Tuesday, August 17, 2010

15 MeNiT beRsaMa Andhika...

Suatu sore ketika aku pulang dari kantor dan hendak berjalan menuju kosan, tiba-tiba hujan turun dengan sangat derasnya. Pas pula saat itu aku sedang tidak membawa payung, sehingga akhirnya aku putuskan untuk menyewa ojek payung. Andhika namanya, sang pemilik payung tersebut. Saat ini ia duduk di kelas 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

Mengapa tiba-tiba aku ingin bercerita tentang seorang anak yang bernama Andhika itu?, karena ada beberapa jawaban yang sangat menyentuh hatiku yang terlontar dari mulutnya ketika di tengah percakapan kami aku bertanya padanya: ”Andhika sekolah dimana?”, ”di SMP Muhammdiyah”, jawabnya, ”oh ya???” kataku sedikit kaget. ”Hebat nih anak memilih sekolah agama di tengah-tengah pemikiran sebagian besar anak remaja zaman kini yang pastinya cenderung lebih memilih sekolah umum” kataku dalam hati. Lalu aku iseng melanjutkan pertanyaan:”ngomong-ngomong kenapa memilih Sekolah Muhammadiyah Dhik?”, dan dengan polosnya ia pun menjawab: ”karena diminta oleh ibuku kak, dan aku ingin membahagiakannya selama masih bersama”. ”Subhanallah” ada rasa kagum yang tiba-tiba hadir mengisi ruang hatiku, ”ya ALLAH anak sebelia ini begitu dalamnya memaknai kewajiban berbakti dan membahagiakan orang tua”.

Sejenak ingatan ku melayang kepada sosok Amak yang terdapat dalam cerita Novel ”Negeri 5 Menara”, betapa Amak sangat bersikeras agar Alif bersedia masuk sekolah agama agar kelak ia bisa menjadi seorang ahli agama, yang akan menyampaikan ayat-ayat ALLAH di muka bumi ini. Betapa mulia niat Amak kepada anaknya, Amak sangat prihatin dengan pemikiran sebagian besar remaja atau orang tua yang hanya memutuskan memilih sekolah agama untuk anak mereka karena nilai yang rendah atau tidak mencukupi untuk masuk sekolah umum, bukan karena ingin belajar dan memperdalam ilmu agama.

Dan saat ini saya sedang berhadapan dengan salah satu remaja yang memutuskan masuk sekolah agama karena alasan yang sama, diminta oleh orang tua. Bedanya mungkin, Alif pada awalnya merasa keberatan dengan permintaan amaknya, sementara anak belia yang ada di hadapanku secara sukarela memenuhi permintaan ibunya masuk sekolah agama dengan alasan karena ingin membahagiakan ibunya. Subhanallah...

Memang tidak kita pungkiri bahwa ada beberapa sekolah agama yang kualitasnya masih harus terus ditingkatkan, apalagi kalau saya perhatikan agak jarang terdengar sekolah agama yang menjadi sekolah favorit di suatu daerah. Sebagian besar sekolah favorit didominasi oleh sekolah-sekolah umum baik milik pemerintah maupun swasta. Tapi bukan berarti tidak ada sekolah agama yang kualitas nya bagus, saya fikir masih banyak yang bagus, hanya mungkin kurang terekspos karena orang memang cenderung lebih merasa bangga bersekolah di sekolah umum daripada sekolah agama (mungkin termasuk diri saya sendiri ketika dulu memutuskan memilih masuk sekolah umum dibanding sekolah agama). Dalam hati aku berharap semoga kelak Dhika akan merasakan manfaat tak ternilai yang dia dapatkan dengan masuk ke sekolah agama, sesuai dengan harapan orang tuanya, insyaALLAH...

Kembali ke Andhika, ada satu jawaban lagi yang membuat hatiku terkagum dibuatnya. Saya melanjutkan percakapan dengannya, ”di sekolah, apa pelajaran yang paling kamu sukai Dhik?” selidikku, ”aku paling suka pelajaran bahasa Indonesia kak!!” jawabnya penuh semangat di tengah deras hujan yang tengah mengguyuri payung kami, eh payung Andhika maksud ku hehehe:). ”Terus suka baca novel juga ga?” lanjutku, ”suka sih kak, tapi yah itu juga kalau ada waktu, karena selain sekolah aku juga harus membantu orang tua mencari uang, seperti yang saat ini aku lakukan, jadi tukang ojek payung”, cerita Dhika meluncur seperti derasnya hujan kala itu. Aku terenyuh mendengar penuturannya. Ah Andhika, kamu seorang anak yang hebat!!.

Ayahnya Andhika adalah seorang kuli bangunan, dan ibunya seorang ibu rumah tangga yang terkadang ikut membantu keuangan keluarga dengan cara mencucikan baju tetangga. Andhika punya seorang kakak perempuan yang telah menyelesaikan SMU tetapi belum mendapatkan pekerjaan, sehingga dia mencoba untuk membantu keluarganya dengan cara yang bisa dilakukannya, salah satunya seperti saat itu menjadi tukang ojek payung.

Tak terasa kami telah sampai ke depan pintu pagar kosan ku, dan tiba saatnya aku berpisah dengan Andhika. Rasanya ingin bisa ngobrol lebih lama dengannya, tetapi hujan yang turun semakin deras membuat aku harus segera masuk ke kosan. Ah semoga nanti bila turun hujan lagi aku bisa berjumpa denganmu Andhika.

========================================================
NoTe A:
Dalam peringatan kemerdekaan NKRI ke 65 tahun, masih sangat banyak anak bangsa ini yang bernasib seperti Andhika, dia harus ikut bekerja di usia yang masih sangat belia agar bisa membantu keuangan keluarga. Ia masih belum ”merdeka” sepenuhnya untuk bisa belajar dan bermain demi mengejar dan meraih mimpi dan cita-citanya. Kemerdekaan negeri ini yang sudah menginjak tahun ke 65 ternyata masih menyisakan PR yang tidak sederhana untuk kita semua, salah satunya yaitu membebaskan anak-anak negeri ini dari ”hal-hal” yang belum menjadi tanggung jawabnya. Semoga sejak hari ini dan ke depan kita bisa mengisi dan memberikan ”sesuatu” bagi negeri tercinta dengan beragam cara dan semampu yang bisa kita lakukan, semoga...

NoTe B:
Untuk sosok Andika yang lain, ”Ipin”, seorang adik, sahabat, dan cowok tengil, yang memiliki mimpi dan bercita-cita bisa pergi ke Jepang atau Cina. Aku doakan semoga sampeyan bisa meraih segala mimpi dan cita-citamu yang masih tergantung di langit:). Seperti kata Andrea Hirata: ”Bermimpilah setinggi langit dan Tuhan akan memeluk mimpimu itu”...Ganbatte ne Dika chan!!. *btw kayaknya aku belum berani taruhan denganmu, siapakah diantara kita yg akan lebih dulu sampai ke Jepang:)*. Mulai saat ini aku akan memperbanyak doa semoga saja bisa bertemu dengan ”koibito” yg akan membawaku terbang ke negeri sakura itu *mimpi.com*.

20 comments:

  1. Bu Rita ...
    Mohon maaf saya ingin bercerita mengenai kondisi di sekolah di sekitar tempat kami ...
    Di daerah kami, sekolah favorit justru berasal dari sekolah Islam.
    Banyak sekolah Islam di tempat kami yang menjadi incaran para pencari sekolah
    Karena prestasi dan mutu lulusan yang sangat bisa bersaing di jenjang selanjutnya ...

    Yang jelas, sama dengan Ibu Rita ...
    Saya tertegun mendengar jawaban Andhika ...
    " ... karena diminta oleh ibuku kak, dan aku ingin membahagiakannya selama masih bersama ..."

    Ah saya terharu sekali membacanya ...

    Salam saya Bu Rita

    ReplyDelete
  2. @nH18
    Iya Om, sebenarnya masih ada kok sekolah islam yang memiliki kualitas bagus dan menjadi favorit, tapi yah itu jumlahnya yang masih harus terus ditambah...Ah semoga ke depan semakin bertebaran sekolah islam yang berkualitas ya Om...

    ReplyDelete
  3. cerita yang sangat menarik mbak Rita...
    menyentuh.. pada sosok Andhika yang tentunya banyak sekali anak-anak lain yang seperti Andhika.. jika saja kita bisa banyak waktu dan materi untuk membantu mereka meraih mimpi-mimpi besarnya... hmm... mimpi.com hahaa

    ReplyDelete
  4. ayo Dhika, kelak kau akan seperti Alif.
    man jadda wajada..!

    ReplyDelete
  5. sipp.. mari memberikan SESUATU bagi bangsa kita Indonesia.. ini tentang apa yg kita berikan, bkn tentang apa yg kita dapatkan..

    *saya salah satu manusia yang ingin ke Jepang suatu saat, tapi sebelum ke Jepang saya pingin keliling Indonesia dulu, baru kemudian di Jepang bisa bercerita apa saja yang ada di Indonesia sama org Jepang.. :)

    ganbatte desu..!

    ReplyDelete
  6. Conto anak yang berbakti pada orang tuanya....

    ReplyDelete
  7. optimis masih bisa, aku hanya bisa menyumbang kata itu :),walopun belum bisa mempraktekannya dgn baik

    ReplyDelete
  8. Semoga Adhika kelak jadi pemuda yang berhasil karena telah patuh pada orang tuanya :)
    Rita, kok nyari koibito sih? Belum halal ;)

    ReplyDelete
  9. @elmoudy
    iya Bang Moudy, andaikan saja kita-kita bisa membantu anak-anak seperti Andhika ini terutama terkait dengan materi, tentu akan bermakna sekali yah...*gak apa2 bermimpi Bang, mudah2an suatu saat menjadi kenyataan:)*

    @nakjaDimande
    semoga Bund, dia menjadi anak yg sholeh dan bermanfaat bagi masyarakatnya...

    @bandit perantau
    wah kita sama dunk Bang Atto, sama2 punya mimpi tuk pergi ke Jepang:), semoga impianmu tercapai yah...Dan saat ini dirimu sedang berkeliling di beberapa pulau di Indonesia kan:)...ganbatte!

    @dafiDRiau
    Betul Bang Dafid

    @nurrahman
    Sipp!!, betul sangat itu Rif, apalagi yg kita punya selain optimis, meski terkadang realisasinya tak semudah mengucapkannnya:)

    @kakaakin
    Amiin ya Rabb, semoga mba...
    Wah kalau dalam kamus aku (Koibito=Kekasih) itu yah pasti lah seseorang yang telah sah menjadi suami aku mba, kalau belum nikah ya tidak akan aku anggap sebagai kobito:). Mungkin sangat berbeda dengan pengertian yg dipahami sebagian besar orang terkait kata koibito ini...Pacaran yg dibolehkan itu kan cuma setelah pernikahan, iya toh:).

    ReplyDelete
  10. eh, ndak sopan ya, sejak kapan mbak nama ku di ganti "ipin"...tapi it's Ok lah, note ttg aku tercantum juga di situ..thank y mbak atas postingannya

    ReplyDelete
  11. eh, ndak sopan ya, sejak kapan mbak nama ku di ganti "ipin"...tapi it's Ok lah, note ttg aku tercantum juga di situ..thank y mbak atas postingannya

    ReplyDelete
  12. de kok ga ada nama saya seeh, mosok adhika mulu. aku jadi males baca neeh.met malam

    ReplyDelete
  13. @Ka Damar
    boleh, insyaALLAH ntar aku add di link ...

    @hanyanulis
    ya tentu saja sejak kamu iseng panggil aku "Kak Ros". Yah untuk sementara Ok, karena aku belum nulis yg aneh2 tentang sampeyan hehehe *piisss*

    @kawanlama95
    tuh ada nama kawanlama95 di komen:)

    ReplyDelete
  14. aku terharu dengan anak2 seperti andhika
    pernah menemukan seorang anak yang sehari-harinya jadi penyemir sepatu, dia cuma tinggal di halte bis waktu itu aku sedang menunggu seorang teman
    anak itu sedang berganti pakaian dengan seragam SD dan seragamnya itu begitu rapi digantung di tiang halte, lalu memakai sepatu dan tasnya lengkap.
    aku tak tau dimana ia menyetrika seragamnya semua terlihat bersih dan rapi dan waktu aku tanyakan dia hanya berdua dengan ayahnya tinggal dan tidur di halte itu.

    semangatnya untuk tetap sekolah sungguh luar biasa.
    mereka kadang membuat aku malu karena tak jarang membuang uang untuk hal tak penting.

    ReplyDelete
  15. Andhika, bocah kecil yang menterjemahkan keinginan orang tua apa adanya.
    Andai saja ditempat saya banyak yang seperti andhika, mungkin saya akan jarang mendengar sang ibu berteriak seperti petir disiang bolong kepada sianak.

    ReplyDelete
  16. @julie
    ckckckck, mereka hebat yah mba. kita patut malu terhadap semangat dan daya juang hidup mereka. Beruntung bila kita bisa bertemu dengan mereka, karena banyak sekali pelajaran hidup yg bisa kita peroleh dari mereka.

    @aldy
    iya, seperti itu lah sosok Andhika, dari obrolan singkat aku dengannya mas...

    ReplyDelete
  17. duh, aku jadi ikut menteskan air mata krn terharu mendengar jawaban Andhika : ''krn ingin membahagiakan ibunya''
    anak yg hebat krn ibunya yg hebat juga pastinya .
    salam

    ReplyDelete
  18. Senang rasanya mendengar cerita seperti ini, bathin terasa terobati, terkadang orang sibuk urusan dunia, sampe lupa sama tujuan akhiratnya.

    Kejar akhiratmu, insyaAllah dunia akan mengikutimu. Semoga ketemu lagi tuh sama Andhika. Tapi malah Jakarta kebanjiran sekarang.

    Salam buat Adek Rita Susanti, terus hidupkan Qalbunya, InsyaAllah kamu salah satu penghuni Syurga. I love you full!

    ReplyDelete
  19. 15 menit yang sangat berarti tentunya :D

    ReplyDelete

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin