Thursday, July 02, 2009

Ketulusan Berbuah Ketulusan

Ketulusan berbuah ketulusan. Itulah kesan yang saya rasakan ketika pagi itu tepatnya hari Minggu 21 Juni 2009 yang lalu saya baru saja berpamitan dengan seorang teman setelah sehari semalam kami melalui hari bersama-sama. Padahal pertemuan saya dengannya kali ini baru pertemuan yang kedua sejak pertama kali kami berkenalan tanpa sengaja dua tahun lalu di bandara Sultan Syarif Qasim Pekan Baru Riau.

Dalam pandangan saya sebagai seorang manusia bahwa pertemuan dan perkenalan kami saat itu adalah benar-benar pertemuan dan perkenalan yang tidak disengaja sedikitpun. Kesamaan nasib lah yang membawa kami pada akhirnya bisa berkenalan, dimana pada saat itu kami sama-sama hampir tertinggal pesawat yang akan kami tumpangi dengan tujuan Jakarta. Dan tujuan kami ke Jakarta pun sama yaitu untuk bekerja mencari penghidupan di rantau orang. Jadi cerita nya anak rantau berkenalan di kampung halamannya nih...;)

Pada saat itu kami sama-sama tidak bisa membawa serta barang bawaan kami terbang ke Jakarta karena bagasi pesawat sudah ditutup dan tinggal menunggu persiapan untuk take off saja. Tetapi petugas penerbangan meyakinkan kami bahwa barang-barang bisa tetap sampai di Jakarta tetapi dengan penerbangan selanjutnya pada hari yang sama. Dan konsukensinya kami harus menunggu kedatangan barang kami tersebut hingga sore hari karena ternyata pesawat kedua pada hari itu baru berangkat pada pukul 16.00 waktu setempat, sementara pesawat yang membawa kami take off sekitar pukul 8.30 pagi. Setibanya di Bandara Soekarno Hatta kami kemudian sama-sama melapor ke perwakilan perusahaan penerbangan yang kami tumpangi agar nanti kami bisa mengambil barang bawaan kami yang dibawa dengan pesawat yang berbeda di sore harinya.

Nah karena pesawat untuk penerbangan kedua baru akan datang sekitar pukul 17 sore, sementara saat itu baru menunjukkan pukul 10 pagi, maka saya putuskan untuk menunggu di kosan saja, karena toh dari bandara ke kosan saya hanya memakan waktu sekitar 1 jam. Dan saat itu teman baru saya tersebut memutuskan untuk ikut ke kosan saya daripada menunggu seharian di bandara seorang diri, dan jadilah kami pulang ke kosan saya yang terletak di daerah Jakarta Utara. Setibanya di kosan, sambil melepas lelah kami pun mengisi waktu dengan ngobrol ngalor-ngidul mulai dari asal-usul keluarga, cerita di masa sekolah, kuliah sampai pada cerita tentang teman-teman dan suasana kerja di kantor masing-masing.

Tak terasa waktu setengah hari pun berlalu begitu cepat, hingga sampai lah waktunya kami harus bertolak kembali ke bandara untuk mengambil barang bawaan kami. Dan tepat pukul 15.30 kami pun berangkat ke bandara Soekarno Hatta. Di dalam perjalanan ke bandara kami sudah tidak banyak bicara, mungkin karena sudah terlalu banyak cerita yang meluncur dari mulut kami sedari tadi, atau juga kemungkinan karena kami sudah didera rasa lelah sehingga membuat kami lebih nyaman untuk berdiam di dalam perjalanan tersebut.

Dalam diam tersebut saya berfikir dan bertanya di dalam hati, kenapa sejak pertama kali bertemu dengan teman baru saya ini tidak ada sedikitpun rasa curiga dan was-was terhadapnya. Saya langsung bisa merasa nyaman berbicara dan berbagi cerita dengan nya hampir setengah harian itu, meski kami benar-benar baru kenal. Padahal saya adalah tipikal orang yang sangat berhati-hati dan cenderung sedikit curiga-an terhadap orang yang sama sekali belum saya kenal, tetapi sikap saya saat itu sangat jauh berbeda dengan sikap saya biasanya. Entahlah, tapi yang pasti jauh di palung hati terdalam, saya bisa merasakan adanya sebuah ketulusan dari teman baru saya ini. Sehingga sikap kehati-hatian dan rasa curiga yang biasanya secara otomatis muncul saat itu telah terkalahkan oleh rasa percaya dan keyakinan bahwa teman baru saya itu adalah orang baik-baik.

Setelah mengambil barang-barang di kantor perwakilan penerbangan yang kami tumpangi tadi, akhirnya kami pun harus berpisah dan saling berpamitan. Di dalam hati terselip rasa haru sekaligus bahagia karena telah saling mengenal satu sama lain, meski dalam waktu yang singkat tetapi kami seperti telah saling kenal sekian lama. Sebelum berpisah tidak lupa kami bertukar nomor HP untuk bisa melanjutkan perkenalan ini ke jenjang yang lebih serius ups! he he he... maksudnya agar bisa saling contact dan menyambung tali silaturrahim ke depannya gitu loh.

Dalam perjalanan ke depan nya sesekali kami saling contact via sms, sekedar menanyakan kabar atau mungkin seputar pekerjaan dan sebagainya. Setahun berlalu, kami pun masih terus ber sms ria, hingga akhirnya kesempatan untuk bersua itu datang. Kami sepakat untuk bertemu di suatu tempat di dekat kosan teman saya beberapa hari yang lalu. Agenda utama kami pada waktu itu adalah nonton!!, sebuah film yang cukup fenomenal dan begitu inspiratif serta menggugah jiwa. Sebuah karya anak bangsa tentunya, karena kita kan cinta produk negeri sendiri he he he...;). Selesai agenda utama, selanjutnya saya putuskan untuk menyambangi (wuih istilahnya ;)) kosan teman saya, selain karena sudah lelah juga jalan dari pagi. Lalu malam itu saya putuskan untuk menginap di kosan teman saya agar bisa mengenalnya lebih jauh. Karena kalau kita ingin mengenal lebih jauh tentang pribadi teman kita, maka cobalah untuk bersamanya semalaman, niscaya sedikit banyak kita akan bisa lebih tahu tentang pribadinya. Begitulah semalaman diisi dengan cerita ngalor ngidul hingga akhirnya kami terlelap. Dan pagi nya kami pun berpamitan, serta berjanji insyaAllah akan ada pertemuan-pertemuan berkesan selanjutnya seperti pertemuan hari itu.

Pernyataan ”selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa” adalah sangat benar dan nyata adanya. Tidak peduli peristiwa apapun itu, baik peristiwa yang membawa bahagia maupun sebaliknya. Karena sejatinya tidak pernah sedikitpun Allah melewatkan setiap momen di dalam hidup manusia tanpa Dia tiupkan di dalamnya roh kebijaksanaan atau hikmah yang bisa dipetik oleh setiap orang yang mengalaminya. Seperti hal nya peristiwa yang telah saya alami dua tahun lalu yaitu hampir tertinggal pesawat dan tidak bisa membawa serta barang-barang saya, tetapi justru karena peristiwa itu akhirnya membawa saya berkenalan dengan seorang teman dan sekarang menjadi teman baik.

Tetapi memang tidak setiap orang bisa memetik hikmah di balik setiap peristiwa yang ia hadapi. Hanya manusia-manusia yang cerdas dan bijaksana lah yang akan senantiasa bisa merasakan kehadiran roh kebijaksanaan itu di dalam setiap penggalan cerita hidupnya. Manusia-manusia seperti itu biasanya memiliki kehalusan rasa dan hati yang sensitif sehingga ia selalu bisa menangkap sinyal kebijaksanaan tersebut. Dan dibutuhkan perjuangan keras dan pengorbanan untuk bisa meraih sensitivitas seperti itu di dalam hati kita. Semoga setiap kita bisa selalu menangkap hikmah di balik setiap peristiwa yang kita temui di dalam kehidupan kita, amiin.

5 comments:

  1. Untung saja mbak Rita bertukar nomer HaPe...jadi masih bisa kontak2an....
    Jadi inget, dulu saat dalam penerbangan Palembang-Pekanbaru sempat kenalan sama seorang dokter..bedanya...Putri lupa minta no HaPe... :((

    ReplyDelete
  2. btw..mbak Rita...
    Sekarang masih sering pulang ke Pekanbaru ?

    Kampungnya mbak Rita di Taluk, ya ?
    Putri kira di Rengat...Putri punya tante yang tinggal di Pematang Reba, lho, mbak... :D

    ReplyDelete
  3. Iya Put, syukurnya wkt itu kami sempat tukeran No.HP...Iya, setidaknya setahun skali pulang kampung pas lebaran. Yup, Kampungku di Taluk Put....Wah Pematang Reba sering tuh aku denger, cm ndak tahu tepatnya di sebelah mana he he...

    Oya makasih ya Put sudah berkunjung, suatu hari pengen deh ketemuan, pas aku mudik ke Taluk...semoga jodoh ya...

    ReplyDelete
  4. Amin..amin...
    Ntar kalo rada lamaan di Pekanbaru..boleh kontak2an lah mbak..
    Insyaallah ntar diusaha-in buat ketemuan..he..he..

    ReplyDelete

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin