinggal selama enam bulan di perkebunan di pedalaman Kalbar tempat saya bekerja berucap kepada saya : “wah ternyata barisan sungkai itu indah ya, saya baru sadar, padahal sudah enam bulan loh saya tinggal di sini”…
Mendengar ucapannya saya jadi terfikir, bahwa memang sering kali kita sangat lambat untuk bisa menangkap “keindahan” yang tersaji di hadapan mata kita. Dan sering kali pula ALLAH membukakan mata batin kita melalui orang lain untuk bisa melihat dan menikmati “keindahan” itu…
==========================================================
* Sungkai dengan nama latin peronema canescens atau sering disebut juga sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus termasuk ke dalam famili verbenaceae. Daerah penyebaran sungkai ini di Indonesia adalah di Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan keseluruhan Kalimantan. Tempat tumbuh di dalam hutan tropis dengan tipe curah hujan A sampai C. Tinggi pohon mencapai 20-30 m. Kegunaan sungkai cocok untuk rangka atap, karena ringan dan cukup kuat. Selain itu juga dipakai untuk tiang rumah dan bangunan jembatan (Sumber: www.dephut.go.id).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
jadi inget guru Biologi SMA ku yang sexy... :D
ReplyDelete(maaf) izin mengamankan KEDUA dulu. Boleh kan?!
ReplyDeleteTempat kerja yang oke banget, Mbak. Rimbun, sejuk menentramkan jiwa
Tapi koq gambarnya g sesuai dengan keindahan yang dimaksudkan ya mbak???Hmmm...apakah ini berarti mengambarkan suasana hati si empunya blog ini "yang lagi mendung" banyak tertekan masalah , sewaktu menulis coretan yang sederhana ini :)
ReplyDeletemengapa awan itu begitu gelap, cerahnya berganti kelabu.
ReplyDeletetetapi sungkai yang merupakan falimy dari jati adalah pohon yang cukup kuat
semoga kita bisa kuat dan menjulang seperti sungkai itu
@Hari Mulya
ReplyDeleteHmm, aku tebak!, sepertinya guru biologinya perempuan yah:),makanya jadi teringat terus hehehe, tapi aku juga kalau sedang membaca atau mendengar istilah-istilah latin yang teringat pertama kali adalah pelajaran Biologi:)
@alamendah
Boleeeh, mangga disantap KEDUA nya:), iya pastinya sangat rimbun mas Alam, lah wong di tengah hutan:).
@hanyanulis
weiiiis anda benar bung!!, pada saat menulis itu rasanya hati ini ingin berlari meninggalkan itu semua, tapi Alhamdulillah ALLAH memberikan kekuatan..
@Jumialely
iya, itulah yang membuat saya terpaku Bu, begitu cepat suasana cerah itu berganti kelabu...Tapi gerakan barisan sungkai itu melahirkan keindahan tersendiri pada saat saya duduk di sana...Semoga kita bisa kuat dalam berbagai suasana dan kondisi, amiin.
terbayang sejuk dan indahnya tempat Mbak Rita bekerja , penuh dgn pemandangan indah dr pohon sungkai.
ReplyDeletesalam
Sebuah bait puisi yang indah
ReplyDeleteKehidupan memang seringkali kita tak meyangka .Seringkali dihadapan kita sebuah pilihan atau tidak ada pilihan lain. Tapi kesempat.an bisa diciptakan tergantung apa yang menjadi Visi dan apa yang kita inginkan. Namun apa yang telah kita usahakan seringkali berbenturan apa yang dinamakan Takdir .Itu bila sesuatu telah diupayakan. Namun Allah tetap punya kehendak Semoga Allah selalu melindungi dan memberi keberkahan untuk Mbak rita. Salam sehat selalu. Mohon ijin link sudah kami masukan ke bloggrol kami. Semoga bisa berkunjung
Sungkai itu apa sih Mbak, masih tetap bingung meski udah baca berulang
ReplyDeletebaru denger nama sungkai aku tau nya jati sabrang rita
ReplyDeletesemoga betah di belantara sana dengan keindahannya :D
Selamat siang Ritaaa..
ReplyDeleteSungkai itu seperti Rita, bergerak indah, ringan dan kuat.
seperti puisi dan pic itu, indah!
hmm,dramatis y penggambarannya penuh misteri tersembunyi....heheheh
ReplyDeletesalam hangat dari blue
p cabar
coba sesekali melihat ke langit dan tanaman2 ,kemudian melihatlah dengan mata hati ,bukan dengan mata biasa,lihat bahwa mereka semua sujud kepada Allah
ReplyDelete(QS 13 :15) "Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. "
dengarkan dengan hati apa kata mereka,bahwa mereka semua bertasbih kepada Tuhannya.
(QS 17 :44) Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
bagi hati yg mengerti ,ada keindahan dibalik semua ciptaaNYA,mari kita syukuri semua nikmat Allah ini
keindahan yang diciptakan Sang Maha Kuasa memang tiada duanya...
ReplyDeleteangin diciptakan sebagai penyejuk jiwa dan raga
air diciptakan sebagai penenang kesombongan manusia...
pohon dan ranting diciptakan sebagai peneduh bagi yang ingin berteduh...
awan indah diciptakan sebagai pemandangan yang menentramkan indera mata kita...
semua keindahan alam itu adalah karunia Maha Besar dari Sang Pencipta
salam kenal selalu ya bu...
http://ayahkuhebat.wordpress.com
rita masih di sana dirimu? Kapan balik?
ReplyDeletehm..pantes saya gag pernah liat di sini, ternyata sungkai gag ada di Bali..:)
ReplyDeleteitulah lukisan ilahi,
ReplyDeletetersembunyi oleh kesibukan duniawi
hanya menampakan ketika kita sendiri
merenung akan indahnya alam...dan
terbesitlah sebuah ucapan,
indah nian alam-Mu, subhanallah.. ^^
Postingan ini membuat aku mengingat sesuatu yang besar
ReplyDeleteaku berdiri mematung memandang sunyi
mencekam ....
pohon tinggi menjulang kelangit laksana sedang
berdoa kepada Khalik
Rimbun dedaunan menghirup udara sejuk indah terbuai
aku berdiri mematung
rindu
ya rinduku pada hutan
Hutan di duri Riau
de(nama hutanya yang di duri ga tau )
mata adalah karema tercangih yg bisa meng-capture segala keindahan..tp pandangan mata sangat dipengaruhi kondisi hati :D..langit di atas kita pun sebetulnya selalu manyajikan keindahan, matahari terbit dan senja di sore hari :D
ReplyDeleteblogwking here guys...
ReplyDeleteSubhanallah... indahnya ya mbak...
ReplyDelete^_^ ajak aku duduk di sana, menikmati indah barisan sungkai ;)
weeeeeh klu tempat kerjanya seperti itu aku ju9a betah
ReplyDeleteadem rita :)
indah nian sun9kainya ...
alam semesta adalah pelajaran bagi org yg mau berfikir
ReplyDeleteAlam menyiratkan pesan
ReplyDeleteTentang harmini
Tentang keindahan
Tentang penghambaan
Salam dahsyat
ReplyDeleteDua jempol untuk Rita yang cantik, yang peka terhadap alam sehingga menghsilkan tulisan yang apik.
ReplyDeleteKapan menulis tentang Riau di Plesiran sayang ? Saya tunggu dengan serius nich-mumpung slot lagi kosong.
Salam hangat dari Plesiran- blog untuk mempromosikan pariwisata daerah anda secara gratis. Jika artikel dimuat maka pengirimnya akan mendapatkan tapi asih berupa sebuah buku yang menarik dan bermanfaat. Silahkan bergabung dengan Plesiran.
Terima kasih
Selamat malam Rita, Pandeglang adalah kota kelahiranku, dekat serangkan ? makanya aku membayangkan betapa indahnya kota kelahiranku itu, ditambah dengan suasana senja yang menambah melankolis suasana hati, ditambah jauh dari keluarga terbukti jika hati perlu dicintai. Trims inspirasinya.
ReplyDeleteRegards, agnessekar.com
Alhamdulillah... :-|
ReplyDeleteMasih terdapat kawasan hijau yang indah.
Blognya bagus, bisa saling tukar Liks.
Maturnuwun