Monday, February 15, 2010

Profesionalisme Seniman Jalanan

Jika kita naik bis atau metromini ataupun kopaja di daerah ibu kota Jakarta atau di kota-kota besar lainnya di berbagai tempat di negara kita, maka kita akan menemukan sebuah pemandangan yang sudah sangat biasa yaitu kehadiran para seniman yang berpindah dari satu bis ke bis lainnya, mereka menyebut diri mereka dengan sebutan seniman jalanan.

Mungkin diantara kita ada yang merasa terganggu dengan kehadiran mereka di dalam bis, khususnya bagi para penumpang bis di ibu kota yang sudah sangat biasa disuguhi dengan sikap dan tingkah polah mereka yang terkadang tidak sopan dan kasar. Tentu saja sikap kasar tersebut menyebabkan sebagian penumpang bersikap antipati terhadap kehadiran mereka, dan parahnya hal tersebut menyebabkan kita terkadang menyamaratakan para seniman jalanan itu.

Padahal kalau diperhatikan secara seksama dan dipandang dari kacamata profesi seni, saya melihat ada sebagian dari para seniman jalanan itu yang bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan seninya. Bagi para pengamen misalnya, selain memiliki bakat seni dalam bernyanyi, suara yang bagus, penampilan mereka juga didukung dengan alat-alat musik yang beragam (bukan hanya gitar) sehingga hal tersebut bisa memberikan penampilan yang menarik ketika mereka ”manggung” di dalam bis, akhirnya penumpang pun bisa menikmati dan merasa terhibur dengan penampilan mereka.

Namun sayangnya saya sangat jarang menemukan para seniman jalanan khususnya pengamen yang bisa menghibur seperti itu di ibu kota Jakarta. Seniman jalanan yang bersikap profesional seperti itu dulu banyak saya temui di kota Bandung, salah satunya di daerah sekitar terminal Leuwi Panjang. Saya teringat ketika dulu masih kuliah pada saat pulang kampung atau hendak menuju kota Bandung dengan bis, saat-saat bertemu dengan para seniman jalanan itu adalah salah satu momen yang paling saya tunggu –tunggu ketika melewati terminal. Apalagi jika lagu yang mereka bawakan adalah lagu-lagunya Ebiet G Ade, bisa request deh hehehe..

Ternyata bukan hanya saya yang menantikan pertemuan dengan para seniman jalanan seperti itu, teman saya pun ternyata sangat menunggu-nunggu dan menikmati penampilan mereka. Dan sebagai bentuk apresiasi kami terhadap penampilan mereka yang menghibur, maka kami akan memberi dua kali lipat dari rata-rata yang sering kami beri ketika bertemu pengamen biasa. Saya fikir itu adalah salah satu bentuk apresiasi terhadap usaha sungguh-sungguh dari mereka. Kami menyebut usaha mereka itu dengan sebutan profesionalisme seniman jalanan. Dan kami tidak merasa bahwa apa yang kami berikan itu merupakan satu bentuk sedekah, tetapi kami menganggap itu adalah sesuatu yang layak mereka terima sebagai imbalan atas jasa yang telah mereka berikan berupa hiburan musik jalanan.

Menurut saya seniman jalanan yang profesional merupakan orang-orang yang harus diberi kesempatan untuk bisa mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Saat ini mungkin (saya tidak tahu tepatnya) telah ada wadah-wadah yang sengaja dibuat untuk menjaring para seniman jalanan yang berbakat, tetapi jumlahnya masih sangat terbatas.

Terlepas dari pro kontra Peraturan Daerah DKI Jakarta tentang Ketertiban Umum Tahun 2007 terkait dengan larangan atas kegaiatan pengemis, pengamen dkk nya, saya berharap semoga para seniman jalanan bisa terus mengasah dan mengembangkan bakat yang mereka miliki melalui wadah-wadah yang memang sengaja diperuntukkan untuk mereka. Betapa banyak para musisi yang saat ini telah meraih sukses dahulunya berasal dari jalanan, permasalahannya hanya terletak pada peluang dan kesempatan. Semoga ke depan Pemerintah semakin memperhatikan nasib para seniman jalanan.


Monday, February 08, 2010

Aku Kembaliii...!

Assalamualaikum....Apa kabar sahabat semua???, semoga selalu dalam keadaan sehat dan dalam lindungan ALLAH Swt, amiin. Alhamdulillah akhirnya saya bisa bertemu lagi dengan sahabat semua dalam dunia tanpa raga ini hehehe...Setelah sekitar hampir 2 bulan lamanya saya mengabaikan dunia yang satu ini, karena aktivitas di dunia nyata benar-benar telah menguras habis tenaga dan fikiran saya sehingga keinginan untuk mengunjungi sahabat sekalian di dunia maya harus ditunda dulu...

Terima kasih untuk perhatian sahabat semua yang masih berkenan hadir walaupun tanpa sambutan dari sang pemilik blog. Hmm, artinya saya punya banyak PR BW nih:). Tak sabar rasanya ingin segera mengunjungi satu-satu rumah sahabat semua, tapi ya bagaimanapun harus dicicil deh sepertinya, mengingat sekian banyak rumah yang harus dikunjungi...

Oke sahabat! kita mulai kegiatan BW dari saat ini, tunggu kedatanganku di rumahmu yaaa :).



LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin