Tuesday, April 06, 2010

KaNgeN SuaRa PaNggiLaN iTu...

Pagi ini adalah subuh ke dua aku jalani di pedalaman Kalimantan Barat. Ada satu hal yang aku sangat merasa kehilangan selama dua subuh yang telah aku lalui, juga pada saat-saat lain ketika akan memasuki waktu shalat...

Satu hal yang sangat aku kangeni itu di sini adalah suara adzan. Selama aku memasuki pedalaman Kalimantan Barat ini tepatnya di desa Sengkuang, Kecamatan Air Upas, kabupaten Ketapang Kalbar aku sudah tak pernah lagi mendengar suara adzan secara langsung. Ya jelas saja di sini aku tinggal di areal perkebunan kelapa sawit di tengah-tengah hutan, tak ada mushala apalagi masjid. Hal itu bisa dimaklumi karena penduduk muslim di sini sangat jarang.

Suara adzan itu ternyata benar-benar ngangeni ya. Biasanya di subuh hari suara adzan lah yang membangunkanku dari peraduan, siang hari suara itu pula yang mengingatkanku dari kesibukan dunia, hingga malam menjelang suara adzan itu memberikan pelajaran kepadaku bahwa begitu cepatnya waktu berlalu, siang beranjak pergi dan disusul dengan kehadiran layar malam penuh misteri.

Berbahagia dan bersyukurlah bila saat ini diantara kita masih bisa setiap waktu ketika akan shalat mendengar merdu dan indahnya suara panggilan itu, dan itu adalah sebuah anugerah yang ALLAH berikan kepada kita sebab tidak semua orang bisa merasakan nikmat itu setiap saat seperti aku saat ini. Dan menurutku salah satu cara kita mensyukurinya yaitu dengan segera memenuhi panggilan itu ketika ia telah memanggil. Semoga kita semua bisa mensyukurinya, amiin...

===========================================================
NoTes:
Tulisan ini dipublish di tengah-tengah lemotnya koneksi, ya maklum saja tempat yang aku kunjungi ini berada dalam dekapan hutan belantara. Oya mau pamer dulu sedikit, perjalanan aku ke Sengkuang ini selain ditemani AQ-nul Karim dan kertas kerja, juga ada sebuah buku yang sengaja aku bawa tuk menemani yaitu sebuah Buku NH Dini ”La BaRka”. Buku itu berasal dari salah seorang blogger tangguh di zaman ini yaitu Pak guskar dengan padeblogan nya yang selalu ramai dengan tulisan2 yang bermutu. Terima kasih sangat Pak Gus, bukunya langsung jalan-jalan ke Kalbar nih:).

Oya aku juga minta maaf, di sini aku kesulitan untuk ngeblog dan BW ke tempat kawan2, maklum deadline ketat dan koneksi lemot hehehe...Mohon doa nya ya temans...makasih sudah berkenan tuk mampir ke blog ku yg sederhana ini...


47 comments:

  1. (maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
    Tapi banyak juga yang tidak bisa mensyukuri ketika mendengar saura pgangilna itu

    ReplyDelete
  2. (maaf) izin mengamankan KEDUA dulu. Boleh kan?!
    Selamat menikmati suasana pedalaman yang minim koneksi internet...

    ReplyDelete
  3. Ya aku akan setia mengunjungi blogmu. Sebuah keindahan andzan subuh akan terasa lebih indah bila mana kita jarang mendengar adzan subuh lalu mendengarnya. Sebuah tantangan pekrjaan . Sebuah perjalanan yang luar biasa. Semoga tetap konsisten dalam menulis .

    Kalo kangen adzan , gimana kalo aku aza yang adzan lewat telpon . tapi suaranya ga seindah adzan di deker masjid Rita di Cempaka Putih. He he he

    ReplyDelete
  4. hwaaa, Rita lagi jauh menyeberang pulau..

    ngga ada yang azan ya..? bisa minta tolong teman2 yang pria buat azan. hehhe Rita kesana ngga sendirian kan.

    Selamat menkmati pedalaman Kalimantan, ttdj.. ditunggu kisah dan foto-fotonya ya Rit.

    ReplyDelete
  5. tanpa kita sadari ternyata suara adzan di muka bumi ini terus bersahut-sahutan seLama 24 jam sehari ga pernah berhenti...

    ReplyDelete
  6. Weks... jauh amat ??
    Tips untuk mbak Rita, donlot mp3 adzan dan setel setiap waktu sholat... semoga bisa mengobati kangennya.

    ReplyDelete
  7. Assalamu'alaikum... sebenarnya sangat rugi apabila kita tidak mendengar suara adzan satu hari saja, nah untuk Anti yang ingin mendengar suara adzan cobalah install di kompi Anti ini link downloadnya.. http://www.islamicfinder.org/ kecil koq memorinya.. selamat mencoba dan sukses di Kalimantan..

    ReplyDelete
  8. saya yakin Rita msh menyimpan suara adzan di hati, yg dulu sekali dikumandangkan ayah di telinga kananmu. setiap saat suara itu menemani dan menuntunmu.
    **syukur deh, nekjika masih sempat membaca buku di tengah kesibukanmu. lumayan sementara sbg pengganti ngeblog, ketika nggak dpt koneksi inet

    ReplyDelete
  9. kebayang deh tempat kek gitu, sampe suara adzanpun gak terdengar lagi. apalagi, dengan fasilitas dan teknologi yang memadai yah.

    btw, kamu disitu kerja apaan? jauh amat???

    ReplyDelete
  10. Ada Tiga Hal Ibu Rita ...

    #1. Saya bisa merasakan kerinduan Ibu Rita akan suara indah itu ...
    bagaimana kalau next time ibu rita merekam suara azan di mp3 ... lalu bisa ibu setel di waktu-waktu masuk shalat ...
    Sebagai pengganti kerinduan ibu ...

    #2. Mas Gus memang baik ya ...
    Terbukti bukunya bisa menemani ibu Rita sampai ke Kalimantan Barat

    #3. Have a nice trip BU ...
    Semoga sehat-sehat selalu ...
    Jaga kesehatan ... OK ???

    Salam saya

    ReplyDelete
  11. Tulisan km membangkitkan kecintaan saya terhadap suara panggilan Allah yang satu itu..Panggilan Allah cuma dua hal, adzan dan panggilan kematian. Sebelum kita mendapati panggilan yang jenis kedua, tak ada salahnya kita selalu memaknai panggilan yang jenis pertama.... Naise share

    ReplyDelete
  12. pertama : mbak rita berhasil membuat saya iri, karna bisa jalan2 sambil kera, :D, huehehe
    kedua : saya doakan semoga sukses keraanya, adi teringat pernah hidup di balikpapan beberapa tahun lalu :D

    ReplyDelete
  13. asal suara azannya masih ada di hati rita. met kerja, met menikmati kekayaan keberagaman alam di sana yah

    ReplyDelete
  14. met menjalankan tugas ya mba...dan selamat menikmati indahnya ciptaan Tuhan :D

    ReplyDelete
  15. di kalimantan tugas atau dalam rangka apa nih...lama ga mampir..moga tetap istiqomah di sana ya..amin..

    ReplyDelete
  16. selamat berjuang..
    salam kenal, baru mampir :)

    ReplyDelete
  17. selamat bekerja mbak, salam kenal

    ReplyDelete
  18. Hehehe..jadi ingat, pas pulang ke kampung halaman, pingin sesekali Adzan di masjid, krn tidak PD dengan suara..memilih waktunya pas shubuh biar gak banyak orang yang dengar.

    ReplyDelete
  19. Rindu itu merambat ke relungku... *membayangkan dekapan belantara*

    Semoga Islam bisa meluas di sana, amiin...

    Hati-hari ya mbak Rita ^^

    ReplyDelete
  20. ia mba, suara azan itu ngangenin, dulu pernah kost d tempat yang jauh banget dari mesjid, ga bisa dengar azan, sedihnya...

    ReplyDelete
  21. waahh rit pindah tugas??? Kapan balik lagi ke jakarta? Jangan2 dah kecantol ma cowok di sana ya? Hehehehe, btw ngaudit apaan disana? Audit kelapa sawit ya?
    Miss u sistaku

    ReplyDelete
  22. kangen sma blue juga tidak,kawan.......hehhe
    salam hangat dari blue
    p cabar

    ReplyDelete
  23. mantab... berkunjung ke hutan belantara.. dan ketika kebelantaraan diluar membungkus, maka yang terjadi adalah letupan iman... semoga

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah masih kangen dengan suara itu. Saya juga pernah mbak sewaktu harus tugas di lokasi pedalaman Kaltim... Taukan religi suku dayak, hehehe...

    Salam sahabat dari Balikpapan.

    ReplyDelete
  25. Subhanalloh, tugas apa kak rita didalam hutan, ngitung pohon kelapa sawit ya?hehehe..

    ReplyDelete
  26. Sayangnya masih banyak sudara2 kita yang menganggap enteng panggilan Ilahi itu ya yank.
    Adzan sufah berkumandang masih saja ngurusi ayamnya yg dikandang.
    Salam rindu selalu

    ReplyDelete
  27. Disekitar rumah saya adzan bersahut2an dari kiri-kanan-muka-belakang jadi rame sekali dan nikmat, apalagi jika subuh.
    Mari kita tegakkan sholat.
    salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  28. beberapa pekerja lelaki yang muslim perlu diminta untuk mengumandangkan adzan di kebun sawit, sekaligus membangun ukhuwah sesama perkerja muslim

    ReplyDelete
  29. Pangilan adzan sebuah keindahan dan suara adzan yang masih tergiang adalah suara adzan yang terdengar di Telinga kami pada saat orang Tua kami wafat. Yaitu ketika subuh tahun 2003.

    Kami dulu pernah di pedalaman Hutan sawit dan pada saat itu kawan2 yang berkumandangkan Adzan. dan kamipun sholat berjamaah di hutan sawit.

    Sebuah pengalaman menarik dan berguna
    Tetap semangat ya....
    Salam dari kami

    ReplyDelete
  30. semoga Mbak Rita selalu sehat dlm menjalankan tugas dipedalaman kalimantan.
    Ditunggu utk cerita2 ttg daerah tsb ya Mbak sebagai oleh2 utk kami.
    salam

    ReplyDelete
  31. ditunggu kunjungannya di launching rumah baru saya jumialelydotcom
    salam mbak rita

    ReplyDelete
  32. wah kalau blue keseringan alfa jika subuh menjelang.pasti terlambat
    salam hangat dari blue

    ReplyDelete
  33. Salam Takzim
    Saya juga merasakan saat kunjungan ke pedalaman sulawesi takbir subuh merdu membangunkan tidur yang dingin.
    Kapan balik bu
    Salam Takzim Batavusqu

    ReplyDelete
  34. sudah cukup lama tidak ke sini...
    seperti biasa slalu ada ruang perenungan di sini...
    hmm... saya jg sudah lama tidak denger suara azan subuh... kenapa yaa.. apa dosaku udah makin tebel ..

    ReplyDelete
  35. malam kawanku
    semoga harimu nice y
    salam hangat dari blue

    ReplyDelete
  36. Setuju Mbak Rita,
    Suara adzan itu betul2 ngangenin. Itu baru disuatu tempat di negara kita yang nota bene penduduk Islamnya terbesar didunia saja masih ada 'blankspot' nya kaya gitu, apalagi di negara lain yang mau sholat aja susah.

    ReplyDelete
  37. Aku bersyukur banget, karena tinggak di kampung yang bila masuk waktu sholat, suara azan akan terdengar bersahut2an dari beberapa mesjid :)
    Rit, skalian ke arah timur dikit... mampir ke kotaku, Samarinda, ya... :)

    ReplyDelete
  38. Salam sehat , apakah mbak rita sudah pulang. Semoga lancar dalam perjalanan , semoga ada artikel menarik

    ReplyDelete
  39. ikutan kartiian di blue u tak keberatankan?
    salam hangat dari blue

    ReplyDelete
  40. dah dengerin adzan subuh lagi kan, kalo gitu ditunggu kedatangannya di tempatku ya.

    ReplyDelete
  41. Sudah kembalikah Kak Rita, ditungggu oleh2nya ya sambil mendnegarkan adzan,,salam

    ReplyDelete
  42. de , tuliskan pengalamanya dari perjalanan di bandara samapi pontianak, ketapang dan sampe singkawang terus , pengalaman di hutannya seperti apa. di tunggu ya ceritanya terus ketemu sama siapa aja tuh.

    Sukses ya

    ReplyDelete
  43. suara itu memang indah,
    ketika hati yang mendengar tentu lebih indah...
    tanpa disadari itu sebuah panggilan sayang dari -Nya, Ia mengundang kita untuk bertemu dengan-Nya :)

    ReplyDelete
  44. WELCOME TO SENGKUANG,,,

    ReplyDelete

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin