Pagi ini adalah subuh ke dua aku jalani di pedalaman Kalimantan Barat. Ada satu hal yang aku sangat merasa kehilangan selama dua subuh yang telah aku lalui, juga pada saat-saat lain ketika akan memasuki waktu shalat...
Satu hal yang sangat aku kangeni itu di sini adalah suara adzan. Selama aku memasuki pedalaman Kalimantan Barat ini tepatnya di desa Sengkuang, Kecamatan Air Upas, kabupaten Ketapang Kalbar aku sudah tak pernah lagi mendengar suara adzan secara langsung. Ya jelas saja di sini aku tinggal di areal perkebunan kelapa sawit di tengah-tengah hutan, tak ada mushala apalagi masjid. Hal itu bisa dimaklumi karena penduduk muslim di sini sangat jarang.
Suara adzan itu ternyata benar-benar ngangeni ya. Biasanya di subuh hari suara adzan lah yang membangunkanku dari peraduan, siang hari suara itu pula yang mengingatkanku dari kesibukan dunia, hingga malam menjelang suara adzan itu memberikan pelajaran kepadaku bahwa begitu cepatnya waktu berlalu, siang beranjak pergi dan disusul dengan kehadiran layar malam penuh misteri.
Berbahagia dan bersyukurlah bila saat ini diantara kita masih bisa setiap waktu ketika akan shalat mendengar merdu dan indahnya suara panggilan itu, dan itu adalah sebuah anugerah yang ALLAH berikan kepada kita sebab tidak semua orang bisa merasakan nikmat itu setiap saat seperti aku saat ini. Dan menurutku salah satu cara kita mensyukurinya yaitu dengan segera memenuhi panggilan itu ketika ia telah memanggil. Semoga kita semua bisa mensyukurinya, amiin...
===========================================================
NoTes:
Tulisan ini dipublish di tengah-tengah lemotnya koneksi, ya maklum saja tempat yang aku kunjungi ini berada dalam dekapan hutan belantara. Oya mau pamer dulu sedikit, perjalanan aku ke Sengkuang ini selain ditemani AQ-nul Karim dan kertas kerja, juga ada sebuah buku yang sengaja aku bawa tuk menemani yaitu sebuah Buku NH Dini ”La BaRka”. Buku itu berasal dari salah seorang blogger tangguh di zaman ini yaitu Pak guskar dengan padeblogan nya yang selalu ramai dengan tulisan2 yang bermutu. Terima kasih sangat Pak Gus, bukunya langsung jalan-jalan ke Kalbar nih:).
Oya aku juga minta maaf, di sini aku kesulitan untuk ngeblog dan BW ke tempat kawan2, maklum deadline ketat dan koneksi lemot hehehe...Mohon doa nya ya temans...makasih sudah berkenan tuk mampir ke blog ku yg sederhana ini...
(maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
ReplyDeleteTapi banyak juga yang tidak bisa mensyukuri ketika mendengar saura pgangilna itu
(maaf) izin mengamankan KEDUA dulu. Boleh kan?!
ReplyDeleteSelamat menikmati suasana pedalaman yang minim koneksi internet...
Ya aku akan setia mengunjungi blogmu. Sebuah keindahan andzan subuh akan terasa lebih indah bila mana kita jarang mendengar adzan subuh lalu mendengarnya. Sebuah tantangan pekrjaan . Sebuah perjalanan yang luar biasa. Semoga tetap konsisten dalam menulis .
ReplyDeleteKalo kangen adzan , gimana kalo aku aza yang adzan lewat telpon . tapi suaranya ga seindah adzan di deker masjid Rita di Cempaka Putih. He he he
hwaaa, Rita lagi jauh menyeberang pulau..
ReplyDeletengga ada yang azan ya..? bisa minta tolong teman2 yang pria buat azan. hehhe Rita kesana ngga sendirian kan.
Selamat menkmati pedalaman Kalimantan, ttdj.. ditunggu kisah dan foto-fotonya ya Rit.
tanpa kita sadari ternyata suara adzan di muka bumi ini terus bersahut-sahutan seLama 24 jam sehari ga pernah berhenti...
ReplyDeleteWeks... jauh amat ??
ReplyDeleteTips untuk mbak Rita, donlot mp3 adzan dan setel setiap waktu sholat... semoga bisa mengobati kangennya.
Assalamu'alaikum... sebenarnya sangat rugi apabila kita tidak mendengar suara adzan satu hari saja, nah untuk Anti yang ingin mendengar suara adzan cobalah install di kompi Anti ini link downloadnya.. http://www.islamicfinder.org/ kecil koq memorinya.. selamat mencoba dan sukses di Kalimantan..
ReplyDeletesaya yakin Rita msh menyimpan suara adzan di hati, yg dulu sekali dikumandangkan ayah di telinga kananmu. setiap saat suara itu menemani dan menuntunmu.
ReplyDelete**syukur deh, nekjika masih sempat membaca buku di tengah kesibukanmu. lumayan sementara sbg pengganti ngeblog, ketika nggak dpt koneksi inet
kebayang deh tempat kek gitu, sampe suara adzanpun gak terdengar lagi. apalagi, dengan fasilitas dan teknologi yang memadai yah.
ReplyDeletebtw, kamu disitu kerja apaan? jauh amat???
Ada Tiga Hal Ibu Rita ...
ReplyDelete#1. Saya bisa merasakan kerinduan Ibu Rita akan suara indah itu ...
bagaimana kalau next time ibu rita merekam suara azan di mp3 ... lalu bisa ibu setel di waktu-waktu masuk shalat ...
Sebagai pengganti kerinduan ibu ...
#2. Mas Gus memang baik ya ...
Terbukti bukunya bisa menemani ibu Rita sampai ke Kalimantan Barat
#3. Have a nice trip BU ...
Semoga sehat-sehat selalu ...
Jaga kesehatan ... OK ???
Salam saya
Tulisan km membangkitkan kecintaan saya terhadap suara panggilan Allah yang satu itu..Panggilan Allah cuma dua hal, adzan dan panggilan kematian. Sebelum kita mendapati panggilan yang jenis kedua, tak ada salahnya kita selalu memaknai panggilan yang jenis pertama.... Naise share
ReplyDeletepertama : mbak rita berhasil membuat saya iri, karna bisa jalan2 sambil kera, :D, huehehe
ReplyDeletekedua : saya doakan semoga sukses keraanya, adi teringat pernah hidup di balikpapan beberapa tahun lalu :D
asal suara azannya masih ada di hati rita. met kerja, met menikmati kekayaan keberagaman alam di sana yah
ReplyDeleteSemoga sukses saja ya Mbak.
ReplyDeletemet menjalankan tugas ya mba...dan selamat menikmati indahnya ciptaan Tuhan :D
ReplyDeletedi kalimantan tugas atau dalam rangka apa nih...lama ga mampir..moga tetap istiqomah di sana ya..amin..
ReplyDeleteselamat berjuang..
ReplyDeletesalam kenal, baru mampir :)
selamat bekerja mbak, salam kenal
ReplyDeleteHehehe..jadi ingat, pas pulang ke kampung halaman, pingin sesekali Adzan di masjid, krn tidak PD dengan suara..memilih waktunya pas shubuh biar gak banyak orang yang dengar.
ReplyDeleteRindu itu merambat ke relungku... *membayangkan dekapan belantara*
ReplyDeleteSemoga Islam bisa meluas di sana, amiin...
Hati-hari ya mbak Rita ^^
ia mba, suara azan itu ngangenin, dulu pernah kost d tempat yang jauh banget dari mesjid, ga bisa dengar azan, sedihnya...
ReplyDeletewaahh rit pindah tugas??? Kapan balik lagi ke jakarta? Jangan2 dah kecantol ma cowok di sana ya? Hehehehe, btw ngaudit apaan disana? Audit kelapa sawit ya?
ReplyDeleteMiss u sistaku
semoga aku trenyuh dengar adzan
ReplyDeletekangen sma blue juga tidak,kawan.......hehhe
ReplyDeletesalam hangat dari blue
p cabar
mantab... berkunjung ke hutan belantara.. dan ketika kebelantaraan diluar membungkus, maka yang terjadi adalah letupan iman... semoga
ReplyDeleteAlhamdulillah masih kangen dengan suara itu. Saya juga pernah mbak sewaktu harus tugas di lokasi pedalaman Kaltim... Taukan religi suku dayak, hehehe...
ReplyDeleteSalam sahabat dari Balikpapan.
Subhanalloh, tugas apa kak rita didalam hutan, ngitung pohon kelapa sawit ya?hehehe..
ReplyDeleteSayangnya masih banyak sudara2 kita yang menganggap enteng panggilan Ilahi itu ya yank.
ReplyDeleteAdzan sufah berkumandang masih saja ngurusi ayamnya yg dikandang.
Salam rindu selalu
Disekitar rumah saya adzan bersahut2an dari kiri-kanan-muka-belakang jadi rame sekali dan nikmat, apalagi jika subuh.
ReplyDeleteMari kita tegakkan sholat.
salam hangat dari Surabaya
beberapa pekerja lelaki yang muslim perlu diminta untuk mengumandangkan adzan di kebun sawit, sekaligus membangun ukhuwah sesama perkerja muslim
ReplyDeletePangilan adzan sebuah keindahan dan suara adzan yang masih tergiang adalah suara adzan yang terdengar di Telinga kami pada saat orang Tua kami wafat. Yaitu ketika subuh tahun 2003.
ReplyDeleteKami dulu pernah di pedalaman Hutan sawit dan pada saat itu kawan2 yang berkumandangkan Adzan. dan kamipun sholat berjamaah di hutan sawit.
Sebuah pengalaman menarik dan berguna
Tetap semangat ya....
Salam dari kami
semoga Mbak Rita selalu sehat dlm menjalankan tugas dipedalaman kalimantan.
ReplyDeleteDitunggu utk cerita2 ttg daerah tsb ya Mbak sebagai oleh2 utk kami.
salam
ditunggu kunjungannya di launching rumah baru saya jumialelydotcom
ReplyDeletesalam mbak rita
wah kalau blue keseringan alfa jika subuh menjelang.pasti terlambat
ReplyDeletesalam hangat dari blue
Salam Takzim
ReplyDeleteSaya juga merasakan saat kunjungan ke pedalaman sulawesi takbir subuh merdu membangunkan tidur yang dingin.
Kapan balik bu
Salam Takzim Batavusqu
azan adalah sesuatu yag menambah semanagt!
ReplyDeletesudah cukup lama tidak ke sini...
ReplyDeleteseperti biasa slalu ada ruang perenungan di sini...
hmm... saya jg sudah lama tidak denger suara azan subuh... kenapa yaa.. apa dosaku udah makin tebel ..
malam kawanku
ReplyDeletesemoga harimu nice y
salam hangat dari blue
Setuju Mbak Rita,
ReplyDeleteSuara adzan itu betul2 ngangenin. Itu baru disuatu tempat di negara kita yang nota bene penduduk Islamnya terbesar didunia saja masih ada 'blankspot' nya kaya gitu, apalagi di negara lain yang mau sholat aja susah.
Aku bersyukur banget, karena tinggak di kampung yang bila masuk waktu sholat, suara azan akan terdengar bersahut2an dari beberapa mesjid :)
ReplyDeleteRit, skalian ke arah timur dikit... mampir ke kotaku, Samarinda, ya... :)
Salam sehat , apakah mbak rita sudah pulang. Semoga lancar dalam perjalanan , semoga ada artikel menarik
ReplyDeleteikutan kartiian di blue u tak keberatankan?
ReplyDeletesalam hangat dari blue
dah dengerin adzan subuh lagi kan, kalo gitu ditunggu kedatangannya di tempatku ya.
ReplyDeleteSudah kembalikah Kak Rita, ditungggu oleh2nya ya sambil mendnegarkan adzan,,salam
ReplyDeletede , tuliskan pengalamanya dari perjalanan di bandara samapi pontianak, ketapang dan sampe singkawang terus , pengalaman di hutannya seperti apa. di tunggu ya ceritanya terus ketemu sama siapa aja tuh.
ReplyDeleteSukses ya
suara itu memang indah,
ReplyDeleteketika hati yang mendengar tentu lebih indah...
tanpa disadari itu sebuah panggilan sayang dari -Nya, Ia mengundang kita untuk bertemu dengan-Nya :)
WELCOME TO SENGKUANG,,,
ReplyDelete